VANATHEA __ 1

18.1K 442 8
                                    


Apakah kalian akan menjadi teman atau musuh, kalian tidak akan pernah tau, bagaimana orang itu akan menjadi bagian dari hidup.

*-*-*-*-*

Pukul 06:45 WIB, halaman tampak dipadati oleh para murid yang tengah belalu lalang. Suasana sekolah mendadak ramai ketika sebuah lamborghini veneno merah memasuki halaman sekolah.

Tak lama kemudian, dua gadis cantik keluar dari mobil dengan mengenakan rok hitam pendek selutut. Dasi bergaris merah, putih, hitam. kemeja putih dan mengenakan jas hitam, seragam khas SMA Angkasa.

"Mereka murid baru?"

"Cantik"

"Asyik! Gebetan baru"

"Saingan baru nih"

Begitulah suara bisikan para murid sambil memperhatikan dua gadis cantik itu.

Dua gadis itu berjalan santai membelah kerumunan tanpa memperdulikan bisikan-bisikan heboh disekitarnya. "Permisi, ruang kepsek dimana ya?" salah satu gadis berambut hitam lurus panjang sepunggung bertanya pada salah satu siswi yang kebetulan berdiri didekat mobilnya.

Siswi yang ditanyai itu tampak salah tingkah mendapat pertanyaan yang terkesan tiba-tiba dilontarkan untuknya "Lurus terus, lalu belok kiri. Ruang kepsek ada di lorong paling ujung" jawabnya gugup.

"Terima kasih" kata dua gadis itu serempak lalu dengan gaya keren berjalan menjauh dari kerumunan.

^_^_^_^

"DANIEL! BALIKIN BUKU GUE!" Teriak seorang gadis berpipi cubby, membuat semua murid menutup telinga rapat-rapat.

"Nggak usah teriak juga kali Sya" Daniel tertawa sambil berusaha menghindar dari kejaran gadis bernama Asya, membuat gadis cubby itu semakin jengkel.

Asya bercak pinggang sambil menatap Daniel nyalang. "Balikin, atau gue laporin ke bu Kia" Ancamnya. Kesabarannya berada diluar batas. Sampai kapanpun Daniel adalah musuh bebuyutannya.

"Jangan dong Sya. Lo tega banget nglaporin gue yang ganteng gini ke Bu Kia. Ntar kalo di hukum gimana?" Daniel langsung mengembalikan buku Asya setelah mendengar nama Bu Kia. Salah satu guru killer di sekolah setelah bu Retno. Bukan tanpa alasan Daniel yang nakal itu mau mengalah, Asya memang tak pernah main-main dengan ucapannya.

Asya memutar bola mata malas "Najis. Itu urusan lo, bukan gue"

"Bilang aja, lo cuma mau cari perhatian ke Daniel" Keisya, salah satu gadis yang rupanya menyukai Daniel sejak tahun pertama memasuki sekolah mendengus tak suka melihat ke dekatan Asya dan Daniel.

"Gue? Caper ke dia?" Asya menunjuk dirinya lalu beralih menunjuk Daniel. Ia mendengus jijik "Yang ada Daniel tuh yang caper ke gue. Lagi pula, itu bukan urusan lo. Lo nggak perlu ikut campur" sarkas Asya.

"Jelas urusan gue lah. Daniel itu punya gue. Jangan cari masalah dengan geng Chili?" ucapan Keira membuat Asya berdecih remeh.

"Jadi cewek nggak usah kecentilan deh Kei. Lo bicara seolah gue mau sama lo aja? Yang ada gue kepedesan deket-deket sama lo. Banyak cabe rawitnya. Lagi pula ya, jiwa dan raga gue itu cuma milik Tuhan, kedua orang tua, dan calon pendamping gue kelak" bukan Asya, melainkan Daniel yang menjawab. Ia sudah bosan dengan Keira yang selalu mengejarnya meski sudah ditolak puluhan bahkan ratusan kali.

VANATHEA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang