Dan tanpa kau sadari ketertarikan itu menjadi lebih kuat, didukung dengan bukti yang nyata.*-*-*-*
Tania mengikuti Dean menuju parkiran mobil. Ia segera menaiki la ferari biru milik Dean.
(mobilnya Dean)
5 menit berlalu, tidak ada yang membuka percakapan, Dean sibuk mengemudi sedang Tania sibuk menatap luar jendela. Perlahan namun pasti, titik-titik air mulai jatuh.
"Vanath.." Panggil Tania
"Hm"
"Masih lama ya?" tanya Tania.
"Masih 30 menit lagi. Jalanan lg macet" jawab Dean, membuat Tania kembali pada kesibukan awalnya. 20 menit berlalu dan mereka masih ditempat yang sama. Sepertinya telah terjadi kecelakaan.
Dean melirik Tania yang sejak tadi diam. Kini Tania sedang memeluk dirinya sendiri.
"Dingin?" tanya Dean yang hanya dibalas anggukan. Ia segera menggambil jaketnya yang ada di punggung kursi kemudi lalu menyerahkannya pada Tania. Dean terkejut mendapati wajah Tania yang pucat."Lo sakit?" Dean segera meletakkan punggung tangannya di kening Tania, bermaksut mengecek suhu tubuh tania, dan lagi-lagi Dean di buat terkejut dengan suhu tubuh Tania yang tinggi.
"Lo kok sakit di saat kayak gini sih?" Gumam Dean panik. Ia segera menelfon Virga.
"Apa?" tanya Virga dari sebrang telepon.
"Lo kan pernah nganterin Thea pulang, gue mau lo kasih tau alamat rumah Tania, sekarang" kata Dean panjang lebar.
"Jln. Cendana nomor 5. Rumah tania terlihat paling besar disana. Memangnya kenapa?"
"Thea demam, sekarang dia lagi tidur. Nggak tega gue banguninnya" jelas Dean.
"Demam? Kok bisa?" Virga terlihat panik se seberang sana.
"Ya bisa lah. Namanya juga manusia. Thanks" Dean memutuskan panggilan secara sepihak.
Setengah jam kemudian, Dean telah sampai dirumah Tania.
KAMU SEDANG MEMBACA
VANATHEA [END]
RandomWARNING: FOLLOW PENULIS SEBELUM MEMBACA! Tania Despina Galathea, seorang cewek cantik pindahan dari New York yang cerewet dan periang, namun memiliki banyak masalah dan rahasia dalam hidupnya Deandika Vanath Prawisra, salah satu most wanted sekola...