VANATHEA__15

4.5K 162 5
                                    


Ada alasan kenapa setiap orang bertemu. Kalau bukan dia yang merubahmu, kaulah yang merubah hidupnya.

*-*-*-*-*

Klara dan Erik kembali saling tatap sambil melemparkan senyum. Mereka senang melihat pertengkaran Dean dan Tania.

"Kalian serasi kalau berantem" Ujar Erik.

"Dean itu jarang banget banyak bicara sama cewek. Kayaknya Tania membawa banyak perubahan pada Dean. Iya kan sayang?" Tanya Klara yang langsung dibalas oleh tatapan jijik Dean dan Tania.

"Inget umur Ma" tegur Dean jengah. Dalam hati, Dean mengiyakan ucapan Mamanya. Semenjak ada Tania, Dean memang menjadi lebih terbuka.

Suasana kembali hening, mereka kembali menyantap makanan tanpa banyak bicara.

"Malam semuanya!" Seru Virga membuat semua orang menoleh padanya.

Klara tersenyum senang "Virga, kok baru dateng sekarang sih? Ayo ikut makan malam besama kami"

Virga hanya tersenyum lalu segera duduk di sebelah Dean "Bagaimana kabar Om dan Tante?" Virga bertanya.

"Jangan panggil kami Om dan Tante. Kamu lupa? Udah, ayo dimakan" Klara memberikan sepiring nasi pada Virga.

"Thanks mom" Virga menerima piring itu sambil melirik Dean yang sudah kesal.

Tania tersedak mendengar ucapan Virga barusan. Ia menatap Virga yang hanya dibalas dengan wajah tanpa dosa milik Virga.

"Anak mama itu siapa sih? Dean aja nggak diambilin nasi, kok Virga diambilin?" protes Dean dengan ekspresi datarnya.

"Dean, kamu kan sudah besar. Ya kamu jangan iri. Virga itu sedang dalam masa pertumbuhan" jawab Erik.

Dean dan Tania dibuat menganga oleh ucapan Erik sedang Virga masik memasang watadosnya. Masa pertumbuhan? Mereka nggak salah dengar?

"Pa, Dean sama Virga kan seumuran" Dean memutar bola mata kesal.

"Tapi kamu lebih tua dari Virga. Lihat! Wajahnya aja masih polos. Dia butuh perhatian" tambah Klara.

Tania sudah menepuk keningnya. Rasanya ia ingin lenyap saja dari bumi. Ia sungguh malu. Bagaimana Klara bisa menganggap Virga masih polos.

"Ehem... Maaf aku boleh ikut bicara nggak?" Tania mengangkat tangan kanannya.

"Tentu saja sayang" jawab Klara cepat.

Semua orang kini menatap Tania. "Sebenarnya, apa hubungan om dan tante dengan dia?" Tania menunjuk Virga.

"Virga itu teman dekatnya Dean sejak duduk di bangku smp. Jadi kami sudah menganggap Virga seperti anak sendiri" kata Erik.

Tania mengangguk paham "Tapi, kayaknya Tania lebih setuju sama Dean deh. Kok bisa sih kalian menganggap wajah datar mirip triplek gitu sebagai wajah polos?"

Virga kini berdecak sebal dengan ucapan Tania. Sedang Klara dan Erik saling tatap.

"Enak aja gue dibilang triplek" kata Virga sebal.

VANATHEA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang