Saat kenangan dan pertemuan Indah bertemu bersama. Kau ingin menjadi orang yang lebih baik.
*-*-*-*-*
"Eh, bentar bentar. Kayaknya ada yang kurang deh" Asya memandang sekitar.
"Dimana Virga?" tanya Daniel dan Asya bersamaan. Meraka saling pandang.
Seila berdeham, membuat Daniel dan Asya salah tingkah. "Kenapa kalian nggak jadian aja sih?" tanyanya santai.
Asya menatap Seila tajam. "Nyadar diri kali. Kenapa juga lo nggak pacaran sama Petra?" Tanya Asya balik.
"Gue sama Petra udah jadian kok" kata Seila polos membuat Daniel tersedak Kue sedang yang lain menatap tidak percaya.
"Lo..." Dean menunjuk Petra "Sejak kapan lo pacaran sama Seila"
"Setelah pemenang kontes fotografi diumumkan mungkin" jawab Petra santai.
"Mungkin? Huft... Kenapa lo nggak pernah bilang ke kita?" Daniel menatap Petra tajam. "Tau gitu gue minta traktiran sama lo" gerutu Daniel.
Petra mengangkat bahu. "Kalian kan nggak nanya dan gue nggak mau uang gue habis buat traktir kalian"
Semuanya mendengus kesal. "Eh, Virga kemana sih? Dia udah tau belum?" tanya Asya.
"Em... Virga"
Ceklek!
Pintu terbuka dan menampilkan Virga dengan raut wajah kusut. Ia segera memeluk Tania erat seolah adiknya itu akan pergi saat ini juga. "Maaf..."
Tania sempat terkejut, tapi kemudian dia tersenyum, membalas pelukan Virga. Semua orang kecuali Gia menatap Virga dan Tania bingung. Tanpa diberitahu pun Gia tau apa yang sedang terjadi.
^_^_^_^
Bruk!
Malvin menghempaskan tubuhnya di kasur. Bayangan tentang Virga yang datang dan tiba-tiba memeluk Tania serta raut sedih Gia membuatnya penasaran, apa yang sebenarnya terjadi. Tiba-tiba fikirannya tertuju pada Dean. Ya, Malvin sempat melihat raut sedih di wajah Dean. Apakah Dean mengetahui sesuatu?
"Karena... Gue mulai suka sama Thea"
"Tapi, kalo lo suka dia dan dia lebih nyaman nyaman sama lo nanti...Gue akan percayain Tania sama lo"
Kalimat yang Diucapkan Dean tempo hari lalu terus terngiang di telinga Malvin. Ia merasa deja vu dengan kalimat tersebut.
Flashback
Brak!
"Malvin! Jangan ganggu gue dulu kenapa sih? Gue lagi serius belajar!" seru seorang cewek berseru marah ketika seseorang dengan sengaja menggebrak mejanya.
Malvin terkekeh sedang Virga dan Dean hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala akan sikap dua teman baik mereka itu.
"Yaelah, nggak belajar sehari juga nggak akan buat lo bodoh kok" cengir Malvin dengan watadosnya.
Ucapan Malvin barusan berhasil membuat Cewek itu memutar bola mata jengah. Ia menjitak kepala Malvin. "Lo nggak mikir apa? Bentar lagi kita itu SMA. Sekali-kali srius dikit kek kayak Dean atau Virga"
Malvin mengaruk tengkuknya yang tak gatal. "Hehehe... Sorry Des"
Desy mendengus kesal lantas kembali melanjutkan aktivitasnya. "Oh iya, ulangan IPA besok bab berapa De?" tanyanya pada Dean yang duduk di sebelahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
VANATHEA [END]
AcakWARNING: FOLLOW PENULIS SEBELUM MEMBACA! Tania Despina Galathea, seorang cewek cantik pindahan dari New York yang cerewet dan periang, namun memiliki banyak masalah dan rahasia dalam hidupnya Deandika Vanath Prawisra, salah satu most wanted sekola...