"Jeong, gue mau ngomong bentar.""Lah itu lo ngomong pinter."
"Serah lo lah, serius gue ih." Safa duduk di kasur Jeongin.
"Jadi tadi pagi pas gue masih tidur, ada yang nelpon gue." Jeongin ngalihin pandangannya ke Safa.
"Siapa yang nelpon lo?" Tanya Jeongin
"Orang yang lebih milih kerjaannya dibanding anak anaknya." Jeongin kaget dengernya cuman dia sembunyiin.
"Ga usah di peduliin." Jeongin balik lagi sama mainannya.
Safa nunduk natap kakinya, "Tapi, ini ga bisa gue diemin."
Jeongin nanya nanya dalam hati, "Udah gue sibuk main. Keluar lo."
"Jeong! Dengerin gue dulu."
"Nyokap sama bokap bakal pulang minggu ini, gue gatau apa yang ngebuat mereka sampe rela pulang."
"Gue ga mau berurusan lagi sam nyokap bokap tapi ngapain mereka pulang coba, peduli apa sama kita Jeong?" Tanya Safa matanya udah mulai berkaca-kaca.
"Kapan dateng?"
"Minggu paling gue juga ga tau."
"Ga usah nangis lo cengeng," ucap Jeongin yang sebenarnya mau Safa biar ga sedih.
"Tapi mereka bilang, kalo misalnya disuruh ga usah nolak tinggal nurutin aja." Jeongin bingung sama halnya sama Safa.
"Mau nyuruh apa lagi? Capek gue sama mereka berdua."
"Ga lo doang Jeong, gue juga. Lo bayangin tiap bulan mereka cuman ngasih uang, setahun bisa keitung mereka balik berapa kali."
"Kadang gue iri sama temen-temen gue yang orang tuanya selalu ada setiap waktu." Jeongin pindah ke samping Safa.
"Udah ga usah dipikirin lah."
"Gimana gue ga mikirin coba? Gue kangen sama nyokap bokap tapi mereka ga peduli. Yang mereka pedulin kerja, kerja, KERJA TERUS!" Jeongin kaget tiba tiba Safa teriak, air matanya juga udah jatoh jatohan.
"Saf, mungkin mereka mikir kalo misal kita dikasih uang terus kita bakal seneng makanya mereka kerja terus." Jeongin narik Safa kepelukannya.
"Udah ga usah nangis, diem." Jeongin ngelus-ngelus rambut Safa.
+++
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad | Hyunjin [✔️]
FanfictionDiakhir dia yang jadi prioritas lo. ©️saaffaaa, 2018.