17. Sepertinya, Aku (Tidak) Perlu Kembali Untukmu

28.3K 3.1K 414
                                    

17. Sepertinya, Aku (Tidak) Perlu Kembali Untukmu

 Sepertinya, Aku (Tidak) Perlu Kembali Untukmu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

 
Perasaan Naya kacau. Sungguh sepertinya dia sudah terlalu berkarat untuk kembali mengikuti putaran dinamika pergaulan dengan lawan jenis. Jujur Naya tidak mengerti harus bagaimana menjaga hatinya agar tidak terseret medan magnet seorang Adhyaksa Prasaja Hagam. Sifat ingin menyenangkan yang secara natural dimiliki pria itu membuat dirinya merasa dipentingkan setiap kali mereka bersama, dan dia jadi terjebak oleh pola pikir sederhana itu.

"Tadi kamu lunch apa emang kok udah laper aja?" Celetuknya berupaya mengusir kecanggungan yang dia ciptakan sendiri karena dia membutuhkan beberapa waktu untuk mengatur kembali detak jantungnya yang menggila hanya karena pria itu merespons kecentilannya sedikit lebih jauh dari biasanya.

"Hmm... makan di rumah aja sih, banyak urusan yang mesti diselesaiin, kan besok mau pulang," balas Aksa.

Naya mengangguk mengerti. "Kalau ke sini lagi pas April aja, enak dinginnya pas, masih kering juga jadi kamu bisa liat dari deket tuh Three Sisters. Masa iya kamu udah beberapa kali ke sini tapi masih nggak pernah ke sana. I mean, I know itu turis banget, but like you know, you are, so why not? Rugi sendiri sih menurut saya kalau nggak," ujarnya mengingat pembicaraan mereka tadi mengenai Aksa yang mengaku tidak pernah mencapai area Blue Mountain yang bisa dibilang seperti Puncak nya Jakarta.

"Iya sih, habis nggak pernah ada tur guide nya, jadi nggak ke plan deh." Celetukan Aksa mengancam bibirnya terangkat naik oleh perasaannya yang sekali lagi terbang tanpa sumbu yang jelas.

"Ngajakin nih ceritanya... ntar saya lengket, gimana?"

"Masa sih?" Aksa tersenyum menantang. "Nggak takut kalau saya high demand?"

"Ya saya juga high maintenance, sih, sebenernya, trus gimana dong?" tuturnya dengan wajah menyesal yang tidak cocok dengan nada sarkastisnya sebelum menyegel aktingnya dengan senyum sok lugu yang seketika menyalakan tawa lepas Aksa.

"I think it's only fair," jawab pria itu ringan dan memuaskan, hingga Naya tidak bisa berhenti bersikap layaknya seorang perempuan yang memang memiliki kesempatan untuk membuka pintu kategori lain bagi hubungan mereka.

"I think it's only fair," jawab pria itu ringan dan memuaskan, hingga Naya tidak bisa berhenti bersikap layaknya seorang perempuan yang memang memiliki kesempatan untuk membuka pintu kategori lain bagi hubungan mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sepertinya, Cinta (UPDATE SUNDAYS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang