Cinta Sejati

8.6K 463 5
                                    

Kala hati sudah terpaut maka manusia tak memiliki kuasa untuk mengubah segalanya menjadi lebih mudah. Sebab manusia tak memiliki kemampuan seperti kemampuan sang penentu takdir.

Hati manusia mungkin bisa dibolak-balik oleh Allah tapi apa daya manusia dibanding sang sutradara cerita. Alunan nada tanpa suara menggema dalam pikiran Tifa setiap detiknya hanya bisa mengadu dengan doa kepada Allah yang satu-satunya bisa menolong segala kegundahan yang menyapa.

Tifa kembali melangkahkan kakinya, siang ini terasa begitu terik. Tadi setelah mata kuliahnya berakhir ia langsung pulang sesuai dengan janji yang pernah dia ucapkan kepada sang ayah kala menolak untuk masuk ke pesantren.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh," salam Tifa sambil melepas sepatu dan menaruh di rak. Dia tidak melepas kaos kakinya karena posisi saat ini masih di teras, tidak menutup kemungkinan bahwa akan ada sosok bukan mahram melihatnya.

Kadang kita sering lupa, bahwa kaki perempuan termasuk kedalam aurat yang harus ditutupi. Sebagimana dalam hadits disebutkan bahwa seluruh anggota tubuh perempuan adalah aurat kecuali muka dan dua telapak tangan.

Tifa masuk ke dalam lalu langsung menuju ke kamar mandi untuk mencuci kaki, di ruang tengah dia berpapasan dengan sosok yang dia sapa tadi pagi.

"Baru pulang, Fa." Suara itu tampak ramah tapi kalau kalian tahu sosok yang mengeluarkan sapaan itu maka kalian akan secara teratur memundurkan tubuh.

"Iya Om," kata Tifa sambil lalu, bukan berniat tidak sopan tetapi memang hanya sebatas itu tegur sapa di antara keduanya. Tak banyak kata yang tersebar sebab terhalang sebuah hubungan, keduanya bukan mahram.

Tifa menuju ke dapur, dia melihat ayahnya yang sedang duduk sambil minum teh hangat, dengan pelan Tifa mengalungkan tangannya di leher sang ayah dan mengecup pipi bergantian.

"Kangen Ayah," kata Tifa mendayu, lalu dia segera menoleh ke belakang memastikan bahwa sosok yang dia sapa di dekat pintu sudah benar-benar tidak ada.

"Duduk Nak," kata Ayah Tifa.

"Ayah tumben jam segini ada di rumah." Tifa bertanya seraya menaruh tas punggungnya di dekat kursi yang dia duduki.

"Jadwal Ayah ada di dekat sini, jadi makan siang ayah pulang." Tifa mengangguk lalu menatap wajah sang ayah yang sebagian ditutupi dengan bulu-bulu.

"Ayah tampak lelah," kata Tifa menerbitkan senyum tipisnya, mengukir rasa yang sudah terpendam dalam seulas senyum penuh keyakinan.

"Iya, semalam ayah pulang hampir pagi."

Tifa membawa tangan sang ayah dalam genggaman, tak ada seorang anak yang ingin orangtuanya merasakan kegelisahan ataupun tekanan dan Tifa menyadari hal itu di pancaran netra sang ayah.

"Mungkin jadwal ayah harus dikurangi." Tifa berkata dengan lembut.

"Tidak bisa, ini adalah panggilan. Maka selama Ayah mampu maka akan terus berangkat."

Tifa menunduk, menikmati setiap alunan kata yang keluar dari sosok cinta pertamanya. Sosok yang amat luar biasa terhadap keluarganya, yang menjadi kepala keluarga yang amat bijaksana selama di kenal oleh Tifa di dunia.

"Ayah harus jaga kesehatan," kata Tifa akhirnya menyadari jiwa dakwah sang ayah. Dia mengukir senyum dan menggenggam tangan sang ayah dengan lembut dan senyum itu tertular pada wajah datar sang ayah.

"Kamu benar-benar putri Ayah."

Tifa mengeluarkan tawa kecil lalu mengangguk beberapa kali hingga terlihat begitu antusias. Dalam hati Tifa berdoa

"Ya Allah, sosok di depanku ini adalah ayahku. Maka ampuni segala dosa-dosa yang mungkin secara sengaja atau tidak dia lakukan dan jauhkan dari api neraka. Selain itu, berikan umur panjang dan mudahkan dalam segala urusannya."

Setelah berbincang banyak hal dengan sang ayah, Tifa pamit untuk ke kamar karena dia belum melaksanakan shalat Dzuhur.

Cinta sejati bukanlah cinta yang diumumkan pada halayak umum
Cinta sejati adalah cinta yang senantiasa menjaga
Menjaga diri selama belum ada ikatan suci
Menjaga cinta dan rasa selama ikatan halal memberi tali pita
Dan cinta sejati yang benar-benar sejati
Adalah cinta seorang ayah kepada anaknya.

---

Up date yaa....

Yang menunggu Khansa mungkin besok atau lusa yaa...

Lagi bingung bikin sesuatu yang mampu menggegerkan pembaca biar banyak yang komentar...
Hehehe....

Sabar ya...
Kak Ros sedang ingin nge-hits....😁😊😊

Kediri, 18 September 2018

1. Diam Dalam Cinta (end) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang