Aku memang terlihat diam
Jika engkau menerisik dan memandang
Tapi, apa aku benar-benar diam?
Jika di sepertiga malam aku selalu teriakkan
Bait-bait harapan
Dalam keheningan gelapnya sang pijar.Aku memang terlihat diam
Kala matamu mencoba menerobos ke dalam
Tapi, apa aku benar-benar diam?
Jika di sepertiga malam aku selalu meminjam manamu
Untuk kusebut dalam doaku
Kurangkai bersama harapan masa depanku
Dalam kesunyian sang malam
Bersama bersinarnya sang rembukan.Lalu, benarkah aku diam?
Tifa menutup buku yang baru saja ia saya dengan tinta berwarna hitam, diam adalah pilihan kala hati kian menerka segala rasa.
"Ya Allah, aku tahu bahwa cinta ini bukan semata-mata karena-Mu. Tapi aku selalu meluruskan bahwa rasa ini harus selalu berdasarkan kecintaanku kepada-Mu." Tifa berkata dengan nada lirih.
Tifa menyimpan kembali buku di bawah bantal lalu beranjak menuju ke jendela.
Senja kembali menyapa, memamerkan warna mega yang kuat seolah sang malam pun tak pernah memenangkannya. Perlahan burung-burung berterbangan kembali kesarang guna mengistirahatkan sejenak tubuhnya.
Tifa menatap pintu yang masih tetap tertutup, seolah sang pemilik tak pernah membukanya. Rindu ini sungguh curang, ia semakin lama semakin bertambah tanpa mau memberitahukan cara untuk menguranginya.
Tifa tergugu di depan jendela, tangannya yang menyentuh tiraipun semakin erat menggenggam. Untuk pertama kalinya setelah sekian lama menunggu, sosok itu mental ke arah jendela kamarnya. Tifa merasa berdebar, seolah dia lupa cara bernapas padahal sosok itu hanya menoleh ke arahnya tak itu tak lebih satu secon atau bahkan lebih cepat dari kecepatan cahaya.
"Ya Allah, ampunilah segala dosa-dosaku. Engkau yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang bila rasa ini salah maka hilangkanlah dan apabila rasa ini benar maka tunjukkan jalan yang Engkau ridhai."
Dengan sisa-sisa tenaga yang ia miliki, Tifa menarik jendela lalu menguncinya. Meraup wajahnya lalu dia beristighfar berulang-ulang.
---
Coba kalian baca semua sub judul dengan menambahkan kata sambung, akan membuat sebuah rangkaian kalimat.
Hehehe....Siapa yang sudah sadar sejak awal?
InsyaAllah tgl 6 Oktober akan dihapus ya part-part awalnya.
Kediri, 3 Oktober 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
1. Diam Dalam Cinta (end)
Spiritual#diamseries Cover cantik dari @venusyura Mencintai itu hakikatnya memberi tanpa pamrih. Menerima segala takdir yang sudah ditentukan oleh-Nya, bukankah Allah sudah menciptakan manusia secara berpasangan. Maka, setiap orang pasti memiliki jodohnya s...