jh's pov

601 104 36
                                    

Part ini gagal banget dah!! Tapi aku berharap kalian tetep mau kasih vote komen :")
















Woojin kembali pukul lima lebih empat belas menit, pemuda 23 tahun itu mengetuk pintu dan mengucap salamnya dengan lirih, lantas membuka lebar lebar pintu utama kediamannya dan kembali menghampiri mobilnya yang belum sepenuhnya masuk kedalam garasi

Park Yerim tertidur.

Membuat woojin mau tidak mau menggendong sibungsu. Yerim tidak berat, Yerim ideal kata Yerim kalau disinggung.

Dibaringkannya Yerim diatas sofa ruang tengah, woojin menyelimutinya sebelum ia pergi untuk mengambil air wudlu

"woojin-ie" sapa nyonya park tiba tiba saat woojin menunaikan rukun wudlu yang terakhir

"ne eomma. Wae?"

"mama mau bicara"

"boleh, tapi woojin harus beribadah"

"malam malam? Digereja?"

Bukannya menjawab woojin justru tersenyum manis kearah nyonya park. Lalu melanjutkan bersiap untuk melaksakan kewajibannya sebagai seorang muslim.






---






"woojin" raut wajah nyonya park menegang, tidak sedamai biasanya

"benar apa yang dikatakan yerim?"

Woojin belum menjawabnya, justru ia menyambar gelas kosong dan mulai mengisinya penuh dengan air putih. Lantas meminumnya setelah mendudukkan dirinya dikursi meja nakan.

"tentang?"

"kemarin mama review video pernikahan tante kamu, hyekyo. Terus Yerim nyeletuk, katanya kamu mau nikah?"

Alas woojin terangkat, senyumnya merekah, lantas kepalanya mantap mengangguk. Membuat nyonya park tak percaya dan menutup mulutnya yang menganga tidak percaya menggunakan telapak tangannya

"dengan?"

"Jihan"

Sontak, mata cantik perempuan paruh baya itu membulat

"are u crazy. boy?"




































Jadi gaes, nyonya park itu gak tau kalo ujin sudah mualaf :)

Assalamu'alaikum Busan -Park Woojin [End✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang