A day pt. 1

595 104 19
                                    


Aku sibuk membenahkan bunga bunga yang baru saja dibawa oleh pegawai toko bunga nyonya park dari kebun beberapa menit yang lalu.

Entah mengapa akhir akhir ini bunga banyak diminati oleh orang orang. Begitupun hari ini, tidak ada sepuluh menit setelah buka, lonceng dipintu toko bunga nyonya park berbunyi. Menampakkan sosok perempuan dengan rambut panjangnya sambil menggendong batita kecil yang menggemaskan.

Beliau menyibak rambut panjangnya kebelakang dan betapa terkejutnya aku saat melihat siapa yang datang.

"tan... "

Tidak kalah terkejutnya denganku, beliau juga sempat membulatkan kedua mata cantiknya sebelum memelukku yang menyisakkan batas karna beliau menggendong bocah kecil

"tante heegi gue cari lo" kataku masih dengan memeluk perempuan kepala tiga dengan isak tangis yang mulai aku serukan

"hey hey jangan nangis, gue kira lo gak jadi kebusan" ucap tante heegi sembari menepuk pelan punggungku dengan tangan kannnya yang bebas.

Ya. Aku kabur dari rumah, aku lelah dengan celotehan mama yang terus meruntukiku karna aku gagal berkali kali mendapatkan pekerjaan dipemerintahan

Aku butuh hiburan, maka dari itu aku memberanikan diri menghubungi tante heegi dan menggunakan tabunganku untuk pergi kebusan tanpa sepengetahuan mama papa.

"hiksss hhhmmm hikss" aku terus menangis, bersyukur sekaligus bahagia bertemu tante Heegi.

Aku paham, ibarat masalahku sebesar kapal yang dengan angkuhnya dapat mengapung dilaut lepas tidak sebanding dengan pertolongan Allah yang diibaratkan luasnya laut dengan segala isinya yang dapat menenggelamkan kapal itu sekedipaan mata.

Rencana Allah, pertolongan Allah, dan segala sesuatu yang Allah susun untuk hidupku adalah yang terbaik.

Aku melepas pelukannya, mengusap air mata dengan punggung tanganku dan menatap sendu perempuan cantik didepanku

"ini siapa?" tanyaku

"ini Naureen Kang. Anak gue" jawabnya

Jujur ini juga mengejutkanku, tante Heegi tidak pernah pulang kerumah setelah dikabarkan menikah dengan seseorang yang berbeda keyakinan. Daniel namanya

Bahkan waktu itu tante Heegi tidak menghubungi sanak saudara diIndonesia bahwa dia sudah menikah. Terakhir kali, sekitar dua tahun yang lalu tante Heegi pulang keindonesia dengan status masih lajang. Entah itu suatu kebohongan tante Heegi atau memang saat itu dia masih lajang.

Dan sekarang, gadis kecil bermarga Kang yang akrab disapa Nau itu berumur satu setengah tahun, dua gigi kelinci didepan itu terlihat sangat manis ketika dia tersenyum

"lalu?" tanyaku

"gue muslim tenang aja, berbeda keyakinan dengan satu rumah itu bukan hal sulit yang nyokap gue dan nyokap lo omongin itu" ujar tante Heegi menjawab pertanyaanku dengan santai

Aku meneguk salivaku dengan susah.

Bagaimana orang yang berbeda itu bisa bersatu? Bagaimana cara mereka meminta pada tuhan satu sama lain? Jelas tidak akan pernah terhubung. dimana letak pikiran tanteku, Batiku

"lo gila" kataku, membuat kedua alis tante Heegi itu mengkerut

"tuhan dia gak akan mengabulkan doa dia untuk lo begitupula sebaliknya tan. Terus gimana cara lo saling surga mensurgakan diakhirat nanti? logika lo gila" kataku melanjutkan

Pantas saja, tante Heegi tidak pernah pulang keIndonesia, mamapun tak pernah mengijinkan aku untuk terus dekat dengan perempuan lima tahun lebih tua dariku. Nenek juga tidak pernah membahas tentang anak bungsunya itu.

Aku yakin, perbuatan tante Heegi itu kesalahan yang besar dimata nenek dan mama selaku kakak kandungnya. Dan itu cukup menampar keras hatiku. Park woojin, tanpa aku sadari, aku menyukai segala sikap yang ia perlakukan untukku. Padahal jelas...


Kami berbeda.


Dia dengan salibnya yang kukuh dan aku dengan tasbihku yang teguh.


























---

Ayo dong vote komen jangan diem diem bae biar aku makin semangat

huweeee

(╯°□°)╯︵ ┻━┻

hehew.  ♪\(*^▽^*)/\(*^▽^*)/

Assalamu'alaikum Busan -Park Woojin [End✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang