39

535 92 17
                                    

SEBELUM BACA NIH. SEBELUM BANGET!!! HEHE

 SEBELUM BANGET!!! HEHE

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

To. my beloved bias!

maybe u don't know here i smile when i see u smile, I'm happy to see ur silly behavior, and I'm happy to see ur big laughter.

Sampai jumpa di comeback terakhirmu. Disini aku menunggu debutmu sebagai member of brandnew boys!

 Disini aku menunggu debutmu sebagai member of brandnew boys!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy readings!!!









Aku terkejut saat mendapati Sohye duduk dengan manis dimeja dapur bersama dengan nyonya park yang memasang wajah gelisah. Sementara Sohye tidak segan tersenyum manis melihatku berdiri menerka suasana apa yang terjadi.

"hai jihan. Gue ada kabar bahagia buat lo" ucap Sohye antusias.

Aku tersenyum kikuk. Duduk disebelah nyonya park atas seretan dari tangan gadis cantik berdarah negeri gingseng itu.

"tebak dong. Kabar bahagia apa?" tanya sohye. Sorot matanya masih menandakan bahwa dia sangat bahagia.

Aku menoleh kearah nyonya park yang tersenyum getir menatapku.

Apa yang terjadi?

"lo bakal punya keponakan" kata Sohye

Keponakan?

"maksud lo?"

"lo beneran gatau atau pura pura nih?"

Aku menggeleng

"ck. Gue hamil hann. Udah dua minggu. And trully woojin junior soon to be born on the world"

Apa aku salah mendengar? Seseorang tolong lepas earphone yang menempel ditelingaku, apa yang aku dengar bukan ilusi kan? Gila. Aku tidak percaya, sungguh sakiy mendengarnya. bahkan aku berusaha untuk tetap menstabilkan ekspresi tanpa harus terlihat kecewa dihadapan Sohye. Nyonya park tersenyum kecut, sedangkan Yerim entah untuk alasan apa gadis itu menangis diambang pintu dapur.

"lo yakin itu anak woojin?"

"ya gue kenal cowok siapa lagi?"

Benar. Mengingat aku pernah putus hubungan dengaan woojin itu makin memperkuat dugaanku. Bahwa anak sohye itu juga anak woojin.

Astaghfirullah.

Apa yang harus aku lakukan, saat kebahagiaanku diujung kehancuran.

Aku tersenyum kecut, mengucapkan selamat atas kehamilan sohye dan memilih untuk hengkang dari meja makan menuju kamar Yerim. Menangis? Tentu. Perempuan mana yang tegar ketika hatinya dihujam oleh kata setajam busur panah? Hamil?

Subhanallah. Tolong aku.

Drrrtt drrttt.

Getar pada ponselku mampu menghentikan isak tangis diamku

"hallo. Selamat sore" ucap sang penelpon diseberang sama

"iya, dengan siapa?"

"kami dari pihak kepolisian district gangseo-gu Busan. Bisa bicara dengan saudara Jihan Park?"

"iya saya sendiri"

"kami melaporkan bahwa saudara woojin park telah mengalami kecelakaan ----"

Tes

Air mataku jatuh, pertahananku runtuh. Ingin aku hentikan waktuku tapi ini bukan kuasaku. Aku segera menyambar jaket dan membuka kasar pintu kamar hingga hampir saja badanku menabrak yerim yang berdiri didepan pintu.

"woojin kecelakaan" ucapku terburu buru

Yerim terlihat mengolah perkataanku terlebih dahulu sebelum akhirnya lari mengekor dibelakangku. Kami menuju kerumah sakit cheonsam sesuai petunjuk yang diberikan pihak polisi lewat ruang chat, tanpa memberitahu nyonya park dirumah dan tuan park yang masih dikantor. Bahkan untuk menyetirpun Yerim yang mengambil alih dengan alasan gadis itu tidak ingin hal yang buruk juga terjadi padaku.

"gue yakin woojin oppa baik baik aja kak. Lo taat sama tuhan, gue percaya tuhan lo sayang sama lo" kata Yerim menenangkan.

Ya allah, jika memang ini qodar yang terbaik untukku. Kuatkan aku, teguhkan dan sabarkan hatiku.

Assalamu'alaikum Busan -Park Woojin [End✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang