2. Perhatian.

3.2K 333 24
                                    

Duk!

Sebuah buku catatan dilempar Jungkook begitu saja di atas meja tempat Eunha tertidur. Eunha tersentak dan menatap Jungkook kesal.

"Kemarin ada catatan Matematika. Gue tau lo belum nyatat jadi catatlah dari buku gue," perjelas Jungkook sambil duduk di tempat duduknya.

Bukannya mencatatnya, Eunha justru melempar kembali buku itu ke meja Jungkook. "Andwae!"

"Wae?"

"Bujuklah Una maka akan Una kerjakan!"

Jungkook menghela napas lalu menatap Eunha sambil tersenyum sumringah. "Una-ah, dicatat ya Matematikanya, jebal." Jungkook seperti berbicara pada bayi.

"Ne, akan Una catat." Dan Eunha menjawab senang layaknya anak bayi.

Eunha mengambil buku catatannya dari tas dan mulai mencatat tak lepas dari tatapan Jungkook. Wajah cewek yang sedang diperhatikannya ini benar-benar babyface. Sangat cantik dan menggemaskan.

Seorang siswi yang sedang dikejar temannya berlari kegirangan memasuki kelas dan tak sengaja menyentuh lengan Eunha yang memegang pena. Buku Eunha seketika tercoret garis panjang.

"Gwenchana?" Jungkook spontan bangkit dan memeriksa lengan Eunha yang tersenggol dengan panik.

"Lengan Una nggak apa-apa, tapi buku Una ...." Eunha menatap bukunya dengan bibir manyun.

Jungkook menggigit bibir bawahnya kemudian menyentuh puncak kepala Eunha untuk menenangkan. Jungkook menatap dua siswi yang terdiam di tempatnya memerhatikan kesalahan mereka.

"Lo punya mata nggak sih?" bentak Jungkook pada siswi yang menyenggol Eunha.

"Ah, mianhae," jawab siswi itu.

"Minta maaf pada Eunha!"

"Eunha-ah, mianhae." Siswi itu menunduk disusul siswi satu lagi.

"Ne, gwenchana," jawab Eunha tersenyum canggung pada mereka.

"Pergilah!" Jungkook membentak mereka lagi.

Dua siswi itu langsung pergi.

"Beneran nggak apa-apa?" tanya Jungkook lagi pada Eunha.

"Gwenchanㅡ" Tunggu! Eunha memikirkan sesuatu. Seketika Eunha mendesah sakit sambil memegangi lengannya. "Tiba-tiba tangan Una sakit. Aduh, Una jadi nggak bisa nulis. Ottokhae?"

Dengan sigap Jungkook langsung mengambil buku miliknya dan Eunha beserta pena. "Gue aja! Biar gue yang catat!" Tanpa jawaban Eunha, Jungkook langsung mencatat di mejanya.

Eunha tersenyum senang. "Gomapta!"

Jungkook menoleh dan mendapati senyum manis itu. Sial! Jantung Jungkook berdegup kembali.

Jung Eunha.

Tidak tau sudah berapa lama Jungkook menyukai seseorang dengan nama itu.

Padahal, sudah jelas Eunha tidak bisa melakukan apa pun yang orang lain bisa. Wawasannya tidak seluas teman-temannya, keberaniannya tak lebih dari seekor tikus kecil, daya tahan tubuhnya seperti dandelion, namun kecantikannya seperti bintang di langit.

Ya, Eunha memang sebuah bintang bagi Jungkook. Bintang yang redup, kecil, kesepian, dan seringkali tertutup awan, tapi cukup bagi Jungkook untuk melihat keindahannya.

"Udah makan?" tanya Eunha pada Jungkook yang baru saja menyelesaikan catatannya.

"Udah. Lo?"

Eunha menggeleng.

"MWO?! WAE?" Mungkin reaksi Jungkook berlebihan, tapi memang seperti itu.

"Bibi pergi pagi banget tadi. Ada urusan penting katanya," jelas Eunha. Selama ini Eunha tinggal di rumah Bibinya.

"Kalau begitu, sebentar! Biar gue belikan makanan!" Jungkook berbicara sambil memegang kepala Eunha lalu ia berlari begitu saja sekencang mungkin menuju kantin. Eunha berusaha menahannya tapi keburu.

"Padahal Una bawa bekal." Eunha mengeluarkan tempat bekal dan melihat beberapa roti lapis di dalamnya. "Una bermaksud membaginya dengan Kookie. Tapi Kookie-nya udah pergi."

Eunha mengangkat bahunya. "Sudahlah. Una makan aja selagi nunggu Kookie datang."

Si Pintar Dan Si Bodoh.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang