Eunha mengerjapkan mata berusaha menyesuaikan penglihatan dengan cahaya. Pertama yang Eunha lihat adalah Jungkook yang sedang membereskan kamarnya.
"Kookie ...," panggil Eunha lemah.
Jungkook menoleh dan tersenyum manis. "Udah bangun? Laper nggak?"
"Haus."
"Bentar ya gue ambilin minum." Jungkook meletakkan buku yang ia pegang dan pergi ke dapur.
Eunha melirik buku yang sama. Terlihat familiar baginya. Eunha bangkit dengan malas dan meraih buku itu lalu berbaring kembali di kasurnya.
Eunha membaca judul dari sampul buku itu yang berwarna.
Aku dan Eomma.
Lembar pertama Eunha buka. Terdapat selembar fotonya dengan wanita paruh baya yang cantik. Eunha mengelus foto itu sambil tersenyum kecut. Dibaliknya lembaran yang lain, di sana terdapat sebuah catatan harian.
Ternyata itu adalah buku hariannya saat sekolah dasar.
Hari ini Una diejek lagi. Tapi eomma datang dan memarahi mereka. Una senang karena ada eomma.
Eunha membalik ke lembaran selanjutnya.
Una dan eomma buat kimchi bersama. Rasanya sangat enak.
Ke lembar selanjutnya lagi.
Harusnya Una dan eomma hari ini pergi ke taman, tapi hujan. Nggak jadi deh.
Eunha belum bosan membacanya.
Ke tamannya hari ini. Ada banyak bunga. Una memetik beberapa bunga dan membawanya pulang. Sampai rumah, bunganya layu.
Ia membaca lagi.
Eomma lagi sibuk. Una kangen.
Begitu juga lembar selanjutnya.
Eomma belum pulang. Una laper tapi nggak mau makan sebelum eomma pulang.
Tanpa sadar air mata Eunha menetes begitu saja menyentuh sprainya. Catatan ini sudah sangat lama, bahkan Eunha tidak mengira kalau masih ada.
Jungkook datang membawa segelas air dan melihat Eunha menangis. Jungkook meletakkan gelas ke atas nakas dan mendekati Eunha.
Cowok itu berbaring di samping Eunha, mengambil buku itu dan menjauhkannya dari Eunha, sementara Jungkook beralih memeluk cewek itu.
Eunha menangis dalam pelukan Jungkook.
"Jangan nangis, Na."
"Una kangen eomma ...."
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Pintar Dan Si Bodoh.
FanfictionJungkook si pintar yang berusaha melindungi Eunha si bodoh. Segalanya akan Jungkook berikan pada Eunha karena Eunha lebih dari segalanya bagi Jungkook. Begitu pun sebaliknya. Namun Eunha yang terlalu bodoh tidak pernah menyadari perasaannya atau pun...