Dia Memang Yang Terbaik

35 6 0
                                    

Di Taman, kami mulai mengerjakan tugas Kelompok bersama. Aku, Sandra, Alisa, Andra, Doni, dan Egy . Berada dalam satu tim.
"Kita ngamatin pertumbuhan apa nih enaknya?" Tanya Egy. Di kelas dia duduk di belakangku bersama Doni.
"Gimana kalo kecambah aja, kan enak tuh." Kata Alisa memberi usul. Alisa adalah teman yang duduk di depanku di kelas bersama Sandra.
"Good.." kata Sandra menimpali.

Kami pun menyebar ke Taman untuk mencari tanaman kecambah dan mencabutnya atas izin penjaga Taman. Setelah kami rasa cukup kami beristirahat.
"Kurasa kita harus pulang sekarang, langit mendung tuh guys.." kata Alisia sambil memperhatikan ke atas.
"Jangan keburu pulang dong, kita hujan-hujanan aja dulu." Kata Andra sambil tersenyum-senyum.
"Ternyata kamu suka hujan ya Ndra.." kata Alisia dengan raut muka sok manja. Aku bukan ahli membaca bahasa tubuh tapi aku bisa menebaknya kalau Alisia memang suka sama Andra bahkan Sejak pertama kali dia masuk ke kelas kami. Tak heran sih, Andra emang cowok cakep, dia atlit. Banyak cewek-cewek yang suka sama dia. Tapi terkecualikan aku lo yaa..
"Enggak." Jawab Andra dingin. Andra menatap ke arahku sembari tersenyum. Aku tak tahu apa maksudnya, tapi aku tahu kalau dia pasti ingin mengatakan sesuatu.
"Ngapain senyum-senyum. Kesambet?" Ejekku kepadanya.
"Aku sedang memandang sesuatu yang indah di depanku."
"Cieee... diem-diem kau memperhatikan Amel ya.." saut Egy dengan menyenggolkan sikunya ke pundak Andra.
"Elahh.. bukan Singa ini yang aku maksud broo... itu tuh pasangan kekasih di seberang Taman." Kata Andra sambil mengedipkan sebelah matanya ke arahku.

Memang saat itu ada pasangan kekasih yang bersenda gurau di seberang Taman. Tapi, bukannya aku kepedean kurasa Andra sengaja berbohong dalam hal ini.
"Oke man teman kita balik yukk.." ajakku mengakhiri senda gurau mereka.
"Okelah..."

Kami bersama-sama berjalan pulang menyusuri trotoar kota Surabaya. Di persimpangan jalan Egy dan Doni berbelok ke arah kanan sedangkan Sandra dan Alisia berbelok ke ke arah Kiri. Sedangkan aku berjalan lurus ke depan menuju rumahku, dan si Andra...
"Aku anter pulang ya.." katanya sambil berjalan disampingku.
"Aku bisa pulang sendiri koq." Kataku tanpa menoleh kepadanya.
"Nanti ada penjahat, sebagai sahabatmu aku gak mau lah kamu Kenapa-Kenapa."
"Idihhh... Alay." Kataku sambil ketawa kecil.
"Udah deh jangan jaim-jaim." Andra menggenggam tanganku dan mengajak berjalan beriringan dengannya. Aku mencoba melepaskan tanganku akan tetapi ia menggenggamnya dengan kuat.

Sesampainya di rumahku. Tampak kak Fahri sedang berolahraga kecil di halaman. Semalam dia memang menginap di rumahku. Dia menatapku dengan Andra. Tampaknya ia menatap Andra dengan wajah yang amat serius.
"Hai Kak.. "Kataku menyapanya.
"Siapa itu Mel?" Tanya kak Fahri.
"Oh.. ini Andra temen aku kak. Ndra ini Kak Fahri." Aku memperkenalkan kak Fahri ke Andra.
"Andra." Katanya sembari mengulurkan tangan ke kak Fahri.
Kak Fahri Tampak memandangi Andra dari bawah sampai ke atas tubuh Andra, kurasa Kak Fahri agak risih dengan kedatangan Andra. Aku juga tak tahu penyebabnya. Di pandangi seperti itu, Andra malah merangkul pundakku dan tersenyum mengejek ke kak Fahri. Aku sedikit risih dan berusaha menepis tangan Andra. Tapi rangkulan Andra cukup kuat.

Ibuku keluar dari rumah membukakan pintu, Tampaknya beliau mendengar kepulanganku.
"Mel, teman kamu?" Tanya Ibu kepadaku.
"Iya bu." Jawabku.
"Suruh masuk dulu, ini hujan mau turun."
"Masuk dulu Ndra." Kataku sambil melepaskan rangkulan tangan Andra di pundakku. Aku bergegas masuk diikuti oleh Andra, kulihat Andra mengedipkan sebelah matanya dan tersenyum mengejek ke kak Fahri. Dan kak Fahri hanya menggeleng-gelengkan kepala menatapnya.
"Duduk dulu sana." Kataku. Aku masuk ke Kamar untuk mengganti pakaianku. Ibuku membawa minum dan camilan serta duduk di ruang tamu bersama Andra. Tampaknya beliau mengajak Andra ngobrol.

Sebentar saja, aku sudah kembali bergabung di ruang tamu.
"Nama kamu Siapa nak?" Tanya Ibuku kepada Andra.
"Saya Andra Tante." Jawab Anda dengan tersenyum.
"Kamu tampan ya, rumah kamu dimana?"
"Saya tinggal di kawasan rumah gang 4 Tante, Tante ini bisa aja deh." Jawabnya.
"Ohh.. kamu yang baru saja pindah itu."
"Iya Tante."
"Udah lama banget lo.. Kamelia gak ngajak temannya ke rumah." Kata Ibu sambil menatap ke arahku. Aku hanya berpura-pura membaca majalah seolah tak mendengar perkataan Ibu.
"Masa sih Tante, wah Berarti Andra beruntung dong. Diajak Amel ke rumah.." kata Andra sambil melirik ke arahku dengan tersenyum licik. Aku membuang muka. Dalam hati aku berkata "Dasar sok caper di depan Ibuku."
"Yaudah lanjutin ngobrolnya. Tante mau ke dalam dulu." Kata Ibuku bergegas masuk ke dalam.

Aku meletakkan majalahku dan menatap Andra liar.
"Jangan sok akrab sama Ibuku deh.." Kataku sewot.
"Kenapa.. kukira ibumu suka sama aku. Siapa tahu aku nanti dijadikan mantunya. Hahahhaaaa...."
Aku memelototi Andra karena jawabannya itu Dengan rasa kesal.
"Enggak.. Bercanda lah.. gitu aja mlotot." Katanya kemudian. Mungkin ia takut kalau aku mulai marah.

Di luar hujan turun sedikit lebat. Itulah yang membuat Andra masih terus di rumahku. Aku membaca majalah dan kulihat Andra tiduran di  shofa. Mungkin ia kelelahan, aku memperhatikannya diam-diam. Harus ku akui Andra memang sangat tampan, wajahnya Tampak tenang saat dia tertidur. Tanpa kusadari aku tersenyum-senyum sendiri memandanginya. Kulihat ia Tampak melipatkan kedua tangannya di perutnya dan sedikit menggigil. Segera ku ambilkan selimutku di kamar dan kuselimuti perlahan tubuhnya. Ku kira dia kedinginan karena hujan.

Kira-kira setelah beberapa jam hujan pun berhenti. Andra juga nampak sudah bangun seakan dia tahu bahwa hujan memang sudah berhenti.
"Tidurmu nyenyak sekali. Kau capek ya?" Kataku kepadanya dengan tersenyum.
"Hmmm... nggak lah. Aku cuma ngantuk sedikit.." jawabnya sembari menepuk-nepuk mulutnya yang terbuka.
"Mau pulang sekarang?" Tanyaku.
Ia melirik ke arah jam tangannya dan mengangguk. Aku mengantar kepergiannya sampai di halaman depan rumahku.
"Aku pulang dulu ya.. kapan-kapan aku kesini lagi pokonya." Katanya sambil tersenyum sangat manis.
"Terserahlah." Jawabku singkat.
Ia mengusap-usap kepalaku sebelum pergi hingga membuat rambutku berantakan. Aku menepis tanggannya dan mendorongnya agar segera pergi karena aku merasa risih dan Kurang nyaman. Kemudian ia pergi dan melambaikan tangannya ke arahku . Aku pun membalasnya sambil tersenyum.

Aku masuk ke dalam rumah.di ruang tamu sudah duduk kak Dion dan kak Fahri. Mereka bercengkerama satu sama lainnya. Sambil menikmati secangkir kopi hangat di meja
"Temanmu sudah pulang?" Tanya kak Dion.
"Iya. Baru aja."
"Tampatnya kau sangat akrab dengannya, apa sekarang kau sudah mempercayai orang lagi?" Tanya Kak Fahri kepadaku dengan wajah aneh seakan dia tak begitu suka dengan Andra.
"Dia baik koq kak, jadi tenang aja." Jawabku sambil ikut duduk di shofa bersama mereka.
"Don't see someone by the cover, Mel." Kata Kak Fahri.
Aku hanya terdiam . Sebentar lalu aku pamit ke Kamar membawa selimutku yang masih tertinggal di shofa. Ucapan kak Fahri masih terlintas di fikiranku. Namun hatiku seakan menolak jika Andra orang jahat. Hatiku mengatakan Andra adalah sahabat terbaikku dan akan slalu menjadi sahabat terbaikku. Aku yakin dengan hal itu. Dia tak akan bisa menghianatiku seperti yang telah Denisa lakukan kepadaku dulu. Ketika aku memikirkannya, terdengar bunyi pesan wa di Ponselku.

Sicipurt Andra

Halo Amel sayang.. 😂😂😂

                                                        Apaan?

Jutek amat sih.-_-

                                           Ada apa Ndra?

Gapapa, cuma kangen
Aja . Wkwkwk...
                                                Hmmmm.....

Yaudah aku mau latihan
Basket.

                                                     Okelah..

Aku tersenyum membaca pesan dari Andra. Dasar si Andra dia slalu bisa membuat aku tersenyum walau aku sedang tidak ingin. Aku semakin yakin Andra berbeda dari yang lain. Andra adalah yang terbaik dari semua teman-teman yang ku kenal. Aku menyayangimu sebagai sahabatku Andra.

Tentang Aku, Dia, dan TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang