First day School

8 2 0
                                    

Mentari pagi tersenyum menampakkan sinarnya. Desas-desus angin pagi mengiringi laju motor Andra yang berjalan melewati jalan raya. Memang masih pukul 5.30 pagi, kami sengaja berangkat lebih awal karena ini adalah hari pertama kami di kelas 12. Sesampainya di sekolah dan memarkirkan sepeda motor di tempat parkir, kami berjalan menuju papan informasi untuk melihat pembagian kelas. Memang setiap tahun selalu dilakukan pembagian kelas secara acak. Hal ini bertujuan untuk memudahkan guru dalam mengajar karena siswa digolongkan sesuai prestasi.

Andra meneliti satu persatu nama yang terpapang di papan informasi. Aku duduk di kursi depan kelas tak jauh dari sana. Tak lama kemudian ia menghampiriku dengan raut wajah seperti kecewa.
"Gimana Ndra?" Tanyaku sedikit heran karena perubahan wajah Andra.
"Kita.... nggak.." jawab Andra menghela nafas.
"Ha?" Kataku semakin bingung.
"Kita nggak kepisah kelas. Kita sekelas lagi Mel.." kata Andra sembari mengguncang-ngguncangkan tubuhku dengan kegirangan.
"Huh. Kukira kita pisah kelas. " jawabku.
"Surprise...."
"Dasar.."
Aku dan Andra berjalan menuju kelas kami. Kami masuk ke kelas 12 IPS 1 dengan hampir semua teman yang baru. Aku memilih tempat duduk yang paling depan karena aku tak mau duduk di bangku paling belakang lagi. Selama dua tahun aku slalu duduk di bangku belakang. Itu karena saat itu aku tak memiliki teman dekat. Seorang pun walau dalam hati aku menginginkannya tapi kenyataannya aku tak memilikinya hingga Tuhan mengirimkan Andra untuk datang dan menyisihkan hari-hari tergelapku. Di awal kelas 12 ini aku ingin mengawali semua hari-hariku. Merajut semua mimpi yang telah kurencanakan di masa lalu dan meraih kesuksesan di masa depanku.
"Ngapain bengong aja. Laper..?" Tanya Andra membuyarkan lamunanku.
"Enggak papa." Jawabku sembari tersenyum.
"Masih banyak waktu. Kamu mau ke kantin?" Tanya Andra, mungkin dia mengira aku memang lapar.
"Enggak. Aku bawa roti tadi dari rumah. Kamu mau?" Kataku sembari mengeluarkan kotak makan yang berisi roti dan selai susu. Ibuku sengaja menyiapkannya atas permintaanku karena aku ingin cepat datang ke sekolah hari ini.
"Wah... boleh nih. Kebetulan aku Laper." Kata Andra.
Kami memakan roti bersamaan. Saat kami makan bersama, ada seorang wanita berkacamata dengan pakaian rapi dan rambut panjang terurai datang mengampiri kami.
"Halo.. aku Salsabila. Aku dulu dari kelas IPS 4 . Boleh aku duduk di belakang kalian? Aku cukup buruk dalam penglihatan." Katanya dengan tersenyum sangat ramah.
"Oh boleh saja. Aku Kamelia Azzahra. Ini temanku Andra." Jawabku.
"Terimakasih.." Katanya sembari bergegas duduk.
Aku melanjutkan sarapan pagiku bersama Andra yang Memang sudah hampir selesai. Kami mengakhiri dengan minum seteguk air dan mulai berbincang.
"Mel. Kamu ikut les diluar kelas 12 ini ?" Tanya Andra.
"Iya Ndra. Aku ikut les mapel UN, les komputer, dan les bahasa Jepang." Jawabku.
"Busyeettt banyak amat ..Sanggup emang ?" Tanya Andra
"Ya Sanggup-sanggupin aja kan jadwalnya gantian."
"Oke deh .. Trus band kamu Gimana?"
"Aku mau izin berhenti. Mau fokus Pelajaran full di kelas 12."
"Yahhh... Siapa yang gantiin dong."
"Kan banyak vokal lain.. emang kamu gak les?"
"Buat apa sih.. aku nggak les aja udah pinter."
"Ih.. sombong."
"Aku mau nyalonin jadi ketua Osis.." kata Andra membisikiku pelan.
"Serius Ndra?" Jawabku sedikit terkejut.
"Beneran... pengen belajar berorganisasi. Kamu kan tau kalau papa pingin aku nglanjutin perusahaannya."
"Oh. Gitu.. Oke Semangat..."

Terdengar bel masuk berdering.. menyusul suara langkah kaki menuju ke kelas kami.
"Selamat pagi anak-anak.." sapa guru itu.
"Selamat pagi bu.."
"Selamat kalian sudah naik ke kelas 12. Kalian harus Serius belajar, Jangan banyak bercanda, Kurangi hal yang nggak penting, dan selama Pelajaran saya harus Serius. Masa depan kalian tinggal selangkah lagi. Bisa dimengerti..?" Kata guru itu yang ternyata wali kelas kami. Ia bernama Bu Aisha
"Siap . Bisa bu."
"Oke silakan berdoa!!"
Kami berdoa dengan menundukkan kepala. Setelah berdoa kami mendiskusikan hal-hal yang memang harus ada di kelas baru seperti pengurus kelas, jadwal pelajaran, dan jadwal piket. Selesai mendiskusikan semuanya bu Aisha mengizinkan kami untuk meninggalkan kelas dan beristirahat. Aku dan Andra pergi ke ruang osis. Aku menemani Andra untuk mendaftarkan diri menjadi calon ketua Osis. Di Sekolah kami ketua Osis dan wakilnya memang di khususkan untuk kelas 12, sedangkan pengurus osis lain untuk kelas 11. Kelas 10 belum boleh mengikuti seleksi osis karena dianggap belum senior.

Sesampainya di ruang Osis, kami disambut salah satu pembina osis disitu.
"Selamat pagi pak, boleh kami masuk?" Sapa Andra.
"Silakan.. mari duduk!" Jawab pembina osis dengan ramah. Kami duduk di kursi yang disediakan.
"Ada yang bisa saya bantu?" Tanya pembina osis itu.
"Begini pak, saya ingin mencalonkan diri untuk menjadi ketua osis." Kata Andra.
"Oh.. begitu. Silakan isi formulir ini, kalau sudah nanti bawa ke sini. " kata pembina osis sembari menyerahkan selembar formulir ke Andra.
"Baik pak. Terimakasih.."
Aku dan Andra pergi meninggalkan ruangan osis lalu menuju ke ruang musik. Disana aku bermaksud meminta izin keluar kepada semua teman-temanku dan pembinaku. Setelah begitu banya pertimbangan akhirnya mereka mengizinkanku, aku lega. Aku berjalan meninggalkan ruang musik dengan langkah berat. Begitu banyak kenangan yang tersimpan Disana. Kegagalan, keberhasilan saat lomba, latihan untuk show, suka dan dukaku selama 2 tahun terakhir kutumpahkan Disana. Aku tersenyum memandang ruang musik dari sudut depan pintu aku berharap semoga generasi selanjutnya tetap mempergunakan ruang itu dengan sebaik-baiknya.
"Sedih ya ?" Tanya Andra yang tampak memperhatikanku.
"Enggak.." jawabku.
"Dari tadi kuperhatikan mandangin ruang musik mulu.."
"Aku pasti bakalan kangen deh.."
"Kalau kamu kangen. Kamu bisa kan kapan aja kesini.  . Ya walaupun udah nggak latihan . Tapi pasti bakalan lega karena mandangin orang lain latihan"
"Hehe iya."

Aku dan Andra hendak kembali ke kelas kami, namun salsabila mencegah kami.
"Hei kalian...!!! " teriak salsabila dari bekakang. Kami pun menoleh.
"Hai. Salsa!" Sapaku. Salsabila tersenyum dan berjalan menghampiri kami.
"Kalian buru-buru amat sih..  nggak pingin ke kantin?" Tanya Salsabila.
"Iya. Kita ke kantin yuk Mel. Dia bilang gitu jadi pengen deh aku." Kata Andra.
"Yaudah ayo.." sahutku.
Kami bertiga berjalan bersama menuju kantin. Sesampainya di kantin kami memesan makanan. Kami sedikit berbincang sambil menunggu pesanan datang.
"Kamu apa salah satu tim klub basket sini?" Tanya salsabila kepada Andra.
"Iya." Jawab Andra singkat tanpa memandang Salsabila. Inilah yang membuatku kesal dengan Andra. Dia selalu bersikap begitu dingin kepada cewek kecuali denganku tentunya.
"Kamu koq bisa tau kalau Andra pemain basket di sekolah kita?" Tanyaku menutupi sikap cuek Andra kepada Salsabila.
"Oh .. itu. Aku pernah lihat Andra latihan. Kayaknya dia sedikit terkenal di sekolah. Hmmm pasti kalian dekat kan?" Kata Salsabila.
"Iya kami udah temenan dari TK." Sahut Andra yang membuatku terperanjat. Padahal kami kan baru setahun berteman, dasar Andra.
"Oh begitu.. " jawab salsabila Akhirnya. Kami bertiga diam dan sibuk memainkan ponsel masing-masing, tak lama kemudian pesanan kami datang dan kami segera memakannya.

Selesai makan kami kembali ke kelas. Tapi ternyata ketika kami hampir sampai di kelas, Andra harus pergi ke lapangan karena dia dipanggil pelatih basketnya.
"Pelatihku manggil Mel. Aku ke lapangan dulu ya.." katanya sambil bergegas berlari.
"Oh . Iya." Jawabku.
"Kamu pasti seneng kan Mel?" Tanya Salsabila setlah kepergian Andra.
"Ha?.. senang gimana maksudnya?" Jawabku heran.
"Ya kamu bisa deket sama cowok tenar di sekolah kita. Pasti rasanya senng banget.. apalagi dari sekian banyak cewek. Cuma kamu yang bisa ngajak ngomong Andra." Kata Salsabila.
"Ngomong apa sih. Udah yuk ke kelas.." kataku sambil berjalan ke arah kelas.
"Tapi.. aku serius Mel. "
"Jangan-jangan kamu suka ya.. sama Andra." Kataku akhirnya
"Em.. itu .  Anu." Kata Salsabila tergeragap.
"Tu kan bener.." sahutku sedikit tertawa, aku duduk di bangkuku dan salsa duduk disampingku.
"Emang kelihatan banget ya Mel?"
"Ya lumayan. Kalau kamu suka.. kenapa nggak bilang langsung sama Andra ?"
"Aku takut ditolak Mel.. kamu tau kan Andra itu cuek banget sama cewek."
"Pelan-Pelan dong jangan langsung."
"Mel.. kamu mau bantuin aku kan.."
"Boleh aja."
"Aku harap aku bisa akrab sama kamu Mel."
"Hmmm..."

Aku berharap dengan aku melakukan ini. Andra bisa menemukan kebahagiaannya sendiri. Dia nggak harus selamanya bersikap dingin seperti itu sama cewek. Semoga rencanaku kali ini berhasil. Dan semoga Salsabila adalah salah satu alasan kebahagiaanmu, Andra.
*^

Tentang Aku, Dia, dan TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang