Tak seperti biasa aku hari ini berangkat ke sekolah sendirian. Tadi pagi Andra menelfon ibu kalau dia tak bisa jemput. Hal itu semakin membuatku penasaran. Sesampaiku di sekolah aku buru-buru masuk ke kelas berharap Andra sudah datang duluan . Ternyata memang benar. Andra sudah duduk di bangku dan mebaca-baca buku.
"Hai Ndra." Sapaku.
"Hmmm.." jawabnya sambil menolehku sekilas.
"Koq tumben banget gak jemput, katanya mau antar jemput aku tiap hari." Kataku sambil bergegas duduk.
"Loh Tante gak bilang ya kalo aku gak bisa jemput?" Katanya seperti terkejut.
"Iya . Bilang. Aku tuh tapi khawatir banget sama kamu , kemarin kamu kemana sih. Koq pulang duluan."
"Ha.. em. Khawatir. Aduh .. aku dikhawatirkan sama si Kamelia." Katanya sambil tersenyum-senyum aneh.
"Aku serius." Kataku sambil melotot.
"Iya deh. Sorry kemarin mama nelfon katanya dedek sakit. Papa pas gak ada di rumah . Lagi ke luar kota urusan bisnis."
"Oh. Setidaknya kan kamu bisa nelfon aku dulu."
"Aduh . Itu mendadak banget Mel. Aku aja bingung."
"Yaudah deh . Trus gimana Adek mu?"
"Udah lebih baik. Tapi masih opname. Kemarin kamu pulangnya gimana?"
"Dianter sama Fero."
"Fero siapa tuh. Kok gak pernah denger."
"Anak ips 3 . Baik banget tau dia. Emm.. kemarin aku ketemu bagas."
"Aduh brengsek.. kamu gak di apa apain kan?"
"Enggak. Untung aja ada Fero yang belain. Haduh bisa kebayang kalau gak ada Fero. Bisa mati kutu aku."
"Fero siapa sih . Koq bikin sebel gitu." Kata Andra dengan wajah agak kesal.
"Kan Udah aku bilangin anak ips 3. Gimana sih . Lagi pula kamu tu kenapa? Cemburu?" Kataku sedikit terkekeh.
"Berani banget melangkahi aku satu langkah."
Kriiiinnngggggg...... kringg......... terdengar bel masuk berbunyi. Aku dan Andra langsung diam . Karena tak lama kemudian sang guru pun masuk ke kelas kami dan memulai pelajaran.Saat istirahat. Aku dan Andra pergi ke kantin. Aku yang mengajaknya karena aku memang sangat lapar. Pelajaran tadi membuat isi perutku terkuras habis.
"Ndra. Pesenin bakso dong." Kataku dengan sedikit merengek.
"Dasar manja." Katanya.
"Cepetan dong.!!!" Kataku sedikit berteriak.
"Iya iya bawel amat sih. Buset dah.."
Andra berjalan menuju tempat ibu kantin. Tanpa kusadari ada seseorang yang berdiri membawa makanan di belakangaku dan ternyata ia adalah Fero.
"Halo." Sapanya sambil tersenyum.
"Oh hei Fer. " balasku.
"Boleh gabung?"
"Iya silakan." Kataku sambil sedikit bergeser.
"Sendirian aja nih. "
"Oh. Enggak, Andra lagi pesen makan bentar lagi juga kesini."
Setelah mengatakan hal itu, kulihat Andra memang berjalan ke arah kami dengan membawa dua mangkuk bakso.
"Nih, Makan sono." Katanya sembari meletakkan semangkuk bakso di meja depanku.
"Makasih Andra.. "Kataku sambil tersenyum.
"Siapa nih, penyusup?" Tanyanya sambil melirik ke arah Fero.
"Ini Fero. Yang aku ceritain ke kamu tadi." Kataku
"Oh . Ini yang namanya Fero.."
"Hai." Kata Fero sambil mengulurkan tangan ke arah Andra.
"Aku Andra. Halo." Balas Andra sambil menjabat tangannya. Kulihat Andra menjabat tangan Fero dengan sangat kuat. Hal itu membuat Fero merasa kesakitan dan kurang nyaman. Aku pun berdehem kecil untuk menghentikan tingkah Andra yang kurasa aneh.
"Ehmmm. Lama amat jabatnya." Kataku. Andra pun melepaskan tangannya. Seperti yang kuduga tangan Fero sampai merah karena kelakuan Andra. Aku pun segera makan karena memang sangat lapar . Diam-diam kuperhatikan Andra yang merasa tidak nyaman dengan kehadiran Fero. Aku memang tak bisa megetahui isi dari fikiran Andra. Tapi aku cukup tahu karena tingkah Andra yang memang jauh dari kata biasa. Entah apa alasannya kurasa mungkin disebabkan karena ia tak terbiasa dengan orang asing. Tapi dulu dia tak memperlakukanku begitu. Aneh."Mel. Nanti kamu luang gak?" Tanya Fero kepadaku Setelah kami cukup lama diam.
"Emang kenapa?" Tanyaku sambil sesekali menyantap baksoku.
"Temenin aku ke pameran lukisan yuk. Aku pingin buat laporan.
"Kenapa mesti Amel sih yang kau ajak." Kata Andra tiba-tiba.
"Huss. Andra." Kataku sambil melotot.
"Kamu mau ikut?" Tanya Fero kepada Andra.
"Enggak . Makasih. Aku ada acara." Kata Andra.
"Oh.. gimana Mel. Bisa kan?" Tanya Fero kepadaku.
"Bisa aja sih. Tapi jangan lama-lama ya." Kataku.
"Siap. Nanti aku tunggu di tempat parkir samping ya."
"Oke."
"Aku ke kelas dulu ya Mel. Belum ngerjain PR." Kata Andra tiba-tiba sambil bergegas berjalan meninggalkan kami.
"Rese banget sih." Kataku kesal kepada sikap Andra yang aneh.
"Mungkin dia Cemburu." Kata Fero
"Enggak mungkin lah. Dia tuh sahabat deket aku." Kataku.
"Sahabat bisa jadi cinta lo" katanya dengan tersenyum.
"Ngaco ah."
Tak lama kemudian kami masuk ke kelas. Karena memang waktu istirahat telah usai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Aku, Dia, dan Takdir
Romance[SUDAH ENDING] Aku Kamelia Azzahra, wanita biasa jauh dari kata sempurna. di Surabaya tempatku tinggal, aku slalu memiliki mimpi-mimpi yang besar. aku slalu bisa mencapai impian itu, tapi aku gagal memahami perasaan sahabatku sendiri. Dia adalah sah...