Kebahagiaan Ganda

6 2 0
                                    

Saut bersautan Adzan subuh  berkumandang, aku masih memenjamkan kedua mataku dengan nyamannya. Tok.. tok.. tok...
"Mel... bangun. Sholat subuh!!" Terdengar suara ibu yang mengetuk pintu kamarku.
"Iya.." jawabku sambil masih memeluk guling di atas tempat tidur.
Perlahan kubuka kedua mataku, dan kulawan rasa malas yang mencengkeram dalam sanubariku. Aku menggerakkan tanganku mengambil ponsel di meja. Kulihat ada sebuah pesan masuk dari notifnya. Aku bergegas membukanya sambil masih berbaring.
Siciprut Andra
Halo singa.. gimana kabarnya di kota pahlawan?.. kamu diam२ pasti rindu kan.. padahal hanya 2 minggu aku di Bandung tp udah rindu aja. Tenang lusa kan udah sekolah lagi kita.. jadi pendem dulu ya rasa rindunya... Wkwkwk..
Aku hanya tersenyum membaca pesan dari Andra. Aku meletakkan kembali ponselku tanpa membalas pesan Andra, segera aku duduk dan bergegas menuju ke kamar mandi untuk mengambil air wudlu. Lalu ku laksanakan 2 rokaat Sholat subuh. Selesai Sholat subuh aku menengadahkan kedua tanganku, berdoa kepada sang pencipta.
"Ya Allah.. Sesungguhnya Engkaulah yang menciptakan perasaan nyaman kepada semua makhluk. Maka jika rasa nyaman ini adalah benar, tunjukkanlah jalan agar semakin dekat aku dengannya. Akan tetapi jika rasa nyaman ini hanyalah sebuah singgahan belaka. Jauhkan lah dan hapuskanlah dariku. Dan berilah aku ganti yang lebih baik. Aamiin." Aku mengusap kedua tanganku sebagai penutup doa.

Selesai melaksanakan Sholat subuh, aku keluar dari rumah untuk jogging sebentar sebagai penghibur rasa kesendirian dalam diriku. Iya, selama liburan. Aku slalu mengawali hariku dengan lari pagi. Mengelilingi Taman sambil mendengarkan musik melalui headset kecil yang kupasang di kedua telingaku. Kemudian ku lanjut hariku dengan sarapan , dan Kemudian tak ada lagi yang bisa kulakukan selain menonton TV. Aku sangat malas untuk hang out. Tak ada teman yang begitu dekat denganku sehingga aku harus pergi bersama selain Andra. Kak Dion punya acara sendiri. Tak mungkin lah aku harus mengikutinya kemana pun.

"Kamu liburan kenapa sih di rumah aja. Kalo gak nonton TV baca novel kalo gak gitu nonton Drama korea. Gak bosen apa?" Kata Ibu yang melihatku menonton TV sambil berbaring santai di atas shofa ruang keluarga.
"Andra ke Bandung, aku Mesti ngapain?" Kataku.
"Kamu gak pingin ikut Dion?" Tanya ibu lagi.
"Males ah. "
"Oh iya. Besok Ayah pulang."
"Yang bener?"
"Iya. Tadi ayah telfon. Beliau udah Selesai nugasnya ."
"Habis ini. Ayah di rumah terus dong."
"Mungkin."
"Akhirnya ibu gak kesepian lagi ya Allah.." kataku sembari tertawa.
"Kenapa jadi ibu sih?" Kata ibu tersenyum. Dalam senyumnya aku tahu ada rasa rindu yang mendalam kepada ayah disana.
"Aduh pipinya jadi merah.."
"Udahlah . Ibu mau ke dapur." Kata ibu sembari pergi ke dapur. Mungkin beliau risih karena ku goda.

Aku melanjutkan fokus pada acara TV ku. Tiba-Tiba ponselku berbunyi tanda ada panggilan video masuk. Tanpa kubaca siapa aku tak sengaja mengangkatnya.
"Heh.. ya ampun... liburan gini Malah nonton TV sih rek.."
"Hah. Ternyata kamu Ndra. Kenapa VC? Kamu kangen kan sama aku.."
"Ilihhh.. pede banget sih. Aku tu VC pingin lihat keadaan kamu. Tambah gendut apa enggak..wkwkwkwk.."
"Sejak Kapan juga aku gendut. Ichh.."
"Kamu gak hang out gitu? Besok udah liburan yang terakhir lohh.."
"Males. Kamu lagi ngapain tu?"
"Ini Habis main sama temen-temen. "
"Besok ayah pulang Ndra. Kamu Kapan balik ke Surabaya?"
"Iya.. Besok aku juga balik. Tuh mama lagi beres-beres."
"Loh . Kamu gak bantuin . Malah main. Rese banget sih."
"Mama gak mau aku bantuin Mel.. "
"Kamu seneng-seneng disana Ndra. Eh ceweknya cakep-cakep kagak nih?"
"Masih cakep-cakep di Surabaya ceweknya mah..."
"Masa sih?"
"Iya. Gak percaya amat. Udah dulu ya. Mau main lagi nih. "
"Siap bos."
Tuuutt...

Aku menutup VC an di ponselku. Aku tersenyum senang Setelah melihat Andra. Semua rasa rinduku dapat tercurahkan melalui obrolan singkat itu. Dan yang paling membahagiakan, Besok Andra sekaligus Ayahku pulang. Benar-benar kebahagiaan ganda.

*^

Malam harinya aku diajak kak Dion ke Supermarket untuk membeli sedikit keperluan. Kami jalan kaki menuju kesana karena memang letak supermarket itu tak jauh dari rumah. Di sepanjang jalan, aku merasakan kesejukan angin malam dan menikmati gemerlapan cahaya lampu di sepanjang jalan. Kota Surabaya yang tak pernah merasa sepi, tetapi nyaman untuk di tempati.
"Kamu mau minta apa?" Tanya kak Dion saat hendak memasuki Supermarket.
" Boleh beneran nih?" Jawabku.
"Mumpung lagi baik hati."
"Hmmm. Udah nanti aku milih sendiri." Kataku sembari mendorong pintu masuk supermarket.
Kak Dion dan aku segera memilih-milih barang yang diperlukan. Setelah sekiranya Selesai Kak Dion segera mengantre di mesin kasir dan Setelah itu pulang.

Sesampainya di rumah, aku menuju ke Kamarku. Ingin rasanya aku segera memenjamkan kedua mataku dan menyambut datangnya pagi esok hari. Hari esok adalah hari yang menurutku sangat penting dan harus datang. Tanpa fikir panjang aku pun memejamkan kedua mataku dan menjelajah ke pulau kapuk.

*^

Esok harinya, aku bangun lebih awal dari biasanya. Setelah Sholat subuh aku pergi membantu ibu di dapur untuk memasak. Hari ini ibu ingin Memasak makanan kesukaan ayah untuk menyambut kedatangan beliau. Ayah akan sampai pukul 07.30 pagi. Jadi kami mempersiapkan agak lebih awal. Kak Dion pun tak mau kalah. Ia pergi ke halaman depan, membersihkannya dan mendekor ulang ruangan rumah. Kami ingin membuat ayah terkesan dan merasa bahagia Setelah cukup lama meninggalkan kami untuk sebuah tugas negara.

Menit pun berganti jam, waktu yang kami tunggu Tiba. Terdengar seseorang mengetok pintu rumah. Kami yakin itu pasti Ayah . Kami pun bersiap menyambut kedatangan beliau. Ibu membawa kue yang dibuatnya, aku dan kak Dion membawa terumpet kecil yang terbuat dari kertas dan berjajar di belakang pintu. Kak Dion membukakan pintunya, dan kami segera meniup terumpet tatkala ayah akan masuk ke dalam.
Preeeeettttttttt......
" Surprise... welcome back Ayah." Kata kami serempak.
"Waduh.. terkejut ayah." Kata Ayahku sembari tersenyum.
Aku, ibu, dan kak Dion menyalami tangan ayah. Ayah pun membalas mencium kening kami. Kami mengajak ayah duduk di shofa ruang tamu dan memotong kue surprise yang dibuat ibu. Kue coklat mocca yang disukai ayah.
"Kalian ini. Ayah sampai terharu.." kata Ayah sembari menyantap kue.
"Kan ini sebagai pesta penyambutan Ayah. Setelah ini ayah gak akan tugas ke luar pulau lagi kan?" Kataku.
"Insya Allah sayang.."
"Ayah udah sarapan?" Tanya ibu
"Belum. Ayah gak sabar pingin  menyicipi sarapan buatan ibu. Udah lama sekali kan?" Kata Ayah.
"Yaudah kalau gitu makan sekarang..." kata Kak Dion.
Kami menuju ruang makan yang sudah tertata rapi.
"Wah wah ... ini semua makanan kesukaan ayah.." kata Ayah.
"Iya Yah. Ibu sengaja buat . Ibu tu udah rindu banget lo .. sama Ayah.." kata kak Dion.
"Amel juga bantuin buat tadi." Kata ibu.
"Oh ya. Gadis kecil ayah sekarang sudah bisa masak.." kata ayah sambil menatapku. Aku hanya tersenyum.
Ibu menyendokkan nasi dan lauk ke piring kami, Setelah itu kami segera memulai sarapan karena memang perut sudah keroncongan.
"Oh iya Mel. Andra mana? Koq gak kamu Ajak kesini. Ayah pingin ngobrol sama dia." Kata Ayah di sela-sela makannya.
"Andra lagi di Bandung Yah.. nanti siang baru balik ke Surabaya. Emang Ayah mau ngobrol apa?" Tanyaku.
"Ya pingin ngobrol aja. Nanti kalau sudah pulang telfon suruh kesini ya."
"Iya yah."

*^

Sore harinya, Andra datang ke rumahku. Dia pulang pada pukul 2 siang tadi. Setelah kuberi tahu bahwa ayah pingin bertemu dia tampak bersemangat sekali.
"Assalamu'alaikum.." sapa Andra kepada kami yang sedak duduk di ruang keluarga.
"Wa'alaikumussalam.. " jawab kami serempak.
"Gimana kabarnya Tante. Kak Dion. Dan Om.. udah balik nih?" Kata Andra sembari menyalami tangan Ayah, ibu, dan kak Dion bergantian.
"Baik.. kamu gimana liburannya?" Tanya ibu.
"Seneng Tante.." kata Andra.
"Oh ini yang namanya Andra. Tampan sekali kau le.." kata Ayahku sambil menepuk pundak Andra yang duduk disamping beliau.
"Biasa aja Koq om." Kata Andra.
"Om. Makasih banget lo sama kamu. Kamelia anak om ini jadi punya temen dan gak cemberutan kayak dulu."
Andra dan Ayahku tampak ngobrol satu sama lain. Mereka sangat akrab walaupun baru sekali bertemu. Dan Kulihat ayahku menyukai Andra dan Andra tampak nyaman juga dengan Ayahku. Baguslah, kalau Ayahku suka berarti aku memang tak salah memilih Andra sebagai sahabat yang paling dekat denganku. Dasar Andra, pinter banget ngambil hati semua orang. Aku pun tersenyum memperhatikan Ayahku dan Andra.

Tentang Aku, Dia, dan TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang