Part 7

3.8K 188 47
                                    

"Haruskah kukatakan pada seluruh semesta bahwa kau hanya milikku?"

Elvandino Aryasatya

Gadis cantik berpipi tembam itu masih mengobrol dengan asiknya bersama Hasan. Gea bercerita panjang lebar pada laki laki di hadapannya itu, sesekali kekehan singkat menghiasi suaranya.

Sementara laki laki dihadapannya itu, Hasan. Duduk diam dengan tangan menumpu dagunya, mengamati gadis berwajah babyface yang masih saja mengoceh tanpa henti.

Lucu sekali memandangi gadis berpipi tembam itu, caranya berbicara dan tertawa hingga matanya menyipit sungguh indah.

Baru asyik bercerita tentang novel best seller yang kemarin Hasan rekomendasikan pada gadis itu, sebuah notifikasi dari ponsel rosegold milik Gea memotong ucapan gadis cantik itu.

"Bentar ya, gue cek hp dulu." Gea meringis kecil dan mengambil ponsel yang terletak di samping kirinya.

Tangan lentik gadis itu menari diatas benda pipih berlayar 5 inch tersebut. Gadis itu membaca pesan yang masuk dari aplikasi chatting miliknya. Tanpa ia sadari seulas senyum tipis terlukis di wajah imutnya.

Si posesif ❤ : Gea udah makan?

Geaa : Belum, ini otw ko :))

Si posesif ❤ : Cepetan makan, jangan telat. Ntar kalo sakit gimana?

Geaa : iyaa astaga, bawel ih.

Si posesif ❤ : bukan bawel Gea, tapi care.

Geaa : iya elvannya gea. Gea makan dulu okay. Babai.

Geaa : Jangan rindu ya.

Geaa : Kata dilan berat tau.

Geaa : oke babai..

Gea masih tersenyum tipis, gadis itu kembali meletakkan ponsel rosegold nya di meja.

"Siapa, Dit? Bahagia bener." Hasan bertanya dengan nada menggoda.

Gea hanya tersenyum malu menanggapi itu.

"Biasa." jawab gadis itu sekenanya.

Hasan hanya mengangguk angguk paham, ia sudah tau siapa yang gadis cantik dihadapannya ini maksudkan.

"Eh, San. Lo udah makan belom?"

"Udah tadi, kenapa?" Hasan menjawab, laki laki itu sudah mengubah posisi tangannya menjadi bersedekap diatas meja.

"Yahh, padahal mau gue ajak makan di kantin." Gea memajukan bibirnya, kecewa.

"Lo belom makan? Tumbenan gak bawa bekel."

"Tadi sih bawa, tapi dipalak noh sama Riska." Adu gadis cantik itu.

Hasan hanya terkekeh pelan melihat ekspresi lucu gadis berambut gelombang itu. Tangannya terulur mengacak pelan surai bergelombang milik Gea.

"Yaudah ayo. Gue temenin." Hasan bangkit dari duduknya.

Sedetik kemudian Gea menatap Hasan dengan tatapan berbinar. Senang.

"Beneran?" Tanya gadis itu tak percaya.

"Iya, elah. Cepetan."

Gea bersorak bahagia. Setelah itu tangannya cekatan membereskan barang barangnya yang berceceran. Ia mengambil ponselnya dan memasukkan benda pipih itu ke dalam saku rok coklatnya.

Gealvan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang