Part 25

1.6K 102 30
                                    

"Ketika semua mulai selaras dan membuatku waras. Kenapa selalu ada sesuatu tak terduga yang melukai hingga berbekas?"

GEALVAN

***

Gea mengurut kepalanya pusing, setelah makan siang bersama Elvan dia malah tiba tiba pusing.

Mau tak mau dia memasrahkan segala acara ke adik kelasnya dan angkatannya tapi masih dalam pengawasannya.

Dia tak mau dianggap tidak bertanggung jawab, tadi pagi saat bangun dia memang sedikit merasa pusing. Tapi kemudian rasa sakit itu hilang jadi Gea mengabaikannya.

Gea kembali mengecek seluruh kegiatan, meskipun dia ada di ruang OSIS tapi gadis itu selalu memantau kelangsungan acara.

Gadis itu sedari tadi menanyakan beberapa hal ke anggotanya yang ada di lapangan. Entah itu melalui chat ataupun walkie talkie yang ada ditangannya.

Gadis itu memencet walkie talkienya ingin menghubungi anggotanya.

"Back stage masuk." Ucapnya sambil menekan walkie talkie. Ingin mengetahui keadaan back stage.

"Aman kok ketua, udah lo istirahat. Percaya deh sama kita. Pokoknya nanti beres." Andre, salah satu anggotanya yang ada di back stage sudah terlebih dahulu memberi info bahkan sebelum gadis itu bertanya.

Gadis itu akhirnya hanya membalas oke lalu meletakkan walkie talkie hitam itu. Gadis itu akan coba percaya pada mereka, seperti yang selalu mereka lakukan padanya.

Jika mereka bisa mempercayai dirinya lalu kenapa dia tak bisa percaya mereka? Begitulah pikirnya.

Yah tapi tetap saja, sudah tabiat gadis itu tidak bisa lega jika sesuatu tidak ia awasi sendiri. Akhirnya gadis itu beranjak dari duduknya. Mengambil walkie talkie dan ia kalungkan ke lehernya, dan juga mengantongi ponsel di saku roknya.

Gadis itu keluar ruang OSIS, Gea melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Masih ada dua jam sebelum acara selesai, gadis itu akan ke backstage saja untuk memastikan acara puncak tidak ada kesalahan.

Gea berjalan dengan tatapan lurus kedepan, dia tampak berwibawa. Tak perlu waktu lama akhirnya Gea sampai di backstage.

Gadis itu langsung menghampiri anggotanya yang ada disana, mereka tersenyum lalu menjawab bahwa gadis itu tak perlu sebegitu khawatir.

Gea menghela nafas keras, lalu pada akhirnya dia diminta duduk sambil mengecek dokumentasi acara.

***

Gea sudah ada disamping panggung, gadis itu berdiri sambil bersedekap dada. Sesekali mengkoordinir anggotamya, ia tersenyum tulus. Setidaknya usahanya tidak sia sia ketika melihat seluruh SMA Angkasa menikmati acara hari itu.

Meski masih ada acara penutupan besok malam, tapi setidaknya acara inti sudah berjalan lancar. Jadi Gea tak perlu banyak khawatir.

Jadi acara ulang tahun sekolahnya ini dibagi menjadi tiga bagian. Pembukaan yang berisi lomba lomba antar kelas selama dua hari. Acara inti, yaitu hari ini yang berisi Pementasan seni dengan beberapa guest star. Dan yang terakhir ada penutupan yang akan dilaksanakan besok malam.

Di acara penutupan itu hanya ada beberapa random talk show dan tentu saja ada pengumuman pemenang lomba, dan juga beberapa kalimat perpisahan untuk kelas 12.

Gea tersentak kaget ketika ponsel disakunya bergetar. Gadis itu segera mengambil ponselnya, melihat display name disana secara otomatis gadis itu menepi dari keramaian.

Gealvan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang