Part 2

8.8K 400 64
                                    

Aku bahagia sekadar memilikimu disampingku. Karena kamu sosok terindah yang pernah mataku tangkap didunia ini.

Elvandino Aryasatya

Gea turun dari motor Elvan, tangannya bergerak melepas helm dari kepalanya lalu mengulurkannya pada laki laki jangkung yang masih duduk diatas motornya itu. Gadis itu merapikan rambutnya sekejap.

"Elvan gak ikut masuk?"

"Nggak, lain kali aja ya. Mau pulang udah sore." Elvan mengusap rambut panjang gadis itu sesaat.

Gea mengangguk mengiyakan, gadis itu tersenyum. Manis. Elvan mulai menghidupkan motornya, laki laki jangkung itu melambaikan tangan pada gadis cantik yang masih bertengger di samping kirinya itu.

"Elvan hati hati ya. Jangan ngebut."

"Iya. Elvan duluan ya Gea."

Sesaat setelah berujar motor Elvan mulai melaju. Gea memandangi punggung Elvan hingga lenyap dari pandangannya. Gea segera beranjak memasuki rumahnya, gadis itu mengucap salam ketika memasuki rumah bergaya modern minimalis itu.

"Non Gea teh baru pulang. Padahal teh ini udah sore atuh." Ujar Bi Lastri -pembantunya-

"Iya nih bi, tadi rapat osis sama bikin proposal. Hadeuh.. capek banget bi." Gadis itu mulai membanting tubuhnya kesofa rumahnya.

"Proposal teh naon non? Bibi nte ngarti." Bi Lastri berujar dengan polosnya.

Gea terkekeh pelan, setidaknya bi Lastri mampu membuat capeknya sedikit menguap.

"Proposal itu dokumen yang kita ajuin untuk minta dana gitu bi."

Gea mulai menjelaskan sedang bi Lastri mendengarkan dengan khidmat, dan sesekali ber o ria.

"Bi, Gea mau ke kamar ya." Pamitnya.

Bi Lastri hanya mengacungkan jempolnya. Gadis itu mulai memasuki kamarnya yang bernuansa biru langit itu. Gadis itu suka sekali warna biru, apalagi biru laut. Warnanya seakan memberikan ketenangan bagi siapa saja yang melihatnya.

Cat temboknya berwarna biru langit dengan aksen awan awan di bagian atas dekat langit kamarnya. Gadis itu juga membuat balon udara 3 dimensi dari kertas karton warna warni. Berbeda dengan benda lainnya di kamarnya, ranjangnya justru berwarna pink muda menampilkan sisi girly gadis itu.

Ia mambuka jendela kamarnya membiarkan udara segar memasuki kamarnya. Gadis itu segera bergegas membersihkan dirinya.

Ia kini sudah memakai kaos berwarna putih bersih dipadukan dengan celana jeans pendek lalu rambutnya ia cepol asal asalan. Gadis itu nampak cantik. Ya gimana ya.. kalo udah cantik sih mau digimanain juga cantik.

Gea duduk didepan meja belajarnya, kini ia sudah berhadapan dengan laptopnya. Mengurus proposal. Lagi. Sebab tadi masih belum selesai sebenarnya tapi Elvan sudah menunggunya. Ya walaupun Elvan sih mau mau saja disuruh menunggunya tapi gadis itu merasa tak enak hati. Jadi ia memutuskan untuk melanjutkannya dirumah.

Matanya menatap ke arah layar laptop sedangkan jemarinya sudah menari nari mengetikkan serangkaian kata yang sudah ia tulis di notesnya. Sesekali Gea menghela nafasnya kasar, segini susahnya jadi ketua OSIS ya.

Gealvan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang