Bagian Keempat

12.8K 349 5
                                    

Di kelas Zidan...

"Arghh, kesel tai!" gerutu Zidan yang sembari membersihkan bajunya.

"Lo, ngedumel mulu dari tadi gak cape, lu?" tanya Raefal, mereka yang bertiga yang mendengar dumelan Zidan hanya menggelengkan kepalanya.

"Bacot, ah!" ketus Zidan menimpali.

"Btw, cewek tadi cantik juga," Devan mengganti topik agar perdebatan di antara mereka berdua selesai.

"Iya gila, apalagi body nya erghh ..." sambung Arrayan dengan membayangkan.

"Ambigu." sinis Zidan kepada Arrayan.

"Mangkannya jangan kebanyakan nonton video uh-ah-uh-ah." sambung Devan tertawa batas normal.

"Bang, jangan bikin gue merangsang." Arrayan memasang wajah manja kepada Devan.

"Idih, najis lo Yan! Gue, masih normal kali." Devan menoyor kepala Arrayan.

"Hehehe," Arrayan cengengesan sambil mengelus-elus kepalanya itu.

"Hadehh ... gue punya temen gini semua, ya." ucap Zidan yang menggeleng-gelengkan kepalanya pasrah.

***

KRINGG!! KRINGGG!!

Bel pulang berbunyi, semua anak berhamburan keluar kelas.

"Ra, lo pulang naik apa?" tanya Della sambil memasukkan bukunya ke dalam tas.

"Gue palingan naik taksi, kalo ng–"

"Bareng gue!" sambung seorang laki-laki yang menghampiri mereka berdua.

"Lo lagi? Ngapain si lo ngintil gue mulu!" ketus Zara kesal.

"Sebagai ganti baju gue yang di siram sama lo. Lo, harus bantuin gue nyari hadiah ok?" tanpa persetujuan di sebelah pihak, Zidan langsung menggandeng tangan Zara.

"Hadeh, tu bocah." gumam Della pelan sembari memandang punggung mereka berdua yang semakin menjauh.

Di parkiran...

"Eh, apaan si lo?! Tarik-tarik tangan gue, tanpa persetujuan gue!" ucap Zara sambil melepaskan cengkraman Zidan itu.

"Hehe ... sori, dah." cengir Zidan tanpa dosa.

"Sebagai ganti karna lo udah buat baju gue basah karna di siram sama lo. Jadi, lo harus bantuin gue nyari hadiah buat nyokap gue ok?" sambung Zidan.

"Tapi–" Zidan memotong ucapan Zara dengan menarik Zara masuk ke dalam mobilnya.

***

Di dalam mobil...

Tidak ada satupun yang berkutik, hanya ada suara radio di dalam mobil itu. Karena mereasa canggung salah satu mereka mencoba menyudahi keheningan itu.

"Kita mau nyari hadiahnya dimana, Dan?" tanya Zara kepada Zidan yang sedang fokus menyetir mobil.

"Ke mall yang lumayan deket dari sini." jawab Zidan masih tetap fokus pada jalan.

Tak perlu menunggu waktu lama, mereka berdua sudah sampai pada tempat yang di tuju. Mereka berdua berjalan beriringan seperti seorang pasang kekasih.

The Most Wanted Girl [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang