Bagian Kesembilan belas

6.3K 222 2
                                    

Zara tersenyum senang saat mendapati coklat dan bunga di atas mejanya pagi ini. Dan terdapat secarik kertas bertuliskan nama Zidan, bahwa yang memberinya adalah Zidan.

Ia sudah sedikit demi sedikit melupakan masalah yang sering menghantui pikirannya. Berkat Zidan dan coklat. Hehhe.

Ia menyimpan coklat itu di dalam laci meja. Di biarkannya untuk ia makan bersama Zidan saat istirahat nanti.

Della mengerutkan dahinya saat melihat wajah Zara yang berseri-seri dari kejauhan, bertolak belakang dengan Zara yang kemarin.

"Senyum-senyum awas kesambet." Ucap Della seraya duduk di kursinya.

"Suka-suka gue." Ujar Zara terdengar menyolot.

"Dih ngegas terus pms kali yak." Gerutu Della pelan tetapi masih terdengar oleh Zara.

"Gue denger yak!" Ketus Zara.

Della mengedikkan bahunya tak perduli.

Beberapa menit kemudian guru memasuki ruangan. Tetapi bukan guru mata pelajaran yang harus memasuki pada jam saat ini, melainkan kepala sekolah.

Semua murid yang berada dalam ruangan senyap seketika. Karena mereka tahu bahwa kepala sekolahnya itu sangat galak, melebihi guru killer.

"Anak-anak bapak akan memeberi tahukan informasi, bahwa kalian kedatangan murid baru," Ucap Pak Wahyu, kepala sekolah tersebut.

Semua murid hanya mengangguk paham, tanpa ada yang bersuara sedikitpun.

"Ayo silahkan masuk!" Ucap Pak Wahyu lagi kepada seseorang yang masih berada di luar kelas.

Orang itu berdiri di samping kelapa sekolah. Semua siswi terkagum-kagum dengan tampilan dari sosok itu, membuat suasana sedikit gaduh.

Tetapi tidak dengan Zara, yang diam-diam masih setia membaca novelnya.

"Semuanya harap tenang, ayo perkenalkan namamu." Ucap Pak Wahyu kemudian.

"Perkenalkan nama saya Gio Franz Dahwn." ucap pria itu dengan senyum tipis.

Deg.

Seketika Zara menghentikan aktifitas membacanya. Wajahnya perlahan mendongak untuk melihat wajah dari pria itu.

Matanya membelalak tak percaya, tentang siapa orang yang berada di depan kelasnya saat ini.

Bruk.

Buku novel yang di pegang Zara seketika terjatuh kelantai, semua mata tertuju pada Zara. Dengan cepat Zara mengambil buku itu dan meminta maaf kepada yang lainnya.

"Baiklah, nak Gio silahkan duduk di tempat yang kosong. Saya pergi dulu." Ucap Pak Wahyu sebelum melenggang pergi.

"Dell, anter gue ke toilet." Ujar Zara terlihat gemetar dan tanpa persetujuan Della, ia langsung melenggang pergi.

Zara berjalan dengan wajah tertunduk, tanpa memperhatikan jalannya. Sampai ia menabrak seseorang, ya! Pria itu.

"Maaf." ucap Zara sekenanya kemudian melenggang pergi dengan sedikit tergesa.

Della yang melihat itu mengerutkan kening, tampaknya mereka seperti saling mengenal?

Tanpa berfikir panjang ia berlari kecil untuk mengejar Zara ke toilet.

***

Zara menatap wajahnya di pantulan cermin. Beberapa menit ia masih dalam posisi seperti itu, kemudian tanpa ia sadari cairan hangat melintas di pipinya yang mulus.

The Most Wanted Girl [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang