Bagian Ketiga belas

8.8K 240 2
                                    

Sinar mentari memaksa masuk melalui celah celah jendela, dan suara burung berkicau yang sangat merdu seperti sedang bernyanyi menyambut pagi yang cerah ini.
Tetapi tidak untuk Zara ia masih terlelap di dalam mimpinya.

Zara meregangkan otot-ototnya dengan mata yang masih terpejam, kemudian merubah posisinya menjadi duduk dalam keadaan mata terpejam.

Zara masih setia dalam posisi itu untuk mengumpulkan nyawa-nyawanya.

Zara membuka matanya perlahan sesekali mengucek matanya yang sangat berat itu, kemudian menoleh ke arah jam yang berada di atas nakas.

"Hoammm... jam berapa?"

08 : 30

Matanya yang sangat erat itu seketika membulat, mengingat ajakan Zidan saat sore itu

Kemudian Zara segera mengambil handuk dan berlari tergesa-gesa ke dalam kamar mandi untuk melaksanakan ritual paginya, tidak perlu memakan waktu lama Zara sudah keluar dari kamar mandi.

Setelah mengenakan baju dan memoles wajahnya sedikit ia berjalan menuruni anak tangga dan mencari sosok wanita paruh baya yang sangat ia cintai.

"Mamaahhhhh!!" Teriak Zara seraya berlari kecil menuju dapur.

Saat sampai di sana, ia membelalakkan matanya saat di dapati Zidan yang tengah sarapan di meja makan dan sedang tersenyum kepadanya.

Shit Malu-maluin banget Batin Zara.

Zara tersenyum kikuk ke arah Zidan, kemudian ia duduk di samping Vino dan tempat duduknya berhadapan dengan Zidan.

"Hahaha malu ya teriak-teriak di depan doi" Vino tertawa terbahak-bahak dengan mulut yang penuh nasi sampai tersembur kemana-mana.

"Idih najis ini sampe kemana-mana" Zara membersihkan nasi yang berada di sekitarnya akibat ulah Vino tadi.

Renata yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya, dasar anak ini.

"Vino! kalo makan tuh jangan sambil ketawa tuh kesembur kemana mana, malu maluin tau ga" Renata duduk di samping Zidan.

"Iyaa dih" ketus Zara seraya memakan makanannya.

Setelah di sembur oleh teguran ibunya itu, Vino memilih melanjutkan aktifitas memakanya dalam diam.

"Mampus lo rasain!"  Umpat Zara seraya tersenyum smirk ke arah Vino.

"Ekhemm"

"Eh iya tante sampe lupa kalo ada makhluk lain di sini" Renata tersenyum ke arah Zidan.

Eh makhluk apaan maksudnya? Tanya Zidan dalam batin.

Zara dan Vino hanya menahan tawa nya, sedangkan Zidan hanya tersenyum kikuk.

"Mau kemana sama Zara?" Tanya Renata seraya memasukkan satu sendok ke dalam mulutnya.

"Emm... mau ajak jalan-jalan doang hehe" Zidan tersenyum kikuk di sana.

Zara menoleh ke arah jam dinding berada lalu menatp Zidan seperti memberi kode 'ayo cepetan'

"Emm.. tante saya pamit dulu ya takut ke buru siang" ucap Zidan "saya pinjam Zara nya dulu bentar tante" sambungnya seraya mencium tangan Renata.

Renata mengangguk "pulangnya jangan terlalu malem, jaga Zara ya"

"Zara pamit dulu dahh mamaahh" Zara menyalimi tangan Renata kemudian berlari kecil untuk menghampiri Zidan.

***

Suasana di dalam mobil hening hanya ada suara alunan musik di radio, keduanya hanyut dalam pikirannya masing-masing.

"Kita mau kemana?" Tanya Zara memecahkan keheningan.

The Most Wanted Girl [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang