Part 14

2.4K 346 191
                                    


Oke..
Actionnya udah agak berkurang yaa...
Sekarang kita melow² an dulu
Kayanya yaa ini momen yg paling kalian tunggu2

Naseb berbanding terbalik

Hahaha....









Sorry for typo 😊











Insight Moonlight

Part 14



Rembulan akan tetap ada di langit siang. Sekalipun cahayanya terkalahkan. Oleh sinar mentari yang lebih kuat. Rembulan akan selalu ada di langit, menunggu datangnya malam. Tidak akan pernah meninggalkan tempatnya. Tidak akan pernah membiarkan bumi kesepian. Malam akan semakin kelam tanpa hadirnya. Percayalah, rembulan itu akan selalu ada.

Pemuda itu berjalan tertatih, membawa mimik wajah tanpa ekspresi. Kelam dan dalam tak bisa di selami. Menyusuri lengangnya tepian ruas jalan yang sepi. Bersama dengan malam yang hampir tergelincir. Seringai senyum di bibir, mewakili hati yang tersembunyi.

Masih ada bekas darah yang belum mengering. Masih ada bekas luka yang menganga. Wajah lelahnya berbalut kesakitan tiada terkira. Segenap hatinya mungkin sudah luluh lantah tak berupa. Tapi dia bukanlah lampu taman yang mudah padam karena hantaman.

Braakkk

"Haaiiss!! Kamcagiya!!"

Pintu utama sebuah bangunan PC house terbuka kasar dari luar. Mengagetkan seseorang yang masih terjaga di dalam. Sepercik kopi panas tertumpah karena tangannya terguncang.

“Hoseok,”

Pemuda pembawa cangkir kopi, membuang begitu saja benda kaca itu dari tangannya buru-buru. Langkah seribu menghampiri daun pintu.

Raut wajah khawatir bercampur terkejut menjadi satu. Kedua lengannya terjulur, menopang tubuh ringkih di depannya tanpa pikir panjang tanpa ragu.

Pemuda itu datang membawa darah dan bekas luka. Mengurai sebuah senyuman dari lantunan dendam yang samar. Wajahnya pias sarat kesakitan. Tapi hatinya memanas seiring dengan simpul fakta yang memudar.

“Kau, siapa?”

Hoseok mengerutkan keningnya. Tak bisa mengenali sosok yang ada di hadapannya saat ini. Wajahnya memang familiar. Wajah itu yang membuat hari-harinya belakangan suram.

Wajah yang tak pernah berhenti membuatnya di selubungi kekhawatiran. Tapi malam ini, wajah itu kembali padanya. Dengan sebuah rasa yang tak bisa ia utarakan. Hoseok tidak mengenali senyum seringainya.

“Aku… adik sahabatmu,”

===================



Jaguar merah itu melaju kencang membelah jalanan. Jaguar merah saksi bisu kebingungan seorang calon mempelai pria. Degub jantungnya tak bisa di kendalikan. Bola matanya menatap bergantian. Pada dua sosok beda usia di samping dan belakangnya.

Si mungil pun sama. Menatapnnya penuh dengan intimidasi tak berperasaan. Dia memindai dari bawah ke atas sosok pemuda asing yang mendadak masuk ke dalam mobil ibunya. Alis tertaut dan dia menggerutu tak suka.

“Mommy, kenapa melanggar janji?” Ucapnya geram pada sosok manis yang masih serius memegang kemudi.

“Sweety, tenanglah, sebentar lagi kita sampai, jangan rewel eoh..,” Jawab Yoongi datar.

“Bukan soal Everland hari ini Mommy! tapi paman ini!” Pekik si kecil seketika membuat Jimin memalingkan pandangan ke arahnya.

Mereka beradu pandang sejenak. Dan bisa Jimin rasakan kobaran kemarahan yang membuatnya menelan ludah kasar. Jimin, dia hanya bayi biasa.

Insight Moonlight ( Vkook / Yaoi )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang