Part 15

2.7K 361 169
                                    

Sorry for typo 😊









Insight Moonlight

Part 15


Redup cahaya rembulan di batas cakrawala menanti kehancuran. Redup dalam sesak yang mendera tanpa pengampunan. Hilang tertelan pengapnya kegelapan. Segenap jiwanya meronta tak lazim menerima kenyataan. Mengerang sarat kesakitan. Hanyutkan dendam dalam setiap tarikan nafas penyesalan.

Pada sesudut hati yang merindukan kehangatan. Meringkuk sendiri menahan kepedihan. Balutan selimut tebal nan hangat, tak cukup mengurai dingin yang mendera perasaan.

Hatinya membeku akan luka yang tak kasat mata. Hatinya tersayat sembilu sejak cintanya kandas lantaran sebuah kebodohan. Hanya tersisa sudut hatinya yang terluka menganga tanpa balutan penyembuh lara.

Terbaring di ranjang yang nyaman, seharusnya ia merasakan kedamaian. Lembutnya balutan bedcover sutra kesayangan, harusnya bisa mengusir kesedihan. Tapi yang terjadi, kesunyian ruangan membuat hatinya semakin nyeri berkepanjangan.

Kamarnya adalah ruangan istimewa yang sangat luas dengan beberapa sekat. Ada ruang televisi yang terpisah dengan tempat tidur. Suite toilet berkelas yang bebas memanjakannya ketika penat.

Dari sudut pandang rebahannya, ia melihat sosok berjas hitam duduk tenang di sofa depan televisi mati, beda sekat dengan ranjangnya.

Sosok itu duduk menyilangkan kedua tangan di dada. Mata terpejam dan mulut terbungkam. Diam seribu bahasa dalam kesunyian. Membiarkan si manis menganggur dalam bimbang.

Jungkook tidak mengerti, apa yang tengah Taehyung lakukan. Dia sudah berdiam diri seperti itu sejak dua jam yang lalu. Sejak mereka tiba di rumah setelah resepsi pernikahan.

Tak tahan dengan kesunyian, si manis bangkit dan berjalan mendekatinya. Menatap lekat-lekat pada bingkai wajah yang tegas.

Tak ada ekspresi dan airmukanya pias. Hambar tanpa rasa yang jelas. Jungkook mendengus kesal. Karena ini adalah pertama kalinya dia terlibat dalam satu keadaan dengan Taehyung.

“Hei! Kalau kau lelah, tidurlah di ranjang,” Ucap Jungkook sambil menyentuh pundak Taehyung dari samping.

Tak ada respon, Taehyung masih terdiam, tapi dia tidak tidur.

“Aku tidak masalah berbagi ranjang dengan mu, asal kau tahu batasan posisi mu,” Sambung si manis masih dengan nada angkuh.

“Aku juga tidak berniat menyentuh mu, kau sudah terjamah tangan kekasih mu,” Balas Taehyung membuat Jungkook meremang.

Ia terkejut karena agaknya Taehyung tak ada respon. Tapi nyatanya, dengan mata terpejam, Taehyung menyahut kalimat. Serta menyisakan rasa sakit yang membekas.

Jungkook mundur selangkah menjauhi Taehyung ketika pemuda itu membuka kelopak matanya perlahan. Meraup udara selancar mungkin untuk menyamankan perasaannya.

Kilat mata Taehyung sangat mengerikan baginya. Suara dalam yang Taehyung lontarkan sungguh berbeda dari biasanya.

“Jadi Jimin pun tidak tahu apa yang kau lakukan padanya? Sudah pasti dia juga tidak tahu kan apa yang telah kita lakukan malam itu,”

Ucapan Taehyung berhasil membuat Jungkook terhenyak kaget. Kedua matanya membulat sempurna. Ada getar samar di bibirnya. Membuat Taehyung sedikit merasa puas. Menggertak kelinci mungil menggemaskan yang menyebalkan.

“Kita tidak melakukan apa-apa, kau hanya sebatas menyentuhku, tidak berbuat lebih,”

“Tapi kau berniat membunuh Taehyung kan? Bersekongkol dengan penjahat demi melenyapkan Kim Taehyung dari hidupmu karena kau merasa dia penghalang, setelah tersebar berita dan tidak tuntasnya penyelidikan karena jasad Taehyung tidak ditemukan kau mulai frustasi dan akhirnya nekad seperti ini? Kau cantik tapi sayang tidak ada harganya,”

Insight Moonlight ( Vkook / Yaoi )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang