VIBRA-8

1.8K 13 0
                                    

Semakin hari populasi lelaki yang tertarik kepada  Vira semakin memuncak. Padahal jelas sekali Vira selalu mengubah penampilannya menjadi urakan.

Segala hal yang sekiranya membuat lelaki jijik selalu Vira lakukan. Tetapi bukannya para lelaki itu berkurang justru malah bertambah banyak.

Padahal Vira rasa dirinya tidak cantik seperti para model ataupun artis. Tapi Vira yakin seratus persen kalau para lelaki itu tertarik hanya untuk bermain-main, Vira menganggap itu tantangan.

Oke Vira menerima tantangan itu, jangan salahkan Vira jika suatu saat kalian para lelaki mengalami kegalauan yang unfaedah karenanya. Bahkan sebelum Vira menganggap menerima tantangan itu, sudah ada beberapa korban kegalauan yang diakibatkan oleh Vira.

Baiklah kali ini akan ada banyak korban perasaan sepertinya. Vira tersenyum sinis,

siap siap lo! Ucap Vira dalam hati

Sepanjang lorong yang Ia lewati, banyak tatapan kagum dari kaum adam yang justru Vira abaikan, dan malah membuatnya jiji melihatnya.

Ada hal yang ingin ia tanyakan pada ketua kelasnya. Brian. Sebagai lelaki bagaimana kira kira pendapatnya tentang tantangan yang diterimanya secara tidak langsung

"Woy!" Sapa Vira sambil menggebrak meja dihadapan Brian.

"Apasi lo, ga nyantai banget," Jawab brian sambil mengerutkan keningnya.

"Gue mau nanya pendapat lo dong, boleh kan?" tanya Vira ragu

"Nanya apaan si, penting banget kali."

"Penting lah bego!" ucap Vira sambil mendorong jidat Brian pelan.

"Yaudah cepet,"

"Jadi gini loh—" Belum selesai tiba-tiba Vira tidak ingin menyakan hal ini, karena pasti ia akan disangkut pautkan dengan karma, jelas-jelas ia tidak percaya itu.

"Gajadi deh." Akhirnya Vira hanya mengucapkan itu sambil menghela nafas. Rumit sekali hidup ini

"Gajelas lo Virus!" balas Brian sambil menjitak keras jidat Vira

"Sakit bego! Ah udah bye." balas vira sambil mendengus keras sambil mengusap jidatnya

Sampai ditempatnya duduk, Vira terus menimang-nimang keputusannya. Dan akhirnya ia tetap keras kepala dan menjadi dirinya sendiri yaitu bersikap tidak peduli.

Apapun resikonya dan apapun yang dirasakan pria itu nantinya Vira tidak peduli. Biarkan saja, karena itu resiko jika ia terus mengejar dan mengagumi Vira.

Kuncinya kali ini, bersikap seolah tidak ada rencana apapun dan peduli terhadap sekitar. Menanggapi setiap ada lelaki yang mengajaknya mengobrol ataupun lainnya. Intinya bersikap easy going, sehingga para lelaki tidak tahu bahwa mereka terjebak dalam perangkap seorang Vira.

***

Hari ini adalah hari pertama setelah keputusannya kemarin. Segalanya telah ia rencanakan, terutama penampilannya. Jika kemarin ia berpenampilan urakan, justru berbeda dengan hari ini.

Hari ini Vira berpenampilan rapih, dengan rambut diurai, make up tipis dan tambahan liptint sedikit agar menambah kecantikannya. Membawa mobil kesayangan yang dibelikan Ayahnya.

Sepanjang perjalanan senyum miring tercetak jelas diwajahnya. Setelah sampai disekolah senyum itu berubah menjadi senyum yang sangat manis, yang sebelumnya tidak pernah ia perlihatkan kepada siapapun.

Berjalan dikoridor seorang diri sudah menjadi hal biasa baginya. Dan yang tidak biasa adalah beberapa decakan kagum dari beberapa siswa dan rayuan gombal serta siulan yang membuat ia semakin semangat untuk melakukan aksinya.

Yang ia lakukan adalah tersenyum semanis mungkin selama berjalan melewati koridor yang memang sudah semakin ramai oleh siulan dan kehebohan lain

"Anjir woy cakep banget gila!"
"Yaampun bidadari dari kayangan,"
"Gila gila gila."
"Cewe... sendirian aja nih,"
"Senyumnya tolong dikondisikan neng abang gakuadh liatnyaaa."

Kira kira seperti itulah godaan yang dilontarkan para lelaki disepanjang koridor.

Tidak jarang pula ada yang tidak suka dengan penampilannya.

"Sok kecakepan banget tuh cewek,"
"Halah bidadari dari jamban kali!"
"Dasar cabe cap kutil!"
"Idiw senyum senyum mulu neng, pegel tuh pipi!"
"Lah malah nongolin gigi, kering tuh gigi!"
"Sok imut bet najis!"

Yaaaa begitulah. Orang sirik mah beda. HAHA-

Jujur, Vira mendengar semua cacian itu tapi Vira mengabaikannya. Toh, ini rencananya dan urusannya bukan urusan mereka dan tidak membuat mereka rempong.

Sesampainya dikelas, Sarah teman semejanya jelas bingung melihat penampilan Vira yang bisa dibilang 'tidak seperti biasanya' itu.

"Vir, lo kenapa?” tanya Sarah yang sudah mengerutkan dahinya, tidak mengerti denga perubahan yang terjadi pada Vira

"Gue? Ga kenapa-napa," jawab Vira tanpa melihat kearah Sarah, Sarah hanya mendengus. Jelas tahu apa yang dilakukan temannya ini

"Lo mau ngapain? Beraksi lagi?" tanya Sarah ragu sambil mengangkat sebelah alisnya meminta kepastian

"Pasti dong, gue bakal beraksi sar hahaha," jawab Vira enteng

"Vir udah deh, mau berapa banyak korban perasaan lo lagi coba, ish udah apa Vir," Sarah tidak pernah berhenti menasehati Vira, karena yang dilakukannya jelas tidak berguna

"Sebanyak-banyaknya lah, gue sebagai perempuan gamau kaum hawa selalu disakiti oleh kaum adam. Maka dari itu, sebelum tersakiti lebih baik menyakiti lebih dahulu," jawab Vira sambil tersenyum lebar

"Oke gue paham, tapi jangan keseringan. Lo belom aja jatuh cinta dan bener bener jatuh terus lo diPHPin deh. Kan sakitnya tuh disiniiiii," Ucap sarah sambil memegang perut sebelah kirinya

"Hahaha bodo sar, udah ah inces mau belajar dulu wle," balas Vira sambil menjulurkan lidahnya

"Najis lo!"


🥜🥜


Di jam istirahat pertama ini, Vira dan Sarah sedang berada dikantin. Mengobrol sambil bercerita dan sekali kali tertawa.

Tiba-tiba seorang lelaki datang menghampiri meja mereka, terlihat jelas dari tatapannya yang terus saja memandang ke arah Vira, reaksi Vira hanya mengangkat sebelah alisnya seraya tersenyum sinis ke arah sarah sedangkan sarah tampak terkejut, jelas Ia tahu apa yang akan Vira lakukan.

∆∆∆

Vira kurang kerjaan kali ya ew

Kalian kesel ga si sama perbuatan vira?

Siapa tuh cowo?

Tunggu selanjutnya 🤘

Revisi 5 Oktober 2020
10.18 WIB

VIBRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang