VIBRA-7

2K 8 0
                                    

Malam ini Vira berada dirumahnya, Ia tidak berniat sedikitpun beranjak  dari tempat tidur meskipun teman  semejanya itu sudah menghubunginya berkali-kali agar  Vira mau mengantar Sarah pergi berbelanja. Tetapi Vira mengacuhkan begitu saja.

Vira sedang berada pada zona ternyamannya, dalam kondisi hening dan lampu kamar yang sengaja Ia matikan menambah suasana damainya. Dan menyibukkan diri menonton film kesukaannya yaitu India yang berdominan kisah percintaan.

Meskipun Vira tidak begitu peduli tentang cinta tetapi dalam hal film Vira sangat menyukai masalah percintaan.

Vira memiliki alasan kenapa Ia selalu tidak peduli dengan cinta. Ada sesuatu yang terjadi yang membuat dirinya tidak lagi percaya cinta
Dan ia membenci itu.

Setelah merasa bosan karena berjam-jam menonton film, akhirnya ia memutuskan untuk keluar dari kamarnya. Ternyata hari mulai gelap.

Ia mendengar suara dari arah dapur, sepertinya Mamahnya sedang memasak makanan untuk makan malam ini. Tanpa berniat membantu Vira menghampiri sang mamah.

"Hai sayang tumben ga main?" tanya sang Mamah saat melihat anaknya mendekat.

"Ngga mah,"

"Kenapa?"

"Lagi gapengen aja,"

"Oh gitu."

"Masak apa Mah?"

"Masak makanan,"

"Yaa maksudnya makanannya apa ish," Vira langsung cemberut mendengar jawaban Mamahnya. Melihat tingkah anaknya ini Mamah tersenyum kecil.

"Ini Mamah masak terong dicabein,"

"Loh kok terong?" tanya Vira saambil mengerutkan keningnya.

"Iya dong, bosen telor mulu."

"Kan aku gasuka terong mah,"

"Bodo ah, yang penting mamah kenyang," jawab Mamah sambil menjulurkan lidahnya

"Mamah ngeselin ih,"

"Becanda sayang, ini terong buat Papa kamu, dia minta Mamah masak terong kesukaannya,"

"Ooh gitu, kirain kita semua Cuma makan ini,"

"Yaengga dong,"

"Yaudah kalo gitu aku mau kekamar aja deh."

Saat Vira hendak kembali kekamar tiba tiba Mamah menahan tangannya.

"Kenapa mah?" tanya Vira, Ia curiga pada Mamahnya. Tidak biasanya begini. Senyum jahil Mamahnya terbit dengan sempurna.

"Sini dong, Mamah mau nanya sama kamu,"

"Nanya apa si  Mah,"

"Kamu punya pacar?" tanya sang Mamah pada Vira to the point.

Pertanyaan itu membuat kening Vira berkerut hingga berlipat lipat.

"Vira  gamau pacaran mah,"

"Kok begitu? Kamu kan udah besar sayang , Mamah ga ngelarang kok,"

"Tapi Vira ganiat pacaran Mah," Balas Vira mulai jengah dengan situasi dan topik pembicaraan seperti ini.

"Kamu yakin?" tanya mamah vira penasaran

"Iya Mah, ah udah ah apasi ngomongin pacaran ih."

Ketika Vira hendak bangkit, tiba-tiba Mamahnya berbicara hal yang membuatnya berfikir terus menerus.

"Mamah kasih saran sama kamu sayang, jangan terlalu memaksa diri kamu untuk bersikap masa bodo dengan cinta. Jangan pernah menyianyiakan lelaki yang selalu berjuang mendapatkan cinta kamu.

Jangan terlalu meremehkan ataupun bermain main dengan kata Cinta. Jika kamu memainkan cinta lelaki jangan pernah menyesal nantinya. Lelaki juga punya perasaan, jangan sampai kamu dibenci karena sikap kamu yang seenaknya.

Dan yang paling penting, jangan pernah berbohong dengan perasaan jika suatu saat kamu mulai merasakan jatuh cinta. Ikuti kata hatimu , berfikirlah sebelum bertindak." ucap sang Mamah
Saran yang super duper panjang nan lebar itu membuat Vira berfikir, dan terus berfikir.

Vira tau dia salah selama ini. Bagaaimana bisa Mamahnya tau sikap Vira kepada lelaki, dan selama ini dia hanya bermain main dengan cinta?

Mamahnya tidak tau seberapa terpuruknya Vira karena cinta.
Setelah itu Vira kembali kekamarnya dan berkutat dengan pikiran, ego dan emosi.


😈😈😈


Pagi ini Vira kembali sekolah seperti biasa, Ujian Tengah Semester sudah didepan mata Ia harus belajar lebih giat demi mempertahankan nilainya yang terbilang lumayan bagus.

Setibanya dikelas Ia disambut oleh senyuman Brian yang mematikan.

Tumben banget dia udah sampe sekolah. Tapi Vira berusaha mengabaikan senyuman itu dan terus membentengi dirinya supaya tidak terpincut dengan tingkah Brian. Berusaha mati matian dan terus menumbuhkan rasa kesalnya.

"Selamat pagi Vira, selamat bertemu kembali dengan Brian yang tampan ini," sapa Brian ketika Vira memasuki kelasnya sambil tersenyum sangat manis.

Tapi bukannya membalas sapaan Brian, Vira hanya mengerutkan keningnya, terheran – heran.

"Lo sakit?" tanyanya pada Brian sambil meletakkan punggung tangannya pada dahi Brian lalu menyamakan suhu itu dengan dengan bokongnya.

"Sama tuh," ucapnya sambil menahan tawa lalalu memeletkan lidahnya kearah Brain

"Anjir gagitu pirus!" ujarnya kesal melihat tingkah Vira yang saat ini sedang tertawa sambil berjalan menuju kursi tempat Ia duduk

"Yah gitutuh orang yang belom pernah diucapin selamat pagi sama cowo, sekalinya diucapin malah ngeledek," balas Brian lalu menjulurkan lidahnya dan menghalangi langkah Vira

"Sialan lo! Udah ah minggir gue mau duduk," Ucap Vira lalu mendorong bahu Brian dari hadapannya

"Santai dong." Setelah mengucapkan itu Brian langsung menyingkir dan pergi ke kursinya

Tidak lama setelah perdebatan itu, bel masuk berbunyi dan pelajaran pun dimulai. Semua murid fokus belajar sambil sesekali bercanda dengan guru yang mereka anggap asik.

🍑🍑🍑

Revisi 5 Oktober 2020
10.06 WIB

VIBRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang