VIBRA-14

215 5 0
                                    

Kacau

Satu kata mewakili keadaan Vira pagi ini. Pukul 6.30 dia baru bangun dari tidurnya dengan mata sembab, hidung merah, dan rambut kusutnya.

Segera dia bangkit menuju kamar mandi yang terletak dipojok kamar, tanpa mengulur-ulur waktu. Bersiap berangkat sekolah walaupun kejadian kemarin masih terbayang-bayang di kepalanya.

"Pagi non vira, silahkan dimakan sarapannya ya non." Sapa bi Inem ART dirumahnya. Ia tau apa yang terjadi dirumah itu kemarin, sedikit lega karna anak dari Tuannya itu tidak melakukan hal-hal buruk.

"Pagi bi .." balasnya bersama fake smile andalannya.

"Pagi non Vira semangat ya sekolahnya," tidak tega melihat mata bengkak Vira,

"Vira langsung berangkat ya bi," Ia menghampiri pembantunya itu lalu mencium punggung tangannya dan memeluknya sekilas, lalu tersenyum singkat dan melangkah keluar rumahnya

▪▪▪

Vira berjalan menelusuri lorong sendirian, setiap ada yang menyapanya ia balas dengan senyuman seperti biasa. Katakan saja jika Vira bermuka dua, tapi itu untuk menutupi kesedihannya.

Terkadang muka dua itu penting, selagi untuk hal positif.

Setelah sampai dikelas, Vira langsung menuju ke tempatnya. Disana sudah ada Sarah yang tersenyum ke arahnya.

"Selamat pagi.." sapanya pada Sarah dengan senyum lebarnya

"Pagi-pagi udah liat fake smile aja gue," ejek Sarah yang langsung mendapat jitakan dari Vira

"Sakit ogeb!"

"Lagian ya diucapain selamat pagi bukannya sapa balik malah ngejek gue," balas Vira, setelahnya Ia menghela napas kasar

"Lo lagian jadi cewe sok strong banget,"

"Heh nih ya gue bilangin, setiap orang itu punya caranya masing-masing untuk terlihat baik-baik aja, contohnya gue.

Dengan fake smile itu cara gue supaya orang-orang gatau kalo gue lagi sedih, kalo gak gitu tiap hari kali gue selalu keliatan murung didepan banyak orang," tukasnya, dengan berucap seperti itu Ia ingin Sarah mengerti dirinya seperti yang Ia lakukan ketika orangtuanya bertengkar hebat

Sarah yang mendengar itupun menghela napas pelan, Ia merasa bersalah pada sahabatnya itu. Seharusnya Ia mengerti tanpa harus Vira jelaskan

"Vir, sorry," cicitnya pelan.

"Selow, gue bilang gitu biar lo paham aja kok bukan bermaksud apa-apa. Lagian kalo kita menunjukan kesedihan itu, gak semua orang bakal peduli. Kebanyakan mereka cuma kepo aja, abis itu dijadiin bahan ghibah," Setelah mengatakan itu Vira tersenyum, karena Sarah tiba-tiba memeluknya.

"Kalo ada apa-apa jangan sungkan cerita ke gue ya,"

"Iyaa, udah ah diliatin noh." Sarah langsung melepas pelukannya, malu ternyata banyak yang memperhatikan mereka.

"Anjir ngapain pada ngeliatin." gumam Sarah yang dapat didengar oleh Vira. Mendengar itu Vira hanya terkekeh pelan, tak lama guru datang dan merekapun mulai mengikuti pelajaran dengan tenang

--

ADA YANG NUNGGU GAK NIII

UDAH LAMA BANGET YAA

Jadi part ini? Pendek yaa huehehe

xixi

VIBRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang