VIBRA-17

233 7 2
                                    

Malam ini adalah malam kramat bagi para jomblowan dan jomblowati.

Harap bersabar ini ujian
Seperti biasa, seorang gadis sedang melamun dikamarnya. Rumahnya sangat sepi tanpa Ayah dan Mamahnya

Sejak pertengkaran mereka saat itu, dan Vira yang memutuskan pergi Karena tidak tahan melihat situasinya tidak tahu menahu kemana kedua orangtuanya setelah itu

Vira hanya dititipkan kartu Atm untuk kebutuhannya sendiri. Bahkan Mamahnya saja tidak pernah menghubunginya sekalipun. Sangat miris sebenarnya menjadi anak brokenhome, apalagi Ia anak tunggal

Tidak ada yang bisa menemaninya dirumah ini, kecuali para IRT.

Drttt... drttt..

Rama is calling …

Vira mengernyit heran, tanpa berfikir panjang Ia langsung menjawabnya

"Halo Ram?"

Vir, bisa ke café bentar ga?

"Bisa-bisa,"

Oke, gue udah ditempat. Jadi gue share loc aja ya

"Sip."

Ajakan singkat yang langsung Vira setujui karena memang dirinya butuh hiburan saat ini.

Setelah mendapatkan lokasinya, Vira segera pergi membawa mobilnya yang dulu sempat Ayahnya belikan

Masih ingat kan?

Jawab saja Iya.

Setelah menempuh waktu setengah jam akhirnya Vira sampai dilokasi. Jalanan malam ini sungguh padat, mungkin karena ini malam minggu.

Segera Vira memasuki café dan mengedarkan pandangannya mencari keberadaan Rama, kekasihnya.

Dari kejauhan Rama melihat Vira pun lantas Ia langsung mengangkat tangannya berharap Vira melihat.

Yas!

Vira melihatnya dan segera menghampiri sang kekasih.

"Maaf ya lama, jalanan padet banget," ucap Vira sambil menarik kursi yang akan Ia duduki

"Hm, santai." Balas Rama dengan senyum tipisnya, sungguh jantungnya berdebar melihat Vira malam ini.

Semakin sulit untuknya mengatakan sesuatu yang akan sangat menyakiti dirinya sendiri, tetapi Ia mencoba tetap tegar dengan apa yang akan terjadi beberapa menit kedepan

"Yaudah gue pesen minum dulu ke kasir, kayanya bakal lama kalo nunggu waiters," Vira memutuskan memesan langsung karena memang Café malam ini sangat ramai. Ucapan Vira hanya dibalas anggukan oleh Rama tanpa berniat menemaninya

Setelah memesan dan mengambil sendiri minumannya, Vira kembali duduk dan mulai bertanya pada Rama

"Ada apa lo ngajak ketemu?" tanya Vira sambil meminum minumannya

"Putus yuk," sontak Vira tersedak dibuatnya, Rama menepuk-nepuk pundak Vira pelan

"Uhuk.." setelah merasa lebih baik Vira langsung menatap Rama

"Kenapa?" ucapnya pelan seperti biasa saja dengan perkataan Rama barusan, Ia sempat tersedak karena kaget. Sebab rencananya seharusnya Vira yang memutuskan Rama duluan

"Udah gabisa gue, liat lo sama cowok lain selalu ketawa sedangkan sama gue lo selalu cuek dan menghindar. Lo sadar kan selama ini sikap lo ke gue gimana?"

"Hm. Sadar kok, dan harusnya yang mutusin hubungan ini duluan itu gue,"

"Kenapa gitu?"

"Karena emang rencana gue gitu," ucapnya santai sambil menyenderkan tubuhnya pada kursi dengan watadosnya

"Terserah lo, mungkin dengan ngajak lo putus duluan gue gabakal sakit hati yang banget banget. Karena ini keputusan gue jadi mau gue sakit hati juga ini resiko yang emang harus gue tanggung," ucap Rama panjang sambil menghembuskan napasnya pelan, merasa sedikit lega karena Ia sudah menjelaskannya

"Gue ngerti," balas Vira setelahnya Ia tersenyum tipis, Ia sadar selama ini apa yang Ia rencanakan itu tidak benar

Seharusnya juga Ia tidak menerima cintanya Rama saat itu. Jika saat itu Ia menolak Rama mungkin malam ini Ia tengah bergalau ria dengan sepinya rumah

"Kita putus baik-baik ya,"

"Hm." Ucap Vira sambil tersenyum pada Rama, setelah itu mereka melanjutkan obrolannya seputar hubungan mereka. Tapi Rama lebih mendominasi, karena Ia mencintai Vira bagaimanapun juga

Mereka larut dalam perbincangan, sampai waktu menunjukkan pukul sebelas malam mereka memutuskan pulang masing-masing. Dan malam ini Vira menyadari satu hal

Tidak semua lelaki brengsek seperti Ayahnya.

•••

Jadi ottoke part ini?

Vote yuyuyuuuu,

Luvvvv!

VIBRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang