"Apasih Ram!"
"Bisa gak sih kita itu kaya pasangan yang lain, jangan gini!"
"Gini gimana sihh maksud lo?" Vira mengernyitkan dahinya tak mengerti apa maunya pria ini
"Astaga! Lo itu gapaham atau pura-pura gak paham sih?!" Rama menghela napas kasar, mencoba menghilangkan emosinya
"Apaan si kok lo emosi gitu, yaudah jelasin mau lo gimana?!" jawab Vira yang ikut terbawa emosi
"Gue itu mau kaya pasangan lain, kekantin bareng, weekend bareng, pulang bareng, dan yang lainnya. Gak gini, pacaran tapi berasa sendiri tau ga!"
"Terus lo mau mati bareng juga! Gila kali," ucap Vira sambil menghela napas kasar, mencoba tak menghiraukan ucapan Rama padanya
"Sumpah ya gue emosi banget sama lo! Sakit jiwa gue lama-lama pacaran sama lo,"
"Ya terus mau lo apa?! Gue udah berusaha chat lo, tapi apaa lo responnya gitu doang,"
"Gitu gimana sih?"
"Mikir dong, punya otak kan?!"
"Gapaham gue, sumpah!"
"Emang ya semua cowo itu sama aja gada yang bisa berusaha buat ngertiin!"
"Apasih jadi kemana mana gitu!"
"Terserah, sekarang mau lo gimana hah?!"
"Gatau," jawab Rama pelan sambil mengantongi tangan kirinya
"Cih, najis banget gue sama lo."
Setelah mengatakan itu Vira berlalu meninggalkan Rama yang menunduk menahan emosi dan segala perasaan didada nya
Selama berjalan dikoridor Vira terus mengatur emosinya yang masih meletup-letup didada.
Menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya kasar
"DORRR!"
"MONYET!!!" bentak Vira pada orang yang membuatnya kaget diwaktu yang tepat
Kenapa tepat? Karena dengan bentakan kerasa itu membuat emosinya sedikit meluap. Tetapi meskipun begitu Ia tetap kesal menatap sipelaku
"Anjir kasar banget lo," ucap Brian sambil merangkul Vira
Diperlakukan seperti itu membuat Vira berdesis tapi tetap menerima, tidak menepis tangan Brian, lalu menghembuskan napasnya kasar
"Demen banget ya lo ngagetin gue, gue itu lagi emosi,"
"Gue tau, lo abis perang hubungan kedua kan? Hahaha,"
"Ada-ada bae lo!" ucap Vira sambil mendorong jidat Brian pelan, setelahnya mereka tertawa pelan sambil terus melangkah menuju kelasnya. Masih dalam posisi dirangkul tentunya
Sebenarnya disini siapa yang menjadi kekasihnya?
Disisi lain, Rama menatap keduanya dengan tajam. Ia marah, kenapa dengannya Vira justru acuh sedangkan bersama Brian justru Vira terlihat senang.
Rama memejamkan matanya untuk meredam emosi dan melangkah menuju dimana kelasnya berada
🦄🦄🦄
Sesampainya dikelas, Brian melepas rangkulannya dan mendorong Vira kencang menuju tempatnya sampai Ia menabrak meja
"Goblok anjir," umpatnya sambil menatap tajam Brian yang justru malah tertawa ditempatnya
"Ett si Vira, pergi ama siape balik-balik ama siape," ledek Sarah
"Ketemu dikoridor,"
"Dan berantem?" tanyanya penuh selidik
"Dikit."
"Kerjaan kalian itu kalo ketemu gajauh-jauh dari adu mulut, kalo gada yang ngalah ya gak bakal berenti." Setelah mengatakan itu Sarah hanya bisa menggelengkan kepalanya
"Ya mau gimana, emang tu anak kerjaannya ngajak ribut mulu. Gak pernah mau ngalah sama cewe, padahal harusnya dia ngalah aja karena kan cewe itu selalu bener!" ucap Vira dengan suara sedikit kencang, Ia ingin Brian mendengarnya dan berharap akan mengalah ketika berdebat dengannya
Tapi tanpa disadari olehnya, sejak Vira mulai bicara Brian sudah ada disampingnya.
"NGIMPI." ucap Brian teriak tepat ditelinga sebelah kiri Vira, setelah itu Ia memilih berlari keluar kelas untuk menghindari amukan Vira
"BRIAN!"
Baru saja Vira bangkit dari kursinya ingin mengejar Brian yang sedang berlari, kejadian selanjutnya membuat Vira tercengang sekaligus menahan tawanya yang bisa Ia prediksi akan sangat keras.
DUG
"AWWW." teriak Brian setelah Ia menabrak pintu yang semula terbuka lebar tiba-tiba ada yang menutupnya.
Sedangkan siswa lain hanya bisa menertawakan kejadian itu
Tiba-tiba pintu terbuka kembali menampakkan seorang Pria tua dengan kumis tebalnya"Ada apa ini berisik sekali? Dan tadi suara apa itu?"
"Kamu! Ngapain tiduran disitu?" tanyanya pada Brian yang tengah mengusap jidatnya
"Ini gara-gara bapak!" ucap Brian kesal, lalu bangkit dan berjalan menuju kursinya sambil terus mengusap jidat yang masih terasa sangat sakit karena tadi Brian berlari cukup kencang
Sedangkan Pak Kumis hanya bisa mengernyit tak paham
"Sudah diam, panggil guru kalian!" ucap pak Kumis lalu menutup kembali pintunya
Brian melihat kearah Vira yang sedang tertawa meledeknya, Ia mendengus dibuatnya
"Karma instan nih gue," gumamnya.
°°°
Poor brian haha!
Vote ya zheyengku,
Mwah
KAMU SEDANG MEMBACA
VIBRA
Teen FictionKisah seorang perempuan yang awalnya bermain-main dengan cinta. Lama kelamaan akhirnya dia bisa merasakan jatuh cinta yang sebenarnya Apakah takdir akan benar-benar menyatukan cintanya? Setelah apa yang ia perbuat? Penasarankan? Baca lah!!!!!