LIW 2: "Crystal Ball and Mieyon"

4.5K 483 69
                                    

"Benarkah? Kapan tokohnya di buka? Sial, Mieyon-ah cobalah untuk mengerti, mama tidak akan mau mendengarkan ku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Benarkah? Kapan tokohnya di buka? Sial, Mieyon-ah cobalah untuk mengerti, mama tidak akan mau mendengarkan ku. Lalu aku harus bagaimana? Kau gila!? Tidak mungkin! Tapi--"

Panggilan itu mendadak dimatikan secara sepihak dan berhasil membuat Rose gelisah sekaligus bingung. Gadis itu lantas melempar ponselnya diatas ranjang dan berjalan ke arah lemari, mencari sweeter magneta kesayangan nya. Jika saja Mieyon bukan temannya, pasti dia sudah menolak mentah-mentah permintaan Mieyon.

Masalah nya ini sudah sangat larut malam dan Rose tidak ada niatan sama sekali untuk pergi keluar rumah jika dia tidak ingin mencari masalah dengan mama. Namun mendengar rengekkan Mieyon, Rose merasa tidak tega.

Tenang Rose, lakukan saja agar Mieyon tidak sedih.

Rose terus meyakinkan dalam benaknya lalu mulai membuka jendela kamar pelan-pelan. Mama sudah tidur dan Rose juga tidak ingin membuat kegaduhan. Angin dingin menyambut kulit Rose yang terekspos membuat sang gadis berdesis dingin.

Pintu bukan akses yang bagus untuk dilewati saat ini. Karena apa? Kamar mama berada tepat didekat pintu keluar. Sial, bukan?

Bersyukur tangga itu masih ada disebelah jendela Rose. Dengan nafas tertahan dia turun dari tangga. Semoga tetangga lain tidak mengira kalau dia adalah seorang pencuri. Bisa gawat jika hal itu sampai terjadi.

"Akhirnya..."

Setelah mendarat dengan selamat, Rose berlari sangat cepat dan pergi menemui Mieyon yang menunggunya di tokoh Natal tepat di dekat taman. Kata Mieyon toko 'White Christmas' baru dibuka hari ini dan banyak benda-benda yang indah disana.

Rose juga berniat ingin membeli bola kristal. Hanya untuk di koleksi. Tidak lebih.

Walaupun dia punya maksud lain menuruti keinginan Mieyon. Sungai Han, Rose mungkin akan mengunjungi tempat itu sekali lagi. Dia...merasa ingin melihat pemuda tembem itu.

Park Jimin.

❄❄❄

"Kau mau kemana?"
Tanya Mieyon terheran-heran kearah Rose. Pasalnya gadis itu tidak terlihat ingin pulang kerumah.

"Jalan-jalan. Bosan dirumah. Lagipula aku belum mengantuk." Rose mengedikkan bahunya santai.

"Kau yakin? Kau tidak takut jika Nyonya Hara mencari anaknya yang tiba-tiba hilang entah kemana? Bagaimana jika dia tau kau pergi dengan ku. Bisa-bisa aku dicincang sampai mati oleh mama mu, hiii!"

Rose memutar matanya malas, dasar! Dia kira mamanya Jeff the killer apa. Mama tidak akan sekejam itu----- kedantipun Rose tau kalau Mieyon hanya bercanda. Dia hanya jengkel mendengar Mieyon mengejek Mama seperti tadi.

Berlebihan?

Terserah.

Rose hanya tidak suka. Itu saja.

"Selamat malam Rose! Jangan lupa malam natal nanti mampir ke rumah ku!"
Teriak Mieyon yang dibalas acungan jempol Rose.

Mereka berdua berjalan dengan arah yang berlawanan. Sepanjang jalan, Rose selalu memainkan benda berbentuk bola krystal yang di isi oleh bunga mawar didalamnya. Sekali-kali gadis itu mengguncang bolanya dan foala, mawar tersebut dihujani salju.

Cantik. Rose suka. Honestly, dia tidak menyesal mampir ke toko White Christmas. Karena Rose menemukan barang yang bagus.

Tidak rugi kan?

"Bagaimana yah reaksi mama jika aku menunjukkan bola cantik ini."

Kepala Rose terangkat. Dia menerawang selama berjalan, sepatu bot ungu yang menutupi kakinya sedikit kotor karena tak sengaja menginjak lumpur tadi.

"Ah tidak! Tidak akan! Mama akan menghukum ku jika dia tau yang sebenarnya..."

Rose menolehkan kepalanya dan mendapati sebuah bangku taman yang menyimpan ingatan manis baginya. Tempat pertama kali dia bertemu dengan pemuda itu. Dia sudah sampai. Sungai Han.

"Aku akan menunggu nya disini..."
Kurva indah terbentuk dibibirnya.
















❄❄❄

Dia tidak akan datang.

Kalimat itu terus berputar-putar dalam benak dan sukses membuat Rose berpikir dia mungkin seharusnya tidak perlu melakukan hal bodoh seperti ini. Ia menghela napas.

2 jam berlalu, dan tebak jam berapa sekarang? Jam 1 subuh. Gosh, apa yang dilakukan gadis ini. Benar-benar aneh.

Untuk apa dia menunggu Jimin? Bahkan pemuda itu tidak pernah berjanji menunggu nya disini. Apakah Rose terlalu berharap?

Miris sekali.











Rose segera bangkit dari posisi duduknya dan beranjak pergi. Dia berjanji tidak akan melakukan hal ini lagi. Dia merasa telah melakukan tindakan yang paling bodoh didunia.

Oh God, this so embarrassing.

Tunggu dulu, batin Rose. Gadis itu berbalik lagi, kali ini dia menatap jembatan diatas sana yang berada di dekat nya. Jembatan yang selalu dia lewati dengan sepeda saat pulang dari sekolah. Tapi ada yang janggal.

Matanya memincing, memastikan bahwa seseorang yang dia lihat saat ini benar-benar tidak waras. Eh! Buat apa pemuda itu berdiri diatas pembatas jembatan? Kenapa dia kelihatan akan jat---

"Astaga! Apa yang dia lakukan!?"

Byurr

Terlambat.

Pemuda tersebut sudah terlanjur menceburkan diri ke sungai yang sudah beku sebagian itu. Jantungnya berdetak sangat cepat, tidak disangka aksi bunuh diri secara live terjadi di depan Rose sekarang. Rose merasa ngeri dan khawatir.

Dengan tubuh gemetar--tanpa memikirkan resiko nya nanti--dia melepas, melempar asal sepatu bot nya dan berlari menuju sungai secepat mungkin.

"Ya! Bertahanlah!"

Byurr. Dan Rose berhasil masuk sepenuhnya kedalam sungai.[]















TBC

Nugu? Siapa laki-laki itu 👀

- 𝐋𝐎𝐕𝐄 𝐈𝐍 𝐖𝐈𝐍𝐓𝐄𝐑.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang