LIW 7: "Night Sky and Us"

3.3K 403 32
                                    

Play song on the mulmed :)

[.]

Rose menatap langit-langit kamarnya dimana terdapat lukisan bintang-bintang yang dapat menyala jika dalam keadaan gelap.

Bosan, itulah hal yang dirasakan Rose saat ini. Ingin rasanya pergi berbelanja dengan Mieyon dan membeli baju musim dingin yang cantik.

Rose segera bangun dari posisi berguling nya dan memutuskan untuk menelepon Mieyon. Ponsel dalam genggaman, Rose men-dial nomor Mieyon sampai terdengar bunyi operator tersambung.

"Rose? Ada apa menelfon? Apa kau sedang bosan?"

Woah, Mieyon itu peramal. Batin Rose sedikit terpukau.

"Tebakan yang tepat Mieyon. Jadi mari kita pergi ke mall. "

"Jam berapa ini? "

Rose mengerutkan kedua alisnya lalu menoleh ke jam dinding.

"Jam 9 malam, kenapa? "

"Serius, kau ini pura-pura bodoh atau apa? Aku tau kau tidak boleh pergi dengan ku lagi. Mama mu sudah menelfon ku malam itu dan yah katanya aku harus berhenti bertemu dengan mu. Maafkan aku, tapi mama mu sangat kejam Rose. Ayolah, ini hari natal dan dia tidak berubah sama sekali masih gal-"

Rose meringis mendengar Mieyon yang mulai berceloteh panjang lebar. Honestly, ini bukan salah Mieyon. Kenyataan nya Rose bukan pulang larut malam tapi subuh dan mungkin hampir pagi. Sudah pasti mama marah, dan Rose mendapatkan hukuman yang baginya dan Mieyon tidak adil sama sekali.

Masa mereka dipisahkan jika seperti ini keadaannya.

"Ya sudah, tidurlah. Aku akan mencari cara agar kita bisa bertemu lagi sebelum malam natal nanti. Bagaimana? "

"Ok, rencana yang bagus! Aku akan tidur, selamat malam, Rose! "

"Selamat malam juga, Mieyon. "

Rose menatap ponselnya saat sambung telepon berakhir, dia mendesah lelah lalu berjalan ke arah jendela. Udara dingin menyambut Rose ketika dia membuka gorden kamarnya dan detik itu juga seorang tetangga tampan sudah berada tepat bersebrangan dengannya.

Rose terperanjat melihat Jimin yang tersenyum dari jendela kamar pemuda itu. Lambaian tangan Jimin dibalas Rose dengan senyuman kecil. Kedua pipi Jimin sedikit merah, mungkin karena suhu yang dingin.

Gemas. Batin Rose.

Jimin mengambil sebuah papan tulis dan spidol. Dia mencoret kan sesuatu disana sebelum mengangkat benda itu agar dapat dilihat dengan jelas oleh Rose.

'Punya papan tulis kecil dan spidol?'

Rose menggangguk dan pergi untuk mengambil benda-benda yang diminta Jimin. Tepat disaat Rose datang dengan 2 alat tulis tersebut, secepat kilat Jimin menulis.

'Ayo naik ke atap rumahku!'

Rose membalas;

'Serius, untuk apa? Mau bunuh diri?'

'Yang benar saja, aku hanya ingin menunjukkan sesuatu padamu.'

'Apa? '

'Rahasia :)'

'?'

'Ayolah, aku janji kau tidak akan menyesal.'

'Oke, aku pegang janji mu.'

Rose segera turun ke bawah sambil melangkah dengan hati-hati. Dia menatap kanan dan kiri, merasa aman Rose lebih cepat berjalan ke pintu lalu membukanya.

- 𝐋𝐎𝐕𝐄 𝐈𝐍 𝐖𝐈𝐍𝐓𝐄𝐑.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang