Jungkook menatap berkas di meja itu dengan nanar,
Macam-macan rasa bercampur aduk di hatinya.
Rasa sedih, kecewa, tak rela, berharap bercampur jadi satu.
Jungkook mendongak, menatap PD-nim,
"Apa ini sungguh harus?"
Pd-nim mengangguk.
"Ini kesempatan yang bagus Jungkook, ini adalah batu loncatan mu untuk menuju internasional." Ujar PD-nim.
"Tapi, aku--"
"Kau harus profesional Jungkook, biarlah Yoongi disini, dia adalah masalah pribadi, lagipula dia pasti akan mengerti, ini sudah profesi mu" tutur PD-nim.
"Tapi, tak bisakah aku menolaknya? Aku benar-benar tak ingin pergi." Jungkook tak bisa membayangkan bila dia tak berada di sisi Yoongi.
"Kau bisa kehilangan citra yang selama ini sudah kau bangun dengan susah payah Kook, kau tetap harus menerimanya."
PD-nim memberikan bolpoin pada Jungkook.Jungkook mengacak rambutnya frustasi, sungguh ia tak ingin pergi.
"Tanda tangani berkas itu, Jungkook." Jungkook mengambil bolpoin itu, menatap kertas itu ragu.
Tapi, perlahan jarinya mengarahkan bolpoin itu di kertas kontrak itu dan mengukir tanda tangannya.
PD-nim tersenyum, menepuk bahu Jungkook.
"Aku tahu kau tidak akan mengecewakanku, Jungkook-ah."
PD-nim segera mengambil berkas itu lalu pergi.
Dan Jungkook tidak tahu,
Bahwa saat itu juga Jungkook sudah mengecewakan orang yang sangat dicintainya.
Jungkook tak mengerti, harusnya ia merasa lega karena sudah mengambil keputusan untuk kontrak itu tapi, kini Jungkook merasa aneh.
Semacam firasat buruk memperingatinya akan sesuatu.
Jungkook tidak tahu,
Satu tanda tangan akan mengubah segalanya, akan mengubah semua yang sudah Jungkook capai.
Mengubah karir Jungkook, dan juga mengubah cintanya.
Dengan satu tanda tangan itu Jungkook tidak tahu,
Tidak tahu bahwa tanda tangan itu akan jadi hal yang akan di sesalinya nanti.
TBC
.
.
.
.
.
.
.
.Aish, frustasi sendiri bkinnya :')
Mind to Voment?
KAMU SEDANG MEMBACA
Always Love You [ Jjk . Myg ]
FanfictionBagi Jungkook, Cinta adalah segala hal tentang Yoongi.