The Last Chapter ehe~ :'v
Jungkook dan Yoongi baru saja sampai di studio Yoongi, Yoongi bilang tak ingin pulang ke dorm dan akan menginap di studionya. Terpaksa Jungkook menuruti kemauan hyungnya.
Lagipula di studio Yoongi ada satu kamar tidur yang dapat digunakan, saat ini Yoongi tengah bersandar di kepala ranjangnya sambil mengerjakan instrumen musik di laptopnya. Jungkook yang baru saja keluar dari kamar mandi, menghela napas melihat Yoongi yang masih bekerja. Jungkook ikut menyandar di sebelah Yoongi, menyandarkan kepalanya di bahu Yoongi. Yoongi langsung menoyor kepala Jungkook dengan gemas.
"Aigoo...sakit hyung~" keluhnya, Yoongi tetap acuh.
"Siapa suruh main sandar-sandaran," tukas Yoongi, Jungkook cemberut.
"Aku kan lelah, ingin bermanja-manja dengan kekasihku~" ujarnya, dibalas dengusan oleh Yoongi.
"Kukira kau sudah lupa punya kekasih disini,"
"Yak! Hyung!" Jungkook kini beralih melingkarkan tangannya di pinggang ramping Yoongi.
"Hah, aku merindukanmu hyung, aku rindu memelukmu setiap malam, menciummu kapanpun aku mau..." Jungkook mengusel-uselkan wajahnya di perut Yoongi, Yoongi reflek memukul kepala Jungkook.
"Astaga hyung, nanti aku tambah bodoh!" Protes Jungkook, Yoongi tertawa.
Setelah itu suasana menjadi canggung, Jungkook masih setia memeluk pinggang ramping kekasihnya itu dan Yoongi masih tetap sibuk dengan laptopnya.
"Jungkook-ah," Yoongi bersuara, panggilan itu membuat Jungkook terdiam. Ada yang janggal dengan Yoongi, semuanya terasa berubah. Jungkook rindu panggilan sayang Yoongi untuknya, sepertinya jarak dan waktu yang membuat kerenggangan di antara mereka.
"Ya hyung?" Jungkook berusaha tetap tenang, berusaha untuk terlihat biasa saja terhadap kemungkinan perkataan yang akan Yoongi lontarkan.
"Apa semuanya akan terus seperti ini?"
Deg!
Ini juga termasuk salah satu topik pembicaraan yang Jungkook hindari, kini Jungkook terdiam, mencoba menjawab sebiasa mungkin.
"Entahlah, aku harus benar-benar menyelesaikan kontrak itu di Amerika dulu." Yoongi diam, jemarinya masih terus berkutat di atas keyboard laptopnya.
"Baiklah, aku mengerti. Kau tak perlu mengkhawatirkanku, hanya saja ingat Bangtan, mereka tak akan lengkap tanpamu. Kau tak menyadari? Berapa comeback yang harus kita lakukan tanpamu? Berapa konser yang harus kita lewati tanpamu? Berapa ratus juta penggemar yang menanyakan kapan kehadiranmu di Bangtan lagi?" Jungkook terdiam, ia masih setia memeluk pinggang ramping Yoongi, mendusel-dusel disana.
"Mereka sangat merindukanmu, mereka sudah tak sama lagi sejak kepergianmu. Itulah kenapa aku lebih memilih tinggal di studio ketimbang di dorm." Yoongi berbohong, bukan mereka yang berubah, tapi dia sendiri. Perubahan dalam diri Yoongi yang membuat Bangtan semakin merenggang ditambah lagi dengan kepergian Jungkook.
"Apa kau merindukanku?"
Dan lagi-lagi Jungkook menanyakan pertanyaan yang bodoh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Always Love You [ Jjk . Myg ]
Fiksi PenggemarBagi Jungkook, Cinta adalah segala hal tentang Yoongi.