Ch. 2 ; Bangtan Moments

2.3K 234 6
                                    





































Keadaan masih sama, bahkan Jungkook masih senang menempeli Yoongi dan Yoongi juga tak mau jauh-jauh dari Jungkook.


"Hyung?"





"...."



"Hyung?"




"....."



"Hyung." Jungkook menepuk bahu Yoongi karena sedari tadi Yoongi tak menghiraukan panggilannya.

"Eh, ada apa Kook?"

"Hyung, kau beberapa hari ini sering melamun, apa yamg kau pikirkan?" tanya Jungkook, duduk di sebelah Yoongi, bersandar di kepala ranjang.

Yoongi tersenyum tipis,


"Bukan apa-apa,"

"Hyung, tolong cerita padaku soal apapun masalahmu, kumohon...aku hanya tidak ingin kau menanggung bebanmu sendirian. Dan sekarang kau punya aku, kita akan menanggungnya bersama..bukankah itu guna adanya pasangan?" Jungkook menangkup pipi Yoongi, menatap lurus ke dalam manik gelap Yoongi.

Yoongi tersenyum, kata-kata Jungkook selalu sukses membuatnya merasa hangat.

"Jungkook,"



"Ya?"






"Apa kau akan meninggalkanku?"










Jungkook terdiam,

pikirannya melayang saat perusahaan besar itu menawarkan kontrak yang menguntungkan, tapi itu artinya dia harus jauh dari Yoongi.

Yoongi tersenyum miris saat melihat Jungkook terdiam,

"Jadi itu benar?"

Jungkook mendongak, mengernyit.


"Aku bermimpi kau akan meninggalkanku, kau akan pergi sangat jauh dengan orang yang bahkan tak kukenal." Jungkook menatap Yoongi, membawa kekasih manisnya ke dalam dekapannya.

"Apa yang kau bicarakan hyung, aku tak akan kemana-mana. Aku akan pergi jika ada pekerjaan saja, aku tidak akan pergi meninggalkanmu. Aku mencintaimu hyung," Jungkook mengusap kepala Yoongi dengan lembut, berusaha mengenyahkan pikiran buruk Yoongi.

"Itu hanya mimpi, jangan terlalu dipikirkan."





















"Aku harap memang begitu..." ujar Yoongi pelan.





















***





























Hari ini,

Semua anggota Bangtan berkumpul di ruang tengah,

Yoongi dan Seokjin duduk di sofa, menonton tv.

Namjoon sedang sibuk mengutak-atik handphone nya.

Hoseok, Jimin, Taehyung dan Jungkook sedang bermain ToD.

Seokjin sampai menghela napas melihat mereka berempat, heran kenapa bisa punya dongsaeng yang aneh bin ajaib begitu.

Empat anak itu kalo sudah ngumpul pasti aneh-aneh.

Tadi saja, Hoseok sampai bertelanjang dada lalu berlari keliling ruang tengah sambil berteriak gaje.

Saat di tanya mereka menjawab itu karena dare,

Tapi bersyukur bukan Jungkook yang kena karena jika Jungkook yang kena Jimin, Taehyung, dan Hoseok pasti akan kena amukan singa.

Mana Yoongi sudi jika Jungkook memaparkan bentuk tubuhnya.

























Seokjin juga kadang merasa nyaman melihat Bangtan seperti ini, meski sikap-sikap aneh mereka akan membuat kepalanya pening.

Seokjin merasa mereka benar-benar keluarga, bukan hanya sekedar teman biasa.

Seokjin senang Jimin dan Jungkook sudah mulai akur.

Seokjin juga turut bahagia atas hubungan Jungkook dan Yoongi.

Tentu saja, Yoongi bisa dibilang dongsaeng kesayangannya,

Seokjin akan bahagia bila melihat Yoongi bahagia.























"Kau belum bilang pada Yoongi soal kontrak itu, Kook?" tanya Jimin tiba-tiba saat memberikan kartu dare pada Hoseok.

Jungkook mendongak, terdiam sejenak lalu menggeleng.

"Kenapa?"

"Aku tidak tertarik pada kontrak itu, aku hanya ingin tetap disini." ujar Jungkook, kembali mengamati kartu-kartunya.

"Hah? Kenapa? Kan itu kontrak yang besar, kau sangat untung bila menerimanya." Taehyung ikut berkata.

"Menerima kontrak itu dan meninggalkan Yoongi disini? Tidak, terima kasih."

"Hey, kami bisa menjaga Yoongi dengan baik kok." ujar Hoseok.

"aku juga tidak akan merebutnya darimu," timpal Jimin.

"Terima saja Kook, itu kesempatan bagus untukmu." Kata Taehyung.

Jungkook hanya tersenyum tipis,

"Tentu saja aku percaya kalian akan menjaganya dengan baik tapi...belakangan ini ia sering mimpi buruk, terbangun tengah malam, meneriakkan namaku. Aku hanya tak mau membuat mimpi buruk nya makin nyata." Tutur Jungkook.

Pikirannya melayang ke beberapa malam itu, Yoongi selalu terbangun pada tengah malam, meneriakkan namanya, badannya berkeringat.

Jujur, Jungkook sakit, harus melihat kekasih hati nya seperti itu, penasaran akan apa yang begitu menakuti Yoongi nya.

Jungkook tak berani bertanya langsung karena takut menyinggung perasaan Yoongi atau semacamnya. Jadi Jungkook hanya menunggu Yoongi sendiri yang memberitahunya. Tapi, Yoongi tak kunjung mau memberi tahunya.


"Kami akan mengatasinya Kook, kau juga harus memikirkan karirmu." Ujar Jimin.

Jungkook membenarkan perkataan Jimin tapi, hatinya menolak untuk pergi dari sisi Yoongi.

"Kau bisa tetap mengabarinya dari sana, kami pasti akan selalu memberitahumu kabar tentangnya." Tambah Taehyung.

Jungkook melihat ke arah Yoongi nya,

Yoongi bahkan sudah tertidur di samping Seokjin yang masih menonton tv.

Wajah itu terlihat damai membuat hati Jungkook tenang,

Dan juga membuat Jungkook semakin berat untuk meninggalkannya.































"Aku akan bicara pada PD-nim besok soal keputusan kontrak itu,"























TBC
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Voment nya jgn lupa :'))

Yg mau aja kok :'v

Always Love You [ Jjk . Myg ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang