Ketika Embun benar-benar kembali ke Jepang, ada seseorang dibelahan bumi lainnya yang menjadi manusia paling menyebalkan. Sering menggerutu, kemudian mengelus dadanya sendiri menenangkan emosi, tapi sedetik kemudian kembali kesal karena hal-hal sepele yang biasanya tidak mengganggunya. Ditambah tidak ada bentuk peduli dari siapapun semakin membuat dirinya kesal.
Bunda dan Papap tidak pernah ikut campur masalah percintaan anak-anaknya. Mereka bilang itu urusan dan resiko anak-anaknya, dan mereka hanya menunggu waktu saat anak-anaknya itu siap menyetor data diri lengkap calon pasangannya. Oleh karena itu Nataya yang uring-uringan pun tidak di pedulikan.
Ya kalau kamu khawatir hubungi, atau di susul boleh, tapi jangan harap Papap kasih kompensasi khusus untuk kamu cuti, cari cara sendiri. Itulah yang diucapkan Papap setelah melihat anak bungsunya seharian hanya mengeluh bersama anak anjing.
Bukan tanpa alasan Nataya uring-uringan, Embun begitu sibuk dan bersemangat membantu mengurus Lio. Hampir seharian perempuan itu bermain bersama keponakannya tanpa berniat mengecek HP miliknya. Paling untung Nata bisa mendapatkan balasan chat dari Embun sebanyak empat kali. Sisanya tidak begitu, bahkan pernah perempuan itu hanya membalas satu kali itupun karena Nata meminta tolong Bagas memberi tahunya.
Sejak tadi malam Embun bermalam di salah satu hotel di Tokyo. Siap untuk menghadiri acara teman kakaknya itu. Embun sekarang yakin bahwa kakaknya tamu spesial, karena saat Bening memutuskan Embun yang akan mewakilkannya, si pemilik butik dan brand fashion ini langsung mengirim ulang baju khusus untuk Embun kenakan. Walaupun Bening sering sekali mengingatkannya untuk santai karena acara yang digelar pun tidak akan begitu mewah.
Untungnya ia diberi jaminan ongkos dari kakaknya itu. Kalau tidak, Embun tidak mau menggunakan taksi di Jepang karena harganya cukup mahal dan juga membuang uangnya untuk menginap di hotel. Dan tidak mungkin kan ia pergi ke acara penting dengan menggunakan bus kota atau kereta? Bisa-bisa tubuh yang sudah dibanjiri parfum itu berubah bau setelah sampai di tempat acara.
"Hai, ini Embun ya? Adeknya Bening?"
Seseorang dengan balutan dress hitam pendek tiba-tiba menyapanya. Embun luar biasa kaget. Di depannya ada seorang perempuan yang luar biasa cantik tersenyum sedang menyentuh pundaknya. Bisa ia pastikan otakknya beku dalam beberapa detik untuk mencerna semua ini. Jadi ini teman kakaknya? Bagaimana bisa kakaknya itu berteman dengan orang secantik ini?
"E-eh iya Kak aku Embun hehe. Kakak.. Kak Aster?"
Perempuan didepannya langsung tersenyum lebar menampakkan gigi-giginya setelah Embun menyebutkan namanya. "Iya! Aku Aster hihi susah gak kesini? Harusnya kamu di jemput aja" jawab nya sambil menggandeng tangan Embun.
"Hehe enggak kok Kak. Untungnya supir taksinya pinter hehe" jawab Embun sedikit canggung.
Teman kakaknya ini sangat ramah padanya. Mungkin Aster juga sadar bahwa Embun benar-benar sendirian disini, oleh karena itu ia langsung mengamit tangan Embun dan menggiringnya ke tempat duduk di jajaran paling depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Space in Alaska
Fanfic(Series #1 - TAMAT) Di indahnya Alaska, di tulusnya Antariksa, dan di antara tabrakan bintang-bintang di dunia, kita bertemu. [Cerita belum direvisi sejak 2018]