6 tahun kemudian.
"Bun? Kamu besok hari terakhir project bareng Aster kan?" tanya Bening sambil sibuk menata kotak makan untuk anaknya yang sekarang sudah masuk sekolah dasar.
"Iya Kak, aku siang ini berangkat ke Tokyo deh"
"Bunda mau kemana?"
"Bunda mau ke Tokyo dulu. Brij mau ikut?" jawab Embun sambil mensejajarkan tubuhnya dengan Bridgia.
"Enggak deh Brij disini aja. Di Tokyo pasti Bunda kerja. Bunda kerja mulu Brij sampe bingung" keluh perempuan kecil berumur empat tahun itu.
"Hehehe, maaf ya? Nanti abis ini Bunda janji deh main sama Brij"
"Di Bandung ya? Brij mau naik kuda disini gak ada"
"Siap!" jawab Embun sambil mengacak rambut gadis kecil itu.
Bening hanya tersenyum mendengarkan. Semua orang sadar bahwa adiknya itu berusaha keras untuk sibuk. Bahkan anak kecil seumur Bridgia pun merasakan. Semenjak saat itu, adiknya selalu mencari kegiatan untuk mengalihkan pikiran. Bening sedikit khawatir, tapi Bagas selalu menjelaskan padanya apa yang terjadi. Dan ia tidak bisa apa-apa. Ia hanya berharap yang terbaik untuk luka di hati adik kesayangannya itu.
****
"Embun! Thank you for putting your 100% energy into this project huhuhu" ucap Aster sambil memeluk tubuh Embun.
Semenjak pertama kali mereka bertemu enam tahun lalu, Embun dan Aster jadi sangat dekat. Ini keempat kalinya Embun membantu perempuan itu dalam proyek tahunannya. Kali ini mereka bersama menjadi model. Dulu Aster menggaet Embun sebagai model karena saat proyek tahunannya hampir rampung, ia malah ketahuan hamil dan suaminya melarang untuk ia bekerja fisik. Jadi disanalah Embun, menggantikan Aster sebagai model.
"Kamu sampai kapan di Tokyo?"
"Gak lama Kak. Aku harus pulang lagi ke Bandung"
Aster mengangguk sebentar kemudian melanjutkan, "Bun, aku lagi butuh banget translator yang udah level N1. Kamu... udah belum?"
Embun mengangguk-anggukan kepala mengerti kemana arah pembicaraan mereka, "udah kok Kak. Buat kapan?"
"Ini untuk project juga sih. Lumayan lama, sekitar empat bulan. Lokasinya juga pindah-pindah dari Bandung, Jakarta, sama Tokyo." Terang Aster.
"Project apa ya Kak? Aku bisa minta infal ke sekolah sih kalau emang penting.."
"Project peresmian sama pemasaran produk baru. Aku juga gak begitu paham sih Bun" lanjut Aster sambil menggaruk alisnya.
"Lho? Emang bukan project Kak Aster?"
"Bukan hehe aku tadi gak bilang ya? Ini project punya adek aku. Gimana Bun?"
"Hmm gak ada kontak yang bisa dihubungi Kak? Nanti mungkin aku bisa ngobrol dulu baru deal"
"Oh ada dong! Nih aku kirim ke kamu ya Bun" lanjut Aster dengan penuh semangat.
"Burung Hantu?" tanya Embun bingung setelah membaca nama kontak yang Aster kirimkan.
"Iya namanya Pak Burhan. Bur-han. Burung hantu kan? Hahaha" lanjut Aster sambil tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Space in Alaska
Fanfiction(Series #1 - TAMAT) Di indahnya Alaska, di tulusnya Antariksa, dan di antara tabrakan bintang-bintang di dunia, kita bertemu. [Cerita belum direvisi sejak 2018]