Part 9

1.1K 48 3
                                    

Lebih baik aku makan nasi putih dengan kerupuk tapi selalu bersama dengan keluarga. Daripada makan yang mewah tapi tidak bisa membuat kesan bahagia bersama keluarga.

¤¤¤¤


    Setelah motor milik Ken itu sudah berhenti di depan rumah milik Vani. Vani langsung turun dari motor Ken tersebut dan berterima kasih kepadanya karena sudah membuat hari ini adalah hari yang sangat indah bagi diri Vani sendiri.

"Makasih ya ken udah mau ngajak Vani jalan jalan hari ini"

"Iya Vani sama sama" ucap Ken sambil mengacak ngacak rambut Vani karena gemas. "Yaudah ken pulang dulu ya good Night sayang" lanjut Ken yang tiba tiba mengecup kening Vani dan itu sukses membuat semburan merah di pipi Vani kembali. Dan juga rasanya jantungnya akan copot.

"I-iya Ken hati-hati ya Night too" ucap Vani terbata bata sambil menggigit bibir bawahnya karena menahan jeritannya karena di saat itu ia masih berada di luar rumah jika ia sedang ada di kamar sudah di pastikan Vani akan menjerit sekeras kerasnya karena sangat bahagia. Ken tersenyum lalu menstater motornya tersebut dan mulai berjalan menjauhi rumah milik Vani dan keluarganya tersebut.

Setelah melihat motor Ken yang berjalan sudah lumayan jauh, baru lh Vani berjalan masuk ke rumahnya dan langsung menuju kamarnya sambil bersenandung ria dan tersenyum senyum sendiri.

Vani merebahkan tubuhnya ke atas kasur empuk miliknya, menelungkupkan wajahnya ke bawah bantal dan langsung menjerit sekeras kerasnya sambil jingkrak jingkrak seperti anak bayi yang haus minta susu ehh ralat lebih tepatnya seperti orang yang sedang kesurupan. kesurupan asmara.😆
Ia menelungkupkan wajahnya di bawah bantal karena jika ia menjerit itu tidak ada yang mendengar. walaupun di rumah Vani sepi karena mama nya belum pulang. tapi malu juga jika jeritannya itu kedengaran sama tetangga.

***

       Ken yang sudah sampai di rumahnya sejak lima menit yang lalu, dan ia sekarang sedang duduk bersantai di ruang TV bersama papa dan juga adiknya yang berumur lima tahun. sedangkan mamanya sedang ada di dapur menyiapkan cemilan untuk mereka makan yang sambil menonton televisi nanti.

Di saat mereka tengah asik menonton TV tiba tiba saja papa Ken yaitu papa Hendra menanyakan sesuatu terhadap Ken.
"kenn jadi gimana dah ada yang nempel belum?" tanya papa Hendra sambil menunjukkan seringai jahilnya.

Ken menoleh dengan tatapan bertanya "hah maksud papah apa?" Tanya Ken yang tidak mengerti apa maksud dari papanya tersebut.

"yaelah masak gak ngerti sihh, di sekolah emang gk ada yang nempel gitu di hati kamu hah?" Jelas papa Hendra

"ohh ada pa kami dah pacaran seminggu yang lalu" ucap Ken santai tanpa mengalihkan pandangannya.

Sontak mendengar jawaban dari Ken, papah Hendra yang tadinya sedang duduk di atas sofa kini langsung turun duduk di bawah karpet dan menghadap ke arah Ken untuk mendengar penjelasannya lebih dalam lagi. Melihat perubahan duduk dari sang papa mebuat Ken bingung di buatnya "kenapa pah?" Tanya Ken terhadap papahnya sanbil menaikkan satu alisnya.

"ahh enggak papa pengen tau aja siapa sih cewe yg udah berhasil ngambil hatinya anak brandalan kayak kamu ini" ucap papa Hendra sambil cengegesan.

"Haiss kamu ndra kepo banget jadi papa" ucap seseorang tiba tiba dari arah dapur yang ternyata dia adalah mama Fika mamanya Ken sekaligus istrinya papa Hendra.

"Haiss sayang gini ya kita itu harus tau apa aja yang anak kita lakukan di luar sana" ucap papa Hendra dengan memasang muka seriusnya

"alah ndra ndra kamu ini tumben peduli sama anaknya biasa juga bodoamatan, kamu lebih mentingin game kamu itu di bandingkan anak dan istri kamu." omel mama Fika dan sukses membuat Hendra bungkam di buatnya dan hanya cengegesan saja. sedengkan Ken yang melihat perdebatan antara nyokap dan bokapnya itu hanya bisa menghela nafasnya saja dan menggelengkan kepala.

"Ekhem udah selesai belum nih perdebatannya mau tau gak siapa cewenya Ken" goda Ken dengan seringai jahilnya. Setelah mendengar ucapan Ken tersebut dan sontak membuat kedua orang tua itu menoleh dan langsung bertanya.

"siapa cewenya Ken?"

"Iya siapa Ken?" Tanya kedua orang tua tersebut secara bersamaan.

"mau tau juganya kamu Fik." ucap Hendra

"udah diem kamu ndra gak aku kasih jatah baru tau rasa kamu ndra." sinis Fika dan langsung mengalihkan pandangannya ke arah Ken kembali. Dengan ucapan yang Fika lontarkan sontak membuat Hendra bungkam untuk kedua kalinya.

"Yahh sayang masak ngancemnya gitu sihh ja--" ucap Hendra terpotong oleh Ken yang tiba tiba saja berbicara.

"Dia namanya Vani Putri Jaselyn anak X-IS¹ di sekolah Ken dia anaknya baik, pemalu, menggemaskan dan juga cantik. Dah kan? Ken mau ke kamar. mau tidur." jawab Ken tiba tiba dan langsung pergi meninggalkan kedua orang tuanya tersebut.

***

       Matahari sudah menampakkan sinarnya dan juga Vani sudah siap lengkap memakai pakaian seragam sekolahnya dan ia sekarang sudah berada di meja makan bersama kedua orang tuanya. Wahh ini memang momen langka bagi Vani karena ia bisa dapat berkumpul makan bersama kedua orang tuanya yang selama ini selalu sibuk dengan urusan mereka masing masing.

"Vani sayang gimana sekolah kamu nak baik baik aja kan" tanya mamah Vani di sela sela makan mereka.

"Iya mah baik baik aja kok" jawab Vani sambil tersenyum

"Bagus deh kalau gitu mamah seneng dengernya" lanjut mamah Vani tersenyum yang membuat Vani nyaman dan ia ingin selalu ada di dekat mamahnya tersebut.

"Mamah nanti mau kebutik lagi?" Tanya Vani

"Iya dong sayang blakangan ini di butik mamah itu lagi rame jadinya mamah sibuk dan kadang sampai lembur juga" jelas mamah Vani

"Hemm gitu ya padahal Vani ingin banget kita bisa ngumpul kayak keluarga yang lain bisa bercanda bareng dan juga Vani gak ngerasa kesepian." ucap Vani panjang lebar dengan muka sendunya yang sambil mengaduk ngaduk nasi goreng miliknya tanpa ada nafsu untuk memakannya lagi.

"Iyaa gimana lagi sayang mamah sama papah kan sibuk bekerja dan itu juga untuk memenuhi kebutuhan kamu" ucap mamah Vani memberi pengertian

"Yaudah mamah sama papah berangkat kerja dulu ya sayang belajar yang bener ya di sekolah" kata mamah Vani sambil mengecup kening Vani lalu pergi meninggalkannya sendirian di meja makan. Begitu juga dengan papahnya menyusul mamah Vani yang sudah berjalan duluan untuk pergi berangkat bersama menuju tempat kerja mereka masing-masing.

Di sisi lain di tempat yang sama di meja makan. Vani yang sedari tadi hanya bisa diam menahan tangis dan merasakan sesak di dadanya. Uhhh ingin rasanya Vani menangis sekencang kencangnya saat itu juga. Ia berfikir kenapa sepertinya hidupnya tidak seberuntung dengan temen temennya yang lain yang mempunyai keluarga yang humoris yang dapat selalu bahagia, tertawa bersama dengan keluarganya. Mungkin Vani terbilang anak yang serbakecukupan dengan harta berlimpah, dan juga warisan dari kedua orang tuanya di karena kan juga Vani adalah anak tunggal dari mamah Sofia dan papah Candra yaitu mamah dan papahnya Vani. Lebih baik Vani hanya bisa makan dengan nasi putih dan krupuk saja yang penting keluarganya selalu utuh bersama. hanya itulah yang dapat Vani fikirkan dan ia juga membatin seperti itu.

***
Tbc

NEXT??
VOMEN DULU DONG😊

HAPPY READING🤗

Kevan [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang