Part 10

1.2K 47 1
                                    

Jangan pernah menganggap dirimu sendiri. Bukalah matamu lebar-lebar, dongakkan kepalamu masih banyak orang yang menyayangi mu.

Keano pradana

¤¤¤¤

     Vani sudah berada di kelas nya tadi pagi ia pergi naik taxi karena tidak mau merepotkan Ken padahal Ken bersikeras mau menjemput Vani di rumahnya. tapi Vani bilang jika ia menjemputnya Vani akan minta putus darinya. Tentu Ken gak mau hal itu jadi akhirnya ia nyerah dan tidak jadi menjemput Vani di rumahnya. padahal saat itu Vani masih ada di depan rumahnya menunggu taxi lewat.

      Qailla yang sedari tadi melihat ada aura yang berbeda dari Vani hanya bisa bertanya tanya di dalam hatinya apakah ia putus dengan Ken, atau mereka ada maasalah, atau juga ada masalah keluarga Vani. akhh itulah yang sedari tadi Qailla pikirkan di dalam kepalanya. tapi karena Qailla sudah tidak tahan dan sudah di hantui rasa penasarannya itu ia langsung bertanya kepada Vani apa yang sebenarnya terjadi kenapa ia bisa jadi seperti ini.

"Vaniii lo kenapa sihh kok dari tadi gue liatin lo diem sambil murung gitu apa yang terjadi cerita dong sama gue, gue kan sahabat lo Van" tanya Qailla panjang lebar sambil mengguncang guncangkan tubuh Vani agar ia tersadar dari lamunannya tersebut.

"Hah gu-gue gak papa kok Qailla" jawab Vani yang tersadar akan lamunannya tadi, sambil tersenyum.

"Ihh serius Vaniii kalau lo ada masalah cerita dong sama gue." ucap Qailla sambil mengrucutkan bibirnya

"Iya Qailla nanti kalau apa gue cerita kok ke lo ok" ucap Vani sambil memaksakan senyumannya walaupun itu hanya fake smile yang hanya bisa ia berikan agar Qailla tidak terlalu khawatir terhadap keadaannya. Sedangkan Qailla yang tidak mau memaksa Vani menceritakan semuanya hanya bisa berdehem saja. Qailla tau Vani sedang tidak baik baik saja saat ini. tapi ia juga tidak akan mungkiin memaksa Vani agar dapat menceritakan masalahnya.

***

    Jam selalu berdetak. pelajaran sudah berganti ganti. tapi... Vani masih larut dalam lamunannya. Qailla yang sedari tadi melihat perubahan sikap dari Vani hanya bisa diam sambil menghelakan naffasnya berkali kali. Sampai jam istirahat berbunyi semua murid berhamburan keluar menuju kantin tapi Vani masih duduk diam di bangkunya tanpa menghiraukan sedikitpun apa yang terjadi di sekelilingnya. Qailla berniat mengajak Vani untuk ke kantin tapi sebelum Qailla berbicara Vani sudah duluan memotong pembicaraan Qailla.

"Van ke kan-" ucap Qailla terpotong

"Gua gk mau ke kantin lo aja sana sendiri" Vani memotong pembicaraan Qailla tanpa mengalihkan pandangannya.

"Hemm gk deh gue gak jadi ke kantin gk mood" ucap Qailla sebal dan duduk di sebelah Vani kembali.

Hening

Keadaan seketika hening. Vani tengah sibuk melamunkan masalahnya tadi pagi, sedangkan Qailla sibuk memperhatikan Vani yg tengah melamun tersebut. Tiba-tiba ada seseorang masuk ke kelas X IIS1 yaitu kelas Vani dan Qailla yang sepi karena semua murid tengah keluar ada yg menuju kantin untuk mengisi perutnya yang lapar dan ada juga yang ke perpustakaan untuk mencari novel-novel terbaru.

"Vani" panggil Ken dari depan kelas tersebut dan nembuat Vani maupun Qailla menoleh. "kamu kenapa sayang ada masalah?" Sambung Ken sambil berjalan mendakiti Vani yang hanya melihat Ken dengan raut wajah lesunya.

"Vani gak papa Ken" ucap Vani yang memaksakan senyumannya seolah tidak terjadi apa-apa.

"Yang bener?" Tanya Ken lagi yang masih merasa belum puas dengan ucapan Vani.

"Iya.. Ken. Vani gk kenapa kenapa kok" jawab Vani lagi yang masih memaksakan senyumannya.

"Yaudah kalau gitu, Vani laper gak ke kantin yuk masih ada waktu sepuluh menit lagi nih buat ke kantin" tanya Ken sambil melihat jam silver di pergelangan tangannya.

"Vani gak laper kok Ken tadi di rumah udah sarapan" tolak Vani.

"Yaudah kalau Vani gak mau makan, tapi kalau Vani butuh apapun itu bilang ke Ken ya dan Ken mohon Vani kalau ada masalah jangan sungkan untuk cerita ke ken ya. KEANO PRADANA akan selalu siap mendengarkan curhatan Vani kapan pun dan di mana pun." ucap Ken sambil mengangkat tangannya ke dahi seperti hormat ke sang saka merah putih. Vani yang tadinya mukanya murung kini tertawa melihat tingkah konyol Ken itu. Ken yang melihat Vani tertawa kembali merasa lega karena tingkah konyolnya itu ia bisa membuat Vani tertawa kembali. Dan Ken mencubit pipi Vani tanda gemas dan juga mengacak ngacak rambut Vani hingga berantakan.

"Gitu dong senyum lagi ketawa lagi jangan murung terus" ucap Ken sambil mencubit hidungnya Vani yang otomatis membuat Vani meringis kesakitan.

"Aww ihh Ken sakit tau." ucap Vani yang sambil memegangi hidungnya yang memerah karena ulahnya Ken.

Di seberang bangku Vani. Qailla yang melihat adegan mesra itu hanya bisa menghelakan nafasnya dan membatin, "gue kapan ya punya pacar, gue iri kadang sama Vani banyak yang deketin dia sementara gue gak ada padahal gue udah berbaur ama temen-temen cowo yang lain biar deket tapi gk ada satupun yang nempel di gue. Sementara Vani dia dingin dan juga cuek tapi dia banyak di sukai kaum adam". Itu lah yang sedari tadi Qailla pikirkan sambil melihat adegan mesra yang di depannya itu. Dan bel tanda istirahat berakhir dan membuat Qailla tersentak dari lamunannya itu. Lalu mengusir Ken dari kelasnya karena gak mau melihat adegan mesra itu terlalu lama.

"Heh Kenn lo gak denger bel apa udah bunyi noh mending lo keluar sana masuk ke kelas lo sendiri." usir Qailla sambil mendorong punggung Ken agar ia cepat-cepat keluar.

"Yaelah la bilang aja lo iri kan karena lo kagak ada pacar hahaha" ucap Ken mengejek Qailla sedangkan Qailla hanya mendengus kesal.

"resek lo."

"yaudah Ken kekelas dulu ya sayang sampai nanti byee" ucap Ken terhadap Vani sambil mengacak acak rambutnya lalu pergi ke luar kelas X IIS1 tersebut. Vani yang rambutnya di acak acak tadi oleh Ken hanya bisa diam sambil tersenyum merasakan kenyamanan. Setidaknya dia punya pacar yang sangat menyayanginya itu dan selalu bisa membuat ia tertawa bahagia.

***
Tbc

NEXT??
VOMEN DULU JANGAN LUPA😊

HAPPY READING🤗

Kevan [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang