Part 22

880 32 0
                                    

  Aku meninggalkan kamu dulu karena aku mempunyai alasan.

Salsa Ayudia

***

     Kelas X-MIA1 sudah ramai, iyalah karena jam sudah menunjukkan pukul 07:30 dan bel sudah berbunyi sekitaran lima menit yang lalu. Tapi guru yang mengajar belum masuk ke kelas, dan Ken baru datang, ia masuk dengan muka yang lesu membuat Raffa menaikan satu alisnya--bingung.

"Woi Ken ngapa tu muka kusut amat" tanya Raffa setelah Ken duduk di bangkunya.

"Gue tadi malem begadang Raff gegara nonton bola" jawab Ken malas.

Raffa hanya ber oh sambil menganggukkan kepalanya mengerti. Lalu ia kembali bertanya terhadap Ken. "Salsa siapa woi?". Ken yang mendengar pertanyaan Raffa langsung menoleh--bingung apa maksud dari pertanyaannya.

"Eh woi gue nanyak Salsa itu siapa? Kemarin gue liat lu ngobrol bedua sama dia kayaknya serius bener. lo tuh kalau di tanya jawab jangan diem ae." tanya Raffa ulang yang mulai jengkel karena Ken tak kunjung menjawab pertanyaannya.

"Kepoan lo. Dia masa lalu gue gak penting juga."

"Wtf! Mantan lu dong?" Syok Raffa dan Ken hanya berdehem malas.

Sebelum Raffa membuka mulutnya kembali bertanya-tanya kepada Ken, guru yang mengajar pun masuk membuat Raffa kembali menutup mulutnya rapat-rapat dan duduk rapi. Mereka semua yang tadinya ribut seketika senyap karena ibu Jasmin yang mengajar pelajaran Kimia ini terbilang cukup killer senyum aja jarang padahal ibu Jasmin ini masih muda, cantik, belum menikah lagi. Itulah yang ada di pikiran Orang-orang jika melihat wajah ibu Jasmin secara langsung.

 
  Pelajaran bu Jasmin ini pun akhirnya selesai. Selama tiga jam mata pelajaran berturut-turut akhirnya berakhir. Muka mereka yang tadinya kusut kini cerah sekita, badan yang tadinya lesuh-lesuh menjadi tegak. Mereka langsung bergegas menuju kantin karena mendengar bel istirahat telah berbunyi.

"Mau ke kantin sama Vani, Ken?" Tanya Raffa setelah guru yang mengajar keluar.

"Iyalah apalagi" jawab Ken santai. "Eh tapi lu kawanin gue ke kelasnya Vani ya, sekalian kita ke kantin bareng." sambung Ken.

Raffa menaikkan satu alisnya bingung kenapa tiba-tiba ia mengajaknya untuk menemaninya ke Kelas Vani sekaligus mengajaknya ke kantin bersama. "Tumben lu ngajak gue ke kantin bareng biasanya juga lu sering ninggalin gue sendirian."

"Hahaha gue kasian ama lu Raff lu kan jomblo jadi gak ada yang nemenin mangkanya gue ajak lo" jelas Ken sambil tertawa.

"Rese lu njing".

***

     Setelah mereka sampai di depan kelasnya Vani, Ken langsung masuk saja gak peduli bahwa masih ada guru di dalamnya. Melihat Vani yang tidak ada kelasnya Ken bingung di buatnya.

"Vani mana?" Tanya Ken tanpa basa-basi

"Dia gak sekolah sakit keknya tu tadi dia ngirim surat." jawab Qailla seadanya

"Ouh yaudah thanks" ucap Ken berterima kasih dan hendak pergi.

"Tunggu!" Halang Salsa, Ken yang mendengar suara tetsebut berhenti dan menoleh ke arah Salsa dengan menaikkan satu alisnya. "Kamu mau ke kantin ya, aku sama Qailla ikut boleh gak?" Tanya Salsa ragu-ragu.

"Eng-"

"Boleh kok yaudah bareng aja sama kita biar rame sikit, ye gak Ken?" ucap Raffa memotong ucapaan Ken, Ken hanya menghelakan nafasnya malas lalu berdehem mengiyakan.

"Yaudah ayok lah keburu bel gue dah laper nih" ajak Raffa yang sudah tak sabaran.

***

    Sesampainya mereka di kantin, Raffa langsung berlari  memesan makanan. Ken, Salsa dan juga Qailla mencari tempat duduk yang kosong. Di saat mereka sudah duduk tiba-tiba saja Qailla mengabari bahwa ia harus pergi karena tadi ia sempat di suruh ke ruang guru saat bel istirahat berbunyi.

"Astaga gue lupa kalau gue tadi di panggil bu Siska buat ke kantor guru, gue deluan ya" ucap Qailla langsung pergi meninggalkan Ken dan Salsa berdua di sana.

Hening

Suasana hening, seperti ada hawa dingin menyelimuti meja yang Salsa dan Ken duduki. Mereka tengah sibuk dengan aktifitas masing-masing. Ken, ia sedang mengotak ngatik ponselnya, berbeda dengan Salsa ia tengah sibuk dengan pikirannya sendiri. Tiba-tiba Ken bersuara membuat Salsa menoleh.

"Kenapa lo hadir kembali?" Tanya Ken tanpa mengalihkan pandangannya dari ponselnya itu.

Salsa yang mendengar pertanyaan Ken menoleh dengan raut wajah bingung. "Maksudnya?"

"Kenapa lo hadir lagi di kehidupan gue di saat gue udah mulai bisa melupakan lo" ucap Ken mulai menjelaskan sambil menyimpan ponselnya kedalam saku celananya.

"Maaf, aku gak tau kalau kamu sekolah di sini, Ken plis jangan benci aku karena kesalahan ku meninggalkanmu dulu, aku melakukan itu terpaksa Ken" ucap Salsa lirih sambil tertunduk

Ken menarik nafasnya berat lalu ia kembali bertanya kepada Salsa meminta penjelasannya lebih lanjut "Apa yang menyebabkan lo pergi keluar negri tanpa memberi kabar dulu ke gue"

"A-aku dapet beasiswa untuk sekolah di luar negri Ken, kamu tau kan itu kesempatan langka aku udah menantikannya buat  sekolah di sana. begitu aku mendapatkannya, aku sangat senang tapi aku gak berani memberitahu soal ini kepada kamu karena aku takut kamu gak ngijinin aku pergi Ken. Ia aku tau cara aku dulu itu salah. itu juga berat buat aku Ken..." jelas Salsa lirih, ia menjelaskan panjang lebar sambil terisak dan menunduk karena menangis. Ken yang mendengar pernyataan Salsa tidak bisa berkata-kata dia hanya diam, ada rasa iba di dalam hatinya melihat Salsa yang menangis di hadapannya karena selama ia pacaran dengan Salsa dulu Ken tidak pernah melihat Salsa menangis seperti ini.

Tiba-tiba Raffa datang membawa nampan yang di atasnya berisi pesanan yang ia beli tadi. Melihat Salsa menangis sesenggukan seperti itu membuat kening Raffa bertautan ia bingung apa yang sudah terjadi.

"Loh Sal lo kenapa nangis?" Tanya Raffa sambil menaruh nampannya itu di atas meja.

Melihat ada Raffa yang datang Salsa langsung berpamitan untuk masuk ke kelasnya. Tanpa menjawab pertanyaan yang di lontarkan Raffa tadi ke padanya.

"aku ke kelas deluan permisi"

"Eh Salsa kenapa tuh kok dia nangis, lo apain dia tadi?" Kini Raffa beralih bertanya kepada Ken, setelah Salsa tidak terlihat di dalam kantin tersebut.

"Gue gak tau, gue ke kelas duluan" ucap Ken lalu pergi meninggalkan Raffa sendirian di sana.

"Anjir di tanyain malah pergi. uhh makan sendirian lagi dah gue, nasib jomblo mah gini" ucap Raffa sambil membuang naffasnya kasar lalu beralih memakan bakso yang ia pesan tadi.

***
Tbc

Mau tau apa yang akan terjadi selanjutnya?

Next?
Vote dan komen dulu ya Gomawo:')

Happy reading😘

Kevan [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang