Haruskah aku mengorbankan semuanya diawal perasaanku padamu?
-Sena Triasera
Itu resiko karena lo jatuh cinta sama Miko...
-Erfan Gianes
~Happy Reading😚
Sena mentap sendu kue tart dan bucket bunga dihadapannya.
Dalam kue tersebut terdapat tulisan "my mine💙" dan tentu saja kue itu ditunjukkan untuk Intan.
Sebelum acara dimulai,Miko memang menitipkan kue dan bunga itu padanya dengan alasan,Sena lebih bisa menjaganya dengan baik. Dan mungkin Miko tak pernah tau bahwa dia terluka karena ini.
Sena mengusap setetes air mata yang entah sejak kapan sudah jatuh dari pelupuk matanya. Sena benar-benar tak menyangka jika dia bisa jatuh cinta sedalam ini pada Miko.
Tok. Tok. Tok...
Sena segera menghapus air matanya dan segera merapikan pakaian saat mendengar suara dari balik pintu kamarnya. Itu pasti Mamahnya.
"Iyah Ma,sebentar."
Sena membuka pintu itu dan langsung mendapati sang Mamah yang kini tersenyum padanya.
"Miko udah nungguin dibawah. Gih turun.." kata Suci-Mamah Sena.
Sena mengangguk,gadis itu meraih slimbagnya dan tak lupa dengan barang yang Miko titipkan.
Suci berjalan didepan,sementara Sena mengikutinya dari belakang dengan terus menundukkan kepalanya.
Miko segera bangkit dari duduknya saat melihat Sena yang mulai menuruni anak tangga terakhir.
"Udah siap?"
Sena mengangguk.
"Kalo gitu Miko pinjem Sena dulu ya tante.." izin Miko seraya menyalami tangan Suci.
"Iyah. Tapi inget,pulangnya jangan malem-malem.."
Miko mengangguk kemudian tersenyum. "Siap tante."
"Kalo gitu Sena pergi dulu ya Mah. Assalamualaikum..."
"Waalaikumsallam..."
-----
Erfan,Deswa,Sena dan Miko masih menunggu kedatangan Intan.
Sesuai dengan yang sudah direncanakan,Miko akan menghampiri Intan saat gadis itu tiba dan ketiganya akan sembunyi untuk mengatur suasana agar terkesan romantis.
Sedari tadi Sena mencoba menahan sesuatu dalam hatinya. Sungguh,berada ditempat ini membuatnya semakin kacau.
Tiba-tiba saja pintu terbuka dan menampakkan Intan yang baru saja tiba. Deswa segera mematikan lampu diruangan itu,dan Erfan segera mengatur musik sebagai pelengkap suasana.
Sementara Sena tidak kebagian tugas apapun. Tugasnya sudah selesai. Menjaga kue dan bunga itu agar tetap baik-baik saja.
Miko segera mendekati Intan. Dan mulai melakukan aksinya.
Terlihat gadis itu sangat bahagia saat lampu menyala dan saat Miko tiba dengan membawa sebuah kue dan bucket bunga ditangannya.
"For my mine.."
Miko menyerahkan bunga tersebut dan Intan meraihnya. Lantas gadis tersebut langsung memeluk Miko dan Miko membalasnya.
Lagi. Sena merasakan sesak dihatinya. Bahkan ini lebih parah. Bagaimana mungkin,dia harus mengorbankan perasaannya hanya karena dia mencintai Miko.
Miko masih berada ditempatnya dan Sena sudah tidak tahan lagi untuk tidak menangis. Tak ingin lebih lama menyaksikan itu,Sena pun bangkit dari posisinya dan langsung melarikan dirinya.
Erfan yang sedari tadi memperhatikan gadis itu pun segera mengejar Sena.
Sena menangis sejadi-jadinya. Rasanya sakit. Ketika harus mencintai seseorang tapi seseorang itu tak pernah memperdulikan kita.
"Sesakit inikah cinta sama lo?!" lirih Sena masih dengan air mata yang masih mengalir.
"Gue salah. Ini salah. Harusnya gue ga jatuh cinta sama lo. Harusnya engga!"
Suara Sena perlahan meninggi. Erfan yang menyaksikan itu hanya bisa berdiam diri tanpa bisa melakukan hal apapun.
Erfan sudah mengira hal ini akan terjadi. Sekuat apapun Sena,dia pasti akan tetap terluka.
"Sena..."
Sena langsung menghapus sisa air matanya. Dia tidak ingin terlihat lemah hanya karena Miko.
Erfan perlahan mendekat,namun gadis itu masih setia dengan posisinya bahkan sampai Erfan berdiri disampingnya.
Keduanya kini sedang berada dibalkon yang terdapat dikamar Miko. Miko sengaja menjadikan rumahnya karena memang kedua orangtuanya sedang bertugas diluar kota.
"Mulai sekarang lo harus terbiasa sama itu semua. Resiko karena lo cinta sama Miko..."
Sena menatap Erfan. Bingung dengan maksud dari ucapan Erfan.
"Miko itu keras. Bakalan sulit buat bikin dia jatuh cinta. Apalagi ada Intan..." lanjut Erfan.
"Emang kenapa?"
"Bagi Miko,Intan itu adalah gadis paling special. Miko bisa terpuruk kalo hubungannya berakhir..."
"Seberarti itukah Intan?"
Kini giliran Erfan menatap Sena. "Sangat. Bahkan Miko akan menyakiti siapun orang yang menjelekkan Intan..."
Sena tersenyum hambar. Jika seperti ini,maka sekeras apapun hati Miko tidak akan pernah dia selami.
"Lebih baik lo mundur,sebelum lo terluka lebih parah."
-----
ErfanGianes : Sorry,gue pulang duluan. Jangan nyari Sena,dia aman sama gue.
Miko terdiam saat membaca pesan dari Erfan. Pantas saja,sejak acara dimulai dirinya sama sekali tidak mendapati Erfan dan Sena.
"Lo tau Sena kenapa?" tanya Miko pada Deswa yang masih setia berada dirumahnya.
Deswa mengangkat bahunya. Tak tau apapun.
Miko termenung,Intan sudah pulang limat menit yang lalu dan tinggal Deswa yang tersisa disana. Perasaan tiba-tiba saja menjadi gelisah. Apa yang sebenarnya terjadi dengan Sena.
MikoSeraprasetya : thanks,gue titip Sena. Tolong bilangin maaf gue kedia karena gue ga bisa anterin dia pulang. Dan lo punya hutang cerita sama gue.
Erfan hanya membaca sekilas pesan yang dikirimkan Miko. Tanpa disuruh pun,Erfan pasti akan menjaga Sena dengan baik.
Tatapannya beralih pada Sena yang masih setia diposisinya. Menatap jalanan dari balik jendela mobil Erfan.
Erfan masih tak habis pikir jika semua ini akan terjadi. Dan Erfan sangat khawatir jika Sena hanya akan mendapat luka dari Miko.
'Ku terpaku menatap indahnya jalanan kota dimalam hari. Sayangnya aku tak bisa menikmati keindahan itu,saat rasa sakit dalam hatiku hadir. Bagaimana mungkin aku harus terjebak dalam ruang hampa?
Ruang yang hanya diisi olehku juga semua perasaanku. Ruang yang selalu aku tata dengan rapi agar ketika kau singgah didalamnya kau akan merasa nyaman. Sayangnya,kamu tak pernah memberi ruang hampa itu warna. Melainkan hanya sebait luka yang setia kamu berikan padaku...
Dan diruang hampa ini,aku masih mencintaimu...'
Sena Triasera

KAMU SEDANG MEMBACA
BIRU
Teen FictionSekuat apa ku harus mengerjarmu agar warna hitam dalam hati ini berubah menjadi warna indah? Harus seberjuang apalagi aku untuk mendapatkanmu? Sedangkan hatimu terlalu batu untuk ku luluhkan...