Jika kamu bisa untuk menghargai dia,kenapa kamu ga bisa hargain perasaan aku?
-Sena Triasera
~HappyReading😚
"
Kapan?"
"Tadi."
Duar!
Sena menelan salivinanya. Mencoba menahan air mata yang makin kuat memaksa untuk keluar.
"Oh,congrats. Semoga hubungan lo sama Intan langgeng.." kata Sena tak lupa dengan senyum manis dibibirnya.
"Makasih Sen.."
Hening kembali menyelimuti keduanya. Sena bingung harus melakukan apa begitupun Miko.
Sesekali Miko melirik Sena yang sibuk memainkan rok abunya.
"Sen.."
"Ya?" Sena menoleh menatap Miko.
"Sebelumnya gue mau minta maaf.." ucap Miko.
Kening Sena mengkerut. "Maaf? Untuk?"
Miko menghela nafasnya,sedikit berfikir sebelum akhirnya mengutarakan kalimatnya.
"Bukannya gue mau jauhin lo. Tapi gue juga harus jaga perasaan Intan. Gue gamau ngecewain dia lagi..."
Lagi. Sena harus menghadapi kenyataan pahit. Dan sekarang,setelah Miko membuat hatinya berantakan,membuatnya gagal melupakannya laki-laki itu dengan mudahnya mengatakan itu?
Lo mau ngehargain Intan. Tapi kenapa lo ga ngehargain gue? Bahkan lo ga mikirin perasaan gue sama sekali! - Sena membatin.
"Ohh,selow aja kali. Anggap aja kita gapernah kenal. Anggap aja kita cuma temen sekolah yang ga pernah saling sapa.." kata Sena.
Miko terdiam mendengar ucapan Sena. Miko tau,ada kesedihan didalamnya. Hanya saja gadis itu terlalu pandai menyembunyikan kesedihannya.
"Lo boleh pergi.." ujar Sena.
Meskipun terkejut dengan ucapan Sena. Miko tetap menuruti ucapan Sena.
"Jangan sedih. Gue gamau liat lo sedih. Apalagi itu karena gue.." ucap Miko sesaat sebelum berlalu dari hadapan Sena.
Sena diam. Tak menanggapi ucapan Miko. Untuk apa? Percuma. Bahkan mendengar kalimat yang terlontar dari mulut Miko saja rasanya sudah sangat sakit. Karena setiap kalimat yang keluar dari mulut Miko hanya sebuah kalimat penenang yang tak pernah ada kebenarannya.
-----
Sena masih setia berada ditaman sekolah. Membiarkan seluruh rasa sakit dalam hatinya menguap. Membiarkan cairan bening itu terus berjatuhan dari kelopak matanya.
Sena benci. Sena benci mengapa dia harus mencintai Miko sedalam ini? Mengapa dengan mudahnya Miko membuatnya jatuh cinta namun mambuatnya merasakan luka juga? Sena membenci hal itu.
Bahunya bergetar turun naik. Mengisyaratkan jika dirinya benar-benar terluka hanya karena mencintai satu orang yang baru saja hadir dalam kehidupannya. Miko Seraprasetya.
Perlahan gadis itu mengusap air matanya. Mencoba untuk terlihat biasa saja meskipun banyak sekali luka yang sedang dia hadapi. Namun Sena selalu ingat satu hal. Disaat dirinya siap untuk merasakan indahnya jatuh cinta. Dia juga harus siap merasakan yang namanya luka.
Tiba-tiba saja sebuah tangan terulur. Membuat Sena menatap bingung sapu tangan yang terdapat dalam genggaman orang tersebut.
Sena mendongkakan kepalanya dan langsung mendapati Erfan yang kini tengah berdiri didepannya. Mengapa disaat dirinya terpuruk seperti ini,Erfan selalu ada? Seolah laki-laki ini ditakdirkan untuk dirinya.
"Erfan?"
Laki-laki itu mendudukan tubuhnya disamping Sena. Dengan masih menggenggam sapu tangan yang belum diterima oleh Sena.
"Lo ngapain disini? Anak-anak lagi pada belajar,kenapa lo malah nangis disini?" tanya Erfan.
Sena menggaruk kepalanya. Erfan memang selalu bisa memojokkannya.
"Gue..."
"Lo nangis gara-gara Miko?" tebak Erfan.
Meskipun enggan,Sena tetap menganggukkan kepalanya. Lagi pula Erfan sudah pasti tau alasannya menangis karena apa.
"Percuma. Lo cuma buang tenaga doang buat nangisin cowok kayak Miko.." ujar Erfan kini menatap Sena.
"Kenapa?"
"Lo tau. Miko itu cuma sayang sama Intan. Hati Miko cuma buat Intan. Dan dia sama sekali ga liat lo. Bagi Miko,lo itu cuma temen biasa yang gaakan pernah jadi temen lebih."
Sena menunduk. Mengapa ucapan Erfan terdengar sangat menyakitkan?
Erfan mengusap wajahnya. Ia sadar jika ucapannya semakin melukai Sena.
Tangan Erfan terulur untuk mengusap pucuk kepala Sena. Erfan benar-benar menyesal telah mengatakan hal tersebut.
"Maafin gue. Gue ga bermaksud bikin hati lo tambah sakit. Gue cuma pengen lo sadar dan berenti buat ngejar-ngejar Miko.."
Sena diam. Tapi isakkannya kembali terdengar. Membuat Erfan semakin merasa bersalah.
Tanpa Sena duga,laki-laki itu membawanya kedalam dekapannya. Erfan memeluknya,membuat semua pertahanannya runtuh begitu saja.
"Gue sayang sama Miko. Kenapa gaada orang yang ngerti perasaan gue sih?!" lirih Sena.
Erfan semakin mengeratkan pelukannya. Entah mengapa,melihat Sena seperti ini rasanya Erfan ingin selalu ada untuk Sena.
"Salah gue cinta sama Miko? Salah gue sayang sama Miko? Apa salah gue ngarepin dia?!"
"Stttt.."
"Gue sayang Miko,Erfan. Kenapa lo ga pernah ngerti perasaan gue? Kenapa lo selalu nyuruh gue buat lupain dia? Kenapa?!" maki Sena masih dalam dekapan Erfan.
"Karena gue gamau liat lo terluka."
Sena bungkam tak lagi membalas ucapan Erfan. Sena hanya bisa menangis dan menumpahkan segala kesedihannya dalam dekapan Erfan.
------
"Sen lo mending pulang deh"
Sena yang masih setia menelungkupkan kepalanya itu menggeleng.
Sena memang sedang sangat terpuruk saat ini. Tapi rasa pusing yang kini menyerangnya itu diluar dugaannya.
Sedari tadi Dera terus memaksa sahabatnya untuk pulang atau untuk sekedar pergi keuks. Tapi Sena bersikukuh menolaknya. Membuat Dera hanya bisa menghela nafasnya pasrah.
"Gue pengen Miko ada disini.." gumam Sena membuat mata Dera membulat sempurna.
"Sakit juga masih inget aja sama Miko. Udahlah Sen,Miko tuh cuma bikin lo tambah sakit doang. Coba belajar lupain dia. Belajar kalo lo bisa hidup tanpa Miko." oceh Dera.
"Gabisa Dera,gue sayang sama Miko.."
Dera memegang pundak Sena. Mencoba memberi pengertian untuk sahabatnya yang sangat keras kepala itu.
"Lo boleh sayang sama Miko. Tapi jangan sampe rasa sayang lo itu bikin diri lo sendiri menderita. Sejauh ini,apa Miko pernah buat lo bahagia? Apa Miko pernah hargain lo sedikit aja? Enggakan. Itu artinya lo harus bisa bangkit dari semuanya,terumata buat lupain Miko..." jelas Dera.
Sena mencoba mengangkat kepalanya meskipun pening dikepalanya semakin terasa.
"Susah Der kalo udah sayang sama orang tuh. Lo gabakal tau perasaan gue yang sebenernya. Lo gabakal ngerti keinginan hati gue itu kayak gimana. Mungkin bagi lo,melupakan itu mudah. Tapi bagi gue,melupakan itu adalah hal yang paling sulit dan paling engga mau gue lupain. Jadi biarin gue terus berjuang buat dia. Meskipun nanti hasilnya ga kayak apa yang gue harapin. Setidaknya gue udah coba buat perjuangin dia,meskipun dia gapernah liat gue sedikit pun.."
Dera dibuat bungkam oleh ucapan Sena. Sahabatnya ini memang mudah mencintai tapi sangat susah jika harus melupakan. Sena benar. Sena tidak seperti dirinya yang mudah melupakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BIRU
Teen FictionSekuat apa ku harus mengerjarmu agar warna hitam dalam hati ini berubah menjadi warna indah? Harus seberjuang apalagi aku untuk mendapatkanmu? Sedangkan hatimu terlalu batu untuk ku luluhkan...