15. Cinta Dia

7 3 0
                                    

Bahkan aku saja sudah kebal dengan semua kata-katanya...

-Sena Triasera

~Happy Reading😚

Jika cintaku tak mampu membawamu kadalam pelukanku. Mungkin sebait do'a yang aku panjatkan bisa membuatmu menjadi milikku. Karena apa? Karena sangat mudah bagi Tuhan jika hanya untuk membalikkan satu hati saja. Jadi, meskipun perjuanganku secara terbuka tidak bisa membuatmu jatuh cinta padaku. Mungkin perjuanganku secara diam-diam bisa membuatmu menjadi milikku...

Gadis itu termenung seraya menatap jalanan kota dibalik jendela mobil milik Erfan.

Selepas pulang sekolah, tiba-tiba saja laki-laki itu mengajaknya untuk sekedar jalan-jalan. Karena Sena sedang tidak memiliki kesibukan apapun, akhirnya gadis itu menyetujui tawaran Erfan.

"Kita mau kemana?" tanya Sena pada Erfan yang masih fokus pada jalanan didepannya.

"Liat aja nanti."

Sena mendengus, ini adalah ketiga kalinya Erfan menjawab seperti itu. Padahal dia hanya ingin tau tujuan Erfan saat ini.

Erfan melirik Sena yang kini sedang diam dengan wajah sedikit tertekuk. Erfan tersenyum, Sena pasti kesal karena jawabannya.

"Jangan ngambek,"

Dengan cepat Sena menepis tangan Erfan yang akan mengelus kepalanya.

"Jangan pegang-pegang!"

Erfan tertawa geli. Kesalnya Sena ternyata sangat menggemaskan.

"Terus gue harus pegang apa?"

"Pegang aja tuh stir mobil!"

"Kalo gue pengen pegang lo gimana dong?"

Sena menatap tajam Erfan, kemudian menghadiahi laki-laki itu dengan pukulan dibahunya.

"Sakit Sen... Ko dipukul?" ringis Erfan.

"Lagian ngomongnya macem-macem!"

"Yaudah deh, maaf ya..."

Tangan Erfan terulur untuk menepuk kepala Sena. Kali ini gadis itu tetap diam dan membiarkan Erfan menepuk-nepuk kepalanya.

Tiba-tiba Sena tersentak, saat dia merasakan tangannya yang tiba-tiba menghangat. Benar dugaannya. Erfan menggenggam tangannya.

"Er-erfan?"

"Hmmm?"

"Itu,"

Sena mencoba melepaskan genggaman tangan Erfan dari tangannya, tapi bukannya terlepas laki-laki itu justru semakin mengeratkan genggamannya.

"Udah gini aja. Lagian tangan lo pas sama tangan gue..."

------

Sena turun dari mobil Erfan seraya menatap bingung bangunan didepannya. Sebuah rumah yang cukup terbilang mewah yang tidak Sena tau siapa pemiliknya.

"Ini rumah lo?"

"Bukan,"

"Terus ini rumah siapa?"

Erfan tersenyum tipis, membuat Sena semakin penasaran.

"Ini rumah Miko."

BOM!

Sena benar-benar tidak bisa mengatakan apapun saat ini. Erfan mengajaknya kerumah Miko? Sungguh ini diluar dugaannya. Dan saat ini jantungnya seperti berhenti berdetak. Rasanya, Sena ingin mengubur dirinya hidup-hidup karena dia meyakini jika perubahan wajah dan rona merah dipipinya mulai terlihat.

BIRUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang