Hatiku ragu saat dia datang kembali. Aku takut setengah hatiku masih menyayanginya...
-Erfan Gianesa
~HappyReading😚
"Nunggu lama?"
Erfan meneguk air mineral yang sengaja Sena bawakan untuk dirinya.
"Lumayan,"
"Makasih ya minum nyah.."
Sena tersenyum kemudian mengangguk.
"Besok mau nonton sama siapa?"
"Sama Dera paling, itupun kalo Deranya ga sama Bian.." jawab Sena.
"Kalo gitu berangkat bareng gue." kata Erfan seraya kembali meneguk airnya.
"Eh, tapikan lo sama anak-anak futsal yang lain.."
"Tenang aja, anak-anak pada nunggu dilapangan jadi gue bisa sekalian jemput lo.."
Sena mengangguk menuruti ucapan Erfan.
Matanya menatap lurus lapangan didepannya dan jatuh pada Miko yang saat ini sedang beristirahat dengan anak-anak futsal lainnya. Dalan hati Sena ingin sekali menghampiri Miko lalu memberinya minuman seperti saat dulu dia memperjuangkan laki-laki itu. Ah rasanya Sena sangat ingin melakukan itu.
Sena mengalihkan pandangannya dan mendapati Erfan yang kini juga menatap lapangan didepannya. Keringat kini membanjiri wajah Erfan, membuat Sena tak sadar mengeluarkan tissue dari dalam sakunya kemudian mengelapkannya pada wajah Erfan.
Laki-laki itu terkesiap. Tak berselang lama, karena Erfan mengetahui itu adalah perbuatan Sena. Dan dengan cepat Erfan mengambil alih tissue tersebut kemudian mengelapkannya pada seluruh bagian wajahnya.
"Makasih ya Sen,"
"Sama-sama..."
"Lo mau kekelas?" Erfan menatap Sena membuat Sena terkesiap.
"Boleh?"
Erfan tertawa geli, gadisnya ini memang sangat menggemaskan.
"Boleh lah sayang..." Erfan mengacak rambut Sena membuat gadis itu ikut tersenyum.
"Yaudah kalo gitu aku kekelas duluan yah.. Bye Erfan..." ucap Sena melambaikan tangannya pada Erfan lalu pergi meninggalkan area lapangan.
Erfan membalas lambaian tangan Sena seraya kembali meminum sisa minumannya.
Dari kejauhan tanpa Erfan sadari, Miko terus memperhatikannya. Memperhatikan semua perlakuan yang Erfan berikan pada Sena hingga tanpa Miko sadari ada rasa tidak suka dalam hatinya saat melihat kebersamaan Erfan dan Sena.
-----
Sedari tadi Erfan tak pernah melepaskan rangkulan tangannya pada pundak Sena, membuat gadis itu sedikit risi karena tatapan tajam yang mulai dilontarkan siswa yang lainnya.
"Erfan malu tau diliatin," bisik Sena mencoba melepaskan rangkulan Erfan.
"Udah sih biarin."
Erfan semakin mengeratkan rangkulannya membuat Sena pasrah dan mengikuti kemauan Erfan.
Langkah keduanya langsung terhenti saat seorang perempuan berdiri tepat didepan keduanya. Sena menatap perempuan itu dengan bingun, sementara Erfan tak bisa menyembunyikan keterkejutannya karena melihat sosok perempuan itu.
"Hai Erfan," sapa perempuan itu.
Sena mengalihkan pandangannya. Dia dapat melihat dengan jelas sorot mata Erfan yang berubah 180 derajat.
KAMU SEDANG MEMBACA
BIRU
Teen FictionSekuat apa ku harus mengerjarmu agar warna hitam dalam hati ini berubah menjadi warna indah? Harus seberjuang apalagi aku untuk mendapatkanmu? Sedangkan hatimu terlalu batu untuk ku luluhkan...