13. Awal Perjuangan

13 3 0
                                    

Biarkan aku memperjuangkannya untuk saat ini. Karena ada masanya aku akan berhenti mengerjarnya saat cinta yang aku perjuangkan tak pernah kudapatkan...

-Sena Triasera

~Happy Reading😚

Selepas badai yang gelap dan kelam menerjang, akan selalu ada cahaya yang menerangi kembali.

Sama halnya seperti Sena. Badai dalam hatinya perlahan mulai memudar, digantikan oleh cahaya hangat yang kini mulai menyelimuti hatinya.

Detik ini. Hari ini. Sena memutuskan untuk memperjuangkan apa yang selama ini menjadi tujuannya. Tak perduli dengan segala resiko yang akan dia dapatkan nantinya. Karena Sena, sudah mempersiapkan hati dan juga fisiknya untuk melakukan itu semua.

Gadis pemilik rambut panjang itu berjalan dengan riang menuju kelasnya. Hari ini langit terlihat begitu cerah, membuat semangat dalam hatinya meningkat dua kali lipat.

Sena tiba dikelasnya dan mulai mendudukan tubuhnya dibangku miliknya. Sahabatnya Dara sudah datang lebih awal. Mambuat gadis itu sempat bingung melihat kehadiran Sena yang datang cukup awal pagi ini.

"Ciaahh.. Tumben banget lo datang pagi," sambut Dara menutup novel yang sedari tadi dia baca.

Sena tersenyum, menanggapi ucapan sahabatnya.

Mata Dera terhenti pada sebuah kotak berwarna biru yang baru saja dikeluarkan Sena dari dalam tasnya.

"Itu apaan Sen?" tanya Dera penasaran.

Sena tak menjawab pertanyaan Dera. Gadis itu hanya senyum-senyum sendiri sambil terus mendekap kotak biru itu.

"Lah? Gila ni anak." Dera bergidik ngeri.

"Ini buat Miko Der," ucap Sena membuat Dera membulatkan matanya.

"WHAT?! MIKO?"

Sena mengangguk semangat. "Iyah Miko."

Dera menyentuh kening Sena-memastikan jika sahabatnya ini baik-baik saja.

"Lo gapanas,"

"Ya emang gue gasakit Dera sayang..."

"Terus? Kenapa lo kayak gini?"

Sorot mata Sena berubah menjadi sendu. "Abisnya gue terlanjur sayang sama Miko. Gue hampa tanpa dia.."

Dera memutar bola matanya. Malas. Jika sudah seperti ini, Dera tidak bisa melakukan apapun selain menyaksikan perjuangan apa yang akan Sena lakukan untuk mendapatkan Miko.

"Terserah lo deh."

------

"Ini buat lo."

Seketika semua perhatian tertuju pada sebuah kotak yang baru saja disodorkan kehadapan tiga laki-laki itu.

Miko tersentak saat mendapati Sena yang kini tengah berdiri didepannya. Gadis itu sedang menunggu respons apa yang Miko tunjukan.

"Sena?"

"Iyah, itu buat lo," Sena tersenyum mencoba menahan detak jantungnya yang kini berdetak tak karuan.

Takut dan malu.

Miko bergeming, tak bisa mengatakan hal apapun membuat Sena menghela nafasnya.

Erfan yang memperhatikan gerak-gerik Sena, tau jika gadis itu sedang menahan sesuatu dalam hatinya.

"Makasih Sen, Miko pasti bakal makan buatan lo ini.." ucap Erfan mewakili Miko yang terus diam.

Miko menatapnya-menuntut penjelasan pada sahabatnya.

Sena tersenyum. Senyum yang begitu tipis, tapi masih terlihat begitu manis.

"Kalo gitu gue duluan ya," pamit Sena melenggang dari hadapan ketiga laki-laki itu.

Deswa menatap Miko. Sementara Erfan sudah menatap Miko tajam sejak tadi.

"Lo bodoh udah sia-siain cewe sebaik Sena!"

Setelah mengucapkan kalimat itu, Erfan langsung pergi meninggalkan Deswa dan juga Miko yang masih setia dalam diamnya.

------

"Sena tunggu!"

Sena menghentikan langkahnya namun enggan membalikkan badannya. Sena tau siapa yang tengah mengejarnya saat ini.

Sena tetap diam, sampai sipemilik suara itu kini berdiri tepat disampingnya.

"Ada apa?" tanya Sena masih enggan menatap Erfan.

Erfan menghembuskan nafasnya. Tangannya perlahan meraih tangan Sena, membuat gadis itu terpaksa menatapnya.

"Apa yang udah lo buat?"

Sena membuang pandangannya-tak mau menatap mata Erfan yang begitu mengintimidasinya.

"Lo sadar apa yang udah lo lakuin tadi?"

Sena masih diam. Malas untuk menimpali ucapan Erfan.

"Lo harus mundur... Sena."

Kali ini Sena menatapnya. Menatap sipemilik mata hitam yang selalu memojokkannya.

"Gue sadar apa yang gue lakuin. Gue sadar. Tanpa lo kasih tau, gue udah tau kalo cara gue buat dapetin Miko itu salah! Tapi gue harus apa? Cuma itu satu-satunya cara buat Miko liat gue. Kehadiran gue!"

Cairan bening lolos dari manik matanya. Erfan memang selalu memojokkannya. Membuatnya merasa malu karena telah menjatuhkan harga dirinya sebagai perempuan.

"Gue sayang Miko. Gue gatau kenapa gue begitu terobsesi buat milikin Miko...."

Gadis itu menyeka air matanya, mengatur nafasnya sebelum akhirnya kembali melanjutkan kalimatnya.

"Lo gaperlu kasih tau gue tentang sakit yang nanti gue terima dari Miko. Karena gue udah nyiapin hati gue sebaik mungkin."

Erfan dibuat bungkam. Sena sudah terlalu keras untuk diberitahu.

"Lo tenang aja Fan, bakal ada saatnya dimana gue nyerah buat ngejar Miko semisal Miko gabisa buat gue perjuangin..."

Sena tersenyum. Menepuk pelan pundak Erfan, kemudian berlalu dari hadapan laki-laki itu.

BIRUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang