"Jaa~, Mitsuki-kun. Kita pasti bertemu lagi,"
Yodo melambaikan tangannya pada Mitsuki. Dan pergi bersama adiknya ke arah lain. Mitsuki mengangguk dan berjalan menuju ke kamarnya. Namun, sebuah suara menghentikannya.
"Ketua ! Ketua !," Mitsuki kenal sekali dengan suara itu.
Grep!
Gadis itu memegang lengan kekarnya kuat, mencegahnya untuk pergi. Membuat Mitsuki sedikit kesal.
"Ketua ! Bisa kita bicara ?," pinta gadis itu yang tak lain adalah Sarada. Mitsuki menoleh sedikit padanya dan tak lama memalingkan wajahnya kearah lain.
"Ada apa lagi, Uchiha-san," jawabnya dengan nada dingin.
"Anu...saat hari itu. Se-sebenarnya aku sangat senang saat tahu perasaanmu padaku,"
"Tapi,...maaf. karena saat itu aku, sedang banyak pikiran. Karena itulah--,"
"Sudahlah, lupakan saja yang terjadi pada hari itu," Mitsuki berucap dengan nada sedikit jengkel, entah apa yang membuatnya jengkel seperti itu.
"Be-benarkah ?," Sarada bertanya dengan ragu. Namun, senyumnya mengembang kala melihat Mitsuki mengangguk.
"Syukurlah," ujarnya lega. "Tapi, mengapa kau tak menjemputku ? Apa kau--,"
"Itu bukan urusanku, kau tahu. Lagipula, aku bukan pengasuhmu," mungkin, kata-kata Mitsuki bernada datar. Namun, sangat menyakitkan bagi Sarada.
"Ta-tapi, aku tak menganggapmu seperti itu. A-aku pikir kita bisa--,"
"Hei, bolehkah aku tahu," Mitsuki membalikkan badannya dan menatap Sarada tajam. "Kau menganggapku ini apa ?,"
"Eh ?,"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Sementara di tempat lain, Yodo dan Yuuna berjalan kembali ke kamar mereka berdua, setelah mendapat hukuman melakukan sit-up ditempat oleh sensei mereka.
"Ah, ini melelahkan," Yodo melemaskan otot-ototnya yang tegang, sehabis melaksanakan hukumannya.
"Salah sendiri tertinggal kereta," sahut Yuuna tiba-tiba.
"Iya deh, besok-besok gak akan aku ulangi," ujar Yodo berjanji.
Ia meraih kenop pintu kamarnya, dan memutarnya perlahan.
"Kau tak mau istirahat ?," tanya Yodo kala melihat adiknya tersebut seperti akan pergi.
"Ah ! Aku mau berkeliling penginapan dulu. Sambil cari angin," jawab Yuuna seadanya. Ia pun akhirnya melangkahkan kakinya keluar kamar.
Menelusuri penginapan yang luas. Yuuna sempat terkagum-kagum dengan keindahan design arsitektur yang digunakan di penginapan itu.
Saat senang asik-asiknya mengelilingi penginapan tersebut. Langkahnya terhenti, saat melihat seorang pemuda dan seorang gadis yang tak asing baginya. Pemuda bersurai putih dan gadis raven. Yang tak lain adalah Mitsuki dan Sarada.
Secara Otomatis, Yuuna segera bersembunyi di balik tembok, sambil terus mengawasi mereka.
"A-apa maksudmu itu, ketua ? Aku tak mengerti," tanya Sarada dengan wajah kebingungan.
"Sudah kubilang bukan. Aku ingin tahu yang sebenarnya, kau menganggapku ini apa ?,"
Sarada diam mematung. Ia meremas jari-jarinya, gugup. Tak tahu harus menjawab apa. Bagi Sarada Mitsuki sangat penting baginya dan bagi semua orang. Ia adalah seorang ketua osis yang baik dan dapat diandalkan. Sarada juga sangat mencintai Mitsuki, sebagai salah seorang teman baiknya. Mitsuki terdiam dengan wajah menunduk, menatap ubin di bawah kakinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MitsuSara vs MitsuSumi [DONE]
Randomsetelah ribut tentang kapten tim basket yang ganteng. sekarang, Sarada dan Sumire berdebat hanya untuk memperoleh hati dari ketua osis cakep yang notabenenya murid baru di KHS. akankah mereka berhasil mendapatkan hati sang ketua osis itu ?