Chapter 6

852 59 1
                                    

Konoha High School. Pukul 16.30.

Jam telah menunjukkan pukul 16.30, itu artinya para murid-murid di KHS sudah pulang ke rumah masing-masing. Kecuali seorang gadis berambut raven panjang sepunggung yang masih berada di Koridor 2, ia adalah Sarada.

Sarada tengah mengepel koridor 2 dua. Bisa dibilang, ia sedang melaksanakan hukuman yang diberikan Iruka sensei ( Kepsek ).

"Duh...kapan selesainya kalau begini. Aah...capek !!,"ucap Sarada lalu mendudukan pantatnya pada sebuah bangku panjang di koridor tersebut. Sambil meneguk air minum yang ia bawa. Ia lalu menghela nafas panjang. Ia memandang keluar jendela besar, tepatnya ia sedang memandang para anak basket yang sedang berlatih. Pikirannya tiba-tiba tertuju pada kejadian tadi pagi.

"Haah...andai saja ketua osis ada disini....," ucap Sarada. Kelihatannya ia merindukan pujaan hatinya tersebut.

Beberapa saat berlalu, hari makin sore bisa dibilang hampir malam. Namun, Sarada masih membersihkan koridor lantai 1, lantai terakhir.
Kira-kira 10 menit kemudian, Sarada telah selesai melaksanakan hukumannya. Ia baru menyadari bahwa hujan deras telah turun. Membuatnya berdecak sebal.

"Duh...kenapa hujan sih !? Mana aku gak bawa payung lagi ! Ah...sebel ! Kalau ketua osis disini pasti lebih menyenangkan....hhh tapi tak mungkin, pasti ia telah pulang," ucap Sarada seraya membawa alat pel dan ember yang digunakan kembali ke kelasnya. Untuk mencapai tangga menuju kelasnya ia harus melewati ruang osis.

Beberapa saat kemudian, Sarada melewati ruang osis. Yang membuat Sarada terkejut adalah lampu ruang osis tersebut menyala. Membuat Sarada makin penasaran. Ia mendekati pintu ruang osis tersebut.

Namun, saat ia akan meraih gagang pintu tersebut, ada tangan yang menepuk pundaknya pelan. Sarada kaget sejadi-jadinya sampai ia bertetiak.

"AAAAHHH !!!!! SETANNNN!!!!!," teriaknya dan berlari secepat kilat entah kemana. Sementara orang yang menepuk pundak Sarada terheran-heran melihat Sarada yang berteriak dan berlari.

"Dia kenapa ? Hah...masa bodoh," ucap orang itu sambil masuk ke dalam ruang osis.

Back to Sarada...

Sarada kini sudah sampai didepan kelasnya. Nafasnya terengah-engah, karena lari tadi. Ia masih ketakutan mengingat kejadian tadi. Tak pikir panjang, Sarada langsung masuk ke kelasnya, mengambil tas jinjingnya dan segera turun ke koridor 1.

Saat sampai di koridor lantai 1. Rasa penasaran Sarada makin kuat, kala melihat lampu ruang osis yang masih menyala. Tanpa mengingat kejadian tadi. Sarada segera mendekat dan meraih gagang pintu ruangan tersebut. Di putarnya sedikit demi sedikit, walau jantung berdebar karena takut.

Dan....pintu terbuka. Saat pintu terbuka lebar, Sarada melotot terkejut melihat seorang pemuda yang sedang tertidur di atas meja ketua osis. Yang tak lain adalah Mitsuki yang tengah menginap di sekolah menyelesaikan setumpuk berkas-berkas yang Author pun tak tau isinya.

Tanpa sadar, kaki Sarada melangkah maju mendekati Mitsuki yang tertidur pulas karena kelelahan. Setelah cukup dekat Sarada mengamati wajah Mitsuki yang tertidur. Ditelitinya wajah Mitsuki sampai mukanya memunculkan semburat merah.

'OMG !! I-ini bukan mimpi kan !? Aku lihat ketua osis dari jarak sedekat ini !! Mana saat tidur manisnya minta ampun !! Kami-sama tolonglah hambamu ini !! Inginnya aku mencubit pipinya dan mencium kedua pipi tersebut !! Ampun !!! Manis banget kalo lagi tidur !! Gak kelihatan kalo dia ini orang yang dingin datar dan cuek,' bathin Sarada.

Perlahan tapi pasti, Sarada menjatuhkan telapak tangannya di pucuk kepala ketua osisnya. Dan mengelus pelan rambut putih kebiruannya. Sarada sekarang pingin teriak saat ngelus tuh kepala. Saking senengnya bisa deket ketua osisnya. Mana, bau rambutnya itu loh......wangiii pake' banget. Tapi, kebagiaannya berubah menjadi sebuah rasa maluh saat sang empuhnya tiba-tiba bangun.

MitsuSara vs MitsuSumi [DONE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang