Chapter 21

584 44 12
                                    

"Huwahh !!! Apa yang harus aku lakukan ??!!," jerit Sumire dalam hati. Ia menepuk-nepuk kedua pipi chuby-nya. Menetralkan emosinya.

"Hah~...sumire profesional-lah. Ini bukan kiamat. Ini hanya acara jalan bareng cowok tampan sesekolah," ucapnya. "Co-cowok !! Huwahh !! Aku gugup !!," Sumire kembali berteriak seperti orang gila. Membuat beberapa temannya agak terganggu.

Pletak!

"Ittai !!," Sumire memegang dahinya yang agak memerah. Ia menatap pelaku yang telah menjitak dahinya kasar. "Sakit tahu !," marahnya. Seakan tak perduli, Sarada malah mengambil duduk di samping Sumire dan membaca Novel tebal yang dibawahnya. Sambil sesekali mencuri pandang dengan Sumire yang masih menatapnya tajam.

"Jangan marah. Aku hanya ingin menyadarkanmu tadi," jelas Sarada enteng. Untungnya, Sumire dapat menakluminya dan meredahkan amarahnya. Ia kembali termenung, sambil memangku kepalanya dengan satu tangannya.

"Nande ? Kau tak seperti biasanya," tanya Sarada. Sumire tak menjawab. Ia hanya terdiam.

"Nee, Sarada," panggil Sumire.

"Hn. Nani ?,"

"Boleh aku tanya sesuatu ?," tanya Sumire ragu. Dengan mantap, Sarada mengangguk. Sumire mengumpulkan sedikit keberaniannya dan menghela nafas.

"Kau tahu, akhir-akhir ini aku kelihatannya terkena penyakit aneh," terang Sumire.

"Penyakit ? Penyakit apa ?," tanya Sarada.

"Saat aku berada di dekat seseorang, jantungku berdebar-debar. Lidahku keluh dan wajahku memerah saat melihat wajahnya. Kau tahu penyakit apa itu ?," tanya Sumire polos. Sejenak, mata Sarada membola mendengarnya. Dan sejenak kemudian ia tersenyum senang dan memegang kedua bahu sahabatnya erat.

Grep!

Sumire terkejut saat Sarada mencengkram kuat bahunya dan menatapnya dengan senyuman yang tak dimengerti oleh Sumire.

"Sa-sarada ?,"

"Sumi-chan. Kau sedang jatuh cinta !!!,"

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Sumire kini memandangi bayangan dirinya di cermin kamarnya. Ia kini telah berdandan cantik. Dengan dress selutut dan celana hitam ketat, membuat kecantikannya makin terlihat. Apalagi dengan surai violetnya yang dikepang apik, membuatnya makin manis.

"Apa aku berlebihan ?," tanyanya pada dirinya sendiri.

"Kau sedang jatuh cinta !!!," Wajah Sumire memerah mengingat perkataan Sarada. Ia segera menepis pikirannya itu.

"Tidak ! Tidak mungkin aku jatuh cinta pada Boruto-kun," ujarnya sambil terkekeh. 'tapi, kalau bukan cinta. Debaran apa ini ?,' batin bingung.

Tap.

Tap.

Tap.

Suara langkah kaki itu, membuat perhatian Boruto teralihkan. Ia noleh ke kebelakang, dan mendapati seorang gadis tengah berjalan mendekatinya. Matanya menatap kagum sang gadis dari ujung rambut sampai ujung kepala. Cantik, itulah kesan yang ia dapatkan saat melihat gadis itu.

"Boruto-kun, ayo berangkat," ajak Sumire. Boruto mengangguk dan langsung menggandeng Sumire.

Deg.

Deg.

Deg.

Debaran yang sama lagi. Wajahnya juga memerah. Nyaman saat bersama pemuda ini. Sikap dan aroma tubuh Boruto membuat Sumire nyaman. Rasa yang aneh, batinnya.

'Apa aku...mencintainya ?,'

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Huwahh !!! Sugoi~ ramai sekali !!," jerit Sumire kagum, saat melihat berbagai macam permainan di pekan raya itu. Memang tak terlalu besar, namun cukup membuat seorang Shigaraki Sumire menjerit kagum di buatnya.

"Nee-Nee Boruto-kun, ayo kita main itu !," ajak Sumire pada Boruto sambil menunjuk kearah sebuah stand permainan menembak. Belum juga Boruto menjawab, lengan kekarnya sudah ditarik lebih dahulu oleh Sumire. Ia pasrah akan apa yang dilakukan oleh gadis itu.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Skipp>>

"Manis~," gumam Sumire saat ia memakan permen kapas ditangannya. Boruto tersenyum mendengarnya.

"Sudah puas ?," tanyanya. Sumire mengangguk.

"Kalau begitu, bagaimana jika kita main satu permainan lagi sebelum pulang ?," tawar Boturo. Sumire mengerutkan dahinya.

"Main apa ?," Boruto lantas memunjuk bianglala raksasa dengan lampu berkelap-kelip indah. Mata Sumire berbinar kagum melihatnya.

"Mau ?,"

Gadis itu mengangguk.

Mereka lantas menaiki bianglala raksasa tersebut.

"Sugoi !!~," sekali lagi ucapan kagum berhasil terlontar keluar dari mulut mungil Sumire. Ya, bukan Sumire namanya jika tak kagum melihat pemandangan kota Konoha dari atas yang begitu indah ini. Boruto tersenyum lembut melihat Sumire bahagia.

"Cantik kan ?,"

"Iya. Cantik !," jawab Sumire sependapat.

"Kau juga cantik,"

Satu kalimat yang keluar dari mulut Uzumaki sulung ini. Berhasil, membuat Sumire kaget dengan wajah meronah. Sementara, Boruto tersenyum canggung saat menyadari kebodohannya.

"A-ari-gattou," ucap Sumire terbata. Tak disangka, Boruto akan mengatakan hal itu dan membuat jantungnya berdegup kecang. Hal itu membuat Sumire yakin pada satu hal, jika Ia mencintai playboy sekolah ini.

Satu tindakan Boruto yang membuatnya kembali meronah padam adalah saat Boruto mengatakan perasaannya yang sebenarnya.

"Tsu-tsuki desu !!!," Boruto berucap lantang sambil menggenggam tangan mungil Sumire. Sementara, Sumire masih terkejut dengan kejadian ini.

"Maukah kau...menjadi...kekasihku ?,"

Sumire tersenyum lembut. Bertepatan dengan menyalanya kembang api, membuat Suasana di dalam bianglala itu makin Romantis.

Sumire membuka mulutnya perlahan dan mengucap satu kata.



















































































"A-aku mau,"

"Bolt-kun...,"

Tbc...

MitsuSara vs MitsuSumi [DONE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang