Chapter 26

558 38 4
                                    

"Hm ? Bicara apa ?," Gadis bersurai merah terang itu tak menjawab. Ia memejamkan matanya, menikmati air panas dan pemandangan pemandian tersebut. Jarang-jarang kan dapat menikmati berendam di kolam air panas di dalam penginapan mewah.

"Kakakku berhasil menyatakan cintanya," tanpa curiga sama sekali, Sarada tersenyum senang. "Syukurlah. Aku harap hubungan mereka langgeng,"

"Sarada-san, senang mendengarnya ?," Sarada mengangguk, walaupun ia memang merasa aneh dengan pertanyaan tersebut. "Anu...apakah kau tak senang ?,"

"Kau bercanda ? Tentu aku senang. Sangat senang malah. Akhirnya kakakku menemukan kebahagiaannya," Yuuna tersenyum penuh semangat. Namun, senyumnya tiba-tiba hilang saat iris matanya memandang Sarada. "Etto...aku kau mau mendukung hubungan kakakku ?,"

"Tentu ! Yodo adalah teman baikku. Aku pasti mendukungnya," Iris onyx Sarada menangkap kelegahan di wajah Yuuna. Gadis itu tersenyum. "Itu bagus,"

"Semakin banyak dukungan. Semakin besar kemungkinan Kakakku akan bahagia,"
.
.
.
.

Seusai berendam di kolam air panas. Sarada segera menuju ke ruang makan, karena tak bisa dipungkiri jika perutnya sudah keroncongan. Minta diisi. Ah ! Mungkin ini penyebab berat badannya naik, mungkin ia akan diet.

Setelah memesan makanan, Sarada segera menuju ke deretan kursi dan meja makan disana. Senyum jahilnya mengembang, kala melihat sosok pirang yang tak asing baginya. Duduk di salah satu kursi sambil mendengarkan lagu.

"Yodo-chan !!! Konichiwa !!," satu teriakan cempreng Sarada, berhasil membuat Yodo terkejut bukan main. Untung aja dia kagak punya penyakit jantung. "Sarada-chan ! Berhenti berteriak, kau membuatku terkejut tahu !," Tutur Yodo sambil mendengus imut kearahnya.

Seakan tak merasa bersalah. Sarada duduk di hadapan Yodo yang memang kesal padanya. Dan memakan makanannya dengan santainya. "Selamat ya ! Aku dengar dari Yuuna, pernyataan cintamu berhasil,"

"Origattou. Padahal aku ingin mengatakannya padamu nanti, dasar si Yuuna itu !,"

"Hhhh...sudahlah. dia juga ikut senang mendengarnya tahu. Dia adik yang baik ya,"

"Mou...mungkin begitu menurutmu. Kau tahu, kadang ia menjadi menyebalkan. Dia keras kepala dan punya sikap jelek lainnya. Tapi...dia selalu berusaha membuatku bahagia. Ya ! Dia adik terbaik yang aku punya," tutur Yodo.

"Lalu...kau sendiri bagaimana ?," Seketika, nafsu makan Sarada menghilang. Gadis surai hitam itu tersenyum palsu. "Ah...itu...orang yang kusukai...sudah berkencan dengan orang lain,"

"Dan...kau...," Sarada mengangguk, seakan bisa membaca isi pikiran Yodo. "Dan mungkin...aku harus menyerah lagi,"

Brakk !!

"Tidak ! Tidak akan kubiarkan !!," Ujar Yodo tak terimah. "Memang kenapa jika dia sudah punya pacar. Selama ada kesempatan, harus kita manfaatkan," tutur Yodo lagi.

"Tak perduli orang lain berpikir apa tentang kita. Selama kita percaya kami-sama telah menakdirkan kita bersama. Maka, segala mungkin untuk dilakukan,"

sekali lagi, Yodo terlihat sangat mengagumkan di mata Sarada. Sarada sadar, Yodo bukan hanya cantik luar dalam. Gadis ini begitu dewasa dalam menyikapi berbagai masalah dalam kehidupannya. Terkadang, Sarada merasa iri dan minder bila bersama Yodo. Ia sering merasa jika tak sebanding dengan Yodo yang sangat sempurna. Namun, ia yakin pertemuan mereka bukanlah sebuah kebetulan. Pasti Kami-sama mengirimkan Yodo untuk membantu Sarada dalam masa-masa sulit yang tak bisa ia lalui sendiri.

Sarada menggenggam tangan Yodo. Tersenyum. Senyum indah yang tak pernah ia perlihatkan pada siapun.

"Aku bersyukur kita bertemu, yodo. Arigattou,"
.
.
.
.
.

Keesokan harinya adalah hari terakhir darmawisata. Otomatis, Mitsuki dan rombongannya akan pulang ke Konoha. Begitu juga Yodo.

Hari ini, entah mengapa. Yodo mengajaknya mengunjungi sebuah menara pencakar langit di Suna. Letaknya memang agak jauh dari penginapan, namun dekat dengan stasiun kereta api. Pemandangan kota Suna dapat terlihat dengan jelas dari lantai teratas menara tersebut. Mungkin, karena alasan tersebut, Yodo berinisiatif mengajak Mitsuki ke tempat ini. Sekaligus untuk berkencan.

"Kirei~," gumam Yodo kagum. Disampingnya Mitsuki ikut menganggguk, setuju dengan perkataan Yodo. "Ini sangat indah. Aku bahkan tak tahu jika ada tempat semenakjub ini di suna,"

"Jelas dong ! Aku Yodo, gadis asal Suna. Ini rumahku. Aku sangat mengenalnya," ujar Yodo bangga. Mitsuki tersenyum kecil. Yodo mengingatkannya pada Sarada. Gadis yang masih mengisi hatinya. Walaupun ia tak yakin, apakah mereka bisa bersama lagi.

"Nee, Mitsuki," Mitsuki memandang Yodo bingung. Prilaku gadis ini berubah. Menjadi lebih gugup.

"Ada apa ?,"

"Bisakah kita...













































...berciuman ?,"

Tbc...

Akhirnya bisa update. Maafkan author yang kemarin-kemarin gak update-update readers.

Ada masalah dengan wattpad saya akhir-akhir ini. Tapi, setelah bersemedi di gunung myoboku // lah...kejauhan 😅 // akhirnya dapat terselesaikan dengan damai...emang perang apa.

Yaudah deh, sekian dari Author. Soalnya nanti kalo kebanyakan bacot malah makin gaje.

Ok, vote and Koment ya ! Author tunggu loh ! Tenang, kalo nge-vote atau Koment. Nanti dapat kecup manja dari Karma // wheyy !! Husbunya siapa ni nyasar !! //

Sekian...
Jaa~

MitsuSara vs MitsuSumi [DONE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang