Aku tak pernah lupa hari dimana aku pulang semakin larut karena Taeho. Ya, karena lelaki itu.
Hari itu, aku harus menyelesaikan desain untuk tugas matakuliahku di kampus bersama teman-teman kelompokku. Sebenarnya, tak dapat pula dikata kami bekerja bersama. Jika anggota kami ada enam orang, mungkin.. hanya dua diantara kami yang benar mengerjakan tugas ini?
Aku lelah. Sangat lelah, hingga ingin pingsan saja rasanya tubuh ini. Otakku terasa panas, karena sedari tadi tanpa henti memikirkan tugad desain hanya dengan satu orang saja. Ya, ketika seharusnya kami memikirkannya bersama empat orang lainnya.
Tapi percuma. Pada akhirnya si bodoh ini tak bisa mengelak dan memilih mengalah.
Aku melangkahkan kaki gontai menuju halte bus. Rambut hitam panjangku kubiarkan terurai menutupi sisi samping wajahku yang mungkin sudah tak keruan lagi bentuknya. Tudung jaket musim dinginku pun kukenakan sebagai upaya menyembunyikan wajahku.
Waktu telah menunjukkan pukul sebelas lebih dua puluh malam. Tersisa kurang dari satu jam lagi sebelum bus terakhir beroperasi. Aku hanya berpikir bahwa aku harus secepatnya pulang.
Tinggal sendiri di apartemen murah yang jauh dari kedua orang tua, tak dapat menjadi alasan untuk ku pulang lebih dari larut malam.
"Aku sangat lelah. Aku bahkan tak kuat lagi untuk marah," gumamku, lirih.
Rasanya seperti jauh sekali jarak halte bus dari gedung kampus. Tubuh dan pikiranku yang lelah ini tak dapat menahan lagi segalanya, bahkan langkah kaki. Akhirnya, kuputuskan untuk berhenti melangkah.
Tepat saat ingin rasanya kupejamkan mata sejenak, aku melihat sosok Taeho melintas dari arah berlawanan. Ia.. mabuk?
"Kau.. Yunhee yang mengambil kamera beberapa hari lalu, bukan?"
Sontak saja aku terkejut. Kupikir tudung jaket yang kukenakan sejak tadi telah berhasil menutupi wajahku, tapi.. aku ketahuan oleh Taeho.. yang sedang dalam kondisi setengah sadar?
"Y-Ya"
Aku hanya menjawab singkat pertanyaan lelaki itu. Aku tak begitu suka berdekatan dengan seseorang yang sedang dalam kondisi mabuk, apalagi.. ketika orang itu adalah seorang lelaki.
"Mengapa kau masih disini? Dimana pun rumahmu, kau harus segera pulang.. siapa namamu? Oh ya, Ji Yunhee"
Jelas sekali Taeho mabuk. Tapi, ia masih dapat berbicara dalam kondisi normal dan mengontrol dirinya. Sebiasa itukah orang ini 'minum'? Habis berapa botol ia perharinya?
Mau tak mau, pikiran itu terlintas di benakku. Aku sama sekali tak terkejut melihat Taeho seperti ini. Toh, perilaku berandalnya telah tersebar hingga ke penjuru kampus.
Tapi, ini kali keduanya aku berbicara pada Taeho. Pertama ketika ia dalam kondisi sadar, dan kedua.. ketika ia dalam kondisi setengah sadar.
Aku ingat apa yang kupikirkan saat itu. Mimpi apa aku semalam hingga mengenal Taeho dengan cara seperti ini?
ㅡ
a (first) drunk-taeho scene.
KAMU SEDANG MEMBACA
y o u ✓
Teen Fiction"Aku tak tahu spesies manusia sepertimu masih ada di dunia." ©2018, amyoungiya_